Toxic shock syndrome adalah kumpulan gejala berat yang terjadi akibat infeksi bakteri Staphylococcus aureus. Kondisi ini sangat jarang terjadi, tetapi dapat berakibat fatal sehingga harus dicegah dengan sebaik mungkin.
Toxic shock syndrome (TSS) terjadi ketika bakteri Staphylococcus aureus masuk ke dalam tubuh dan mengeluarkan racun. Racun ini kemudian masuk ke pembuluh darah dan mengganggu fungsi organ, seperti jantung, hati, dan ginjal.
TSS dapat bermula dari bagian tubuh mana pun dan gejala awalnya bisa tidak terlihat. Kebanyakan kasus TSS terjadi akibat menggunakan produk yang dimasukkan ke dalam vagina, seperti tampon, terlalu lama. Namun, bakteri juga dapat masuk lewat tempat lain, seperti luka atau bekas operasi pada kulit.
Penyebab Toxic Shock Syndrome
Toxic shock syndrome disebabkan oleh racun yang diproduksi oleh bakteri berikut:
- Staphylococcus aureus
- Streptococcus pyogenes
- Clostridium sordellii
Normalnya, bakteri tersebut hidup dalam tubuh manusia dan tidak menimbulkan gangguan apa pun. Namun, pada beberapa kondisi, bakteri ini dapat tumbuh dengan cepat dan memproduksi racun.
Beberapa kondisi yang dapat meningkatkan risiko terjadinya toxic shock syndrome termasuk:
- Menggunakan tampon dengan daya serap tinggi atau menstrual cup selama lebih dari 8 jam
- Menderita luka atau infeksi pascaoperasi
- Mengalami nfeksi kulit, seperti impetigo atau selulitis
- Baru saja melahirkan atau menjalani kuret
- Memakai kain kasa untuk menyumpal pendarahan yang dalam
- Memiliki daya tahan tubuh yang lemah atau kondisi medis lain yang serius
- Terinfeksi virus, seperti flu atau cacar air
- Berusia sangat muda (bayi) atau sangat tua
- Pernah mengalami TSS
Gejala Toxic Shock Syndrome
Gejala toxic shock syndrome dapat bervariasi, tergantung pada bakteri penyebabnya. Pada fase awal, gejala TSS dapat menyerupai penyakit lain dan muncul secara tiba-tiba. Gejala toxic shock syndrome yang muncul tiba-tiba termasuk:
- Demam tinggi dan menggigil
- Nyeri otot
- Muntah dan diare
- Sakit kepala
- Sakit tenggorokan
Gejala di atas bisa bertambah parah dengan sangat cepat. Penderita TSS juga dapat mengalami:
- Tekanan darah rendah (hipotensi)
- Kepala terasa ringan, pusing, atau pingsan
- Kemerahan di area mata, mulut, dan tenggorokan
- Kulit kemerahan dan mengelupas, termasuk di telapak kaki atau telapak tangan
- Linglung
- Kejang
- Nyeri hebat di area infeksi
- Sesak napas
- Bengkak di area tangan dan kaki
- Jumlah urine berkurang
Kapan harus ke dokter
Segera periksakan diri Anda ke dokter apabila mengalami gejala di atas, terutama jika Anda memiliki faktor yang meningkatkan risiko terjadinya kondisi ini.
Jika Anda mengalami gejala toxic shock syndrome ketika sedang menggunakan tampon atau menstrual cup, keluarkan produk tersebut secepatnya tanpa perlu berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu.
Diagnosis Toxic Shock Syndrome
Untuk mendiagnosis toxic shock syndrome, dokter akan menanyakan beberapa hal berikut:
- Gejala yang dialami pasien
- Penyakit yang pernah dialami pasien dan keluarganya
- Prosedur pengobatan yang pernah dijalani pasien
Setelah itu, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik untuk melihat tanda-tanda TSS. Selanjutnya, agar diagnosis lebih pasti, dokter akan menjalankan tes lebih lanjut, seperti:
- Tes darah atau tes urine, untuk melihat keberadaan bakteri penyebab TSS
- Tes usap (swab) vagina, leher rahim, atau tenggorokan, untuk menganalisa penyebab TSS di laboratorium
- Pengambilan sampel jaringan di area infeksi, untuk memastikan penyebab TSS
Jika gejala yang dialami sudah parah, dokter mungkin akan melakukan pemeriksaan penunjang untuk melihat kondisi organ tubuh lain. Pemeriksaan yang dilakukan bisa meliputi:
- CT scan
- Foto Rontgen
- Lumbal pungsi
Pengobatan Toxic Shock Syndrome
TSS merupakan kondisi serius sehingga pengobatannya hanya bisa dilakukan di rumah sakit. Beberapa tindakan medis yang dapat diberikan dokter untuk mengobati toxic shock syndrome termasuk:
- Antibiotik, untuk melawan bakteri penyebab infeksi
- Antibodi (imunoglobulin) dari donor untuk membantu tubuh melawan infeksi
- Oksigen tambahan, untuk membantu pernapasan
- Cairan untuk mencegah dehidrasi dan kerusakan organ
- Obat-obatan untuk mengontrol tekanan darah
- Cuci darah atau dialisis jika terjadi gagal ginjal akut
- Operasi untuk mengangkat jaringan yang terinfeksi
Komplikasi Toxic Shock Syndrome
TSS dapat dengan cepat menyebabkan kerusakan organ tubuh lain. Komplikasi toxic shock syndrome termasuk:
- Syok
- Gagal ginjal
- Kerusakan hati
- Pendarahan hebat
- Kematian jaringan (gangrene)
- Kematian
Pencegahan Toxic Shock Syndrome
TSS merupakan penyakit yang jarang terjadi. Namun, kondisi ini harus dicegah karena bisa berakibat fatal. Cara utama untuk mencegah toxic shock syndrome adalah dengan mencegah infeksi.
Anda dapat mencegah infeksi dengan melakukan beberapa upaya berikut:
- Menjaga kebersihan area luka atau bekas operasi pada kulit
- Mengikuti petunjuk atau arahan dari dokter mengenai cara merawat bekas luka operasi atau cedera
- Menghubungi dokter ketika luka mengalami gejala infeksi, seperti kemerahan, nyeri, atau bengkak
Jika Anda menggunakan tampon atau menstrual cup, perhatikan hal-hal berikut:
- Cuci tangan sebelum menggunakan tampon.
- Ganti tampon setiap 4−8 jam atau lebih sering jika darah menstruasi keluar lebih banyak dari biasanya.
- Hindari penggunaan tampon dengan daya serap tinggi.
- Hindari penggunaan tampon ketika tidak sedang menstruasi.
- Gunakan menstrual cup dengan bahan yang lembut agar tidak melukai dinding vagina.
Penggunaan tampon bisa meningkatkan risiko terjadinya TSS. Oleh sebab itu, gunakan pembalut biasa ketika menstruasi alih-alih tampon. Anda juga dapat menurunkan risiko mengalami TSS dengan menggunakan kondom diafragma atau kondom wanita.