Cedera kepala ringan adalah cedera umum yang terjadi saat kepala terbentur dan menimbulkan gejala yang tidak terlalu parah. Cedera ini sering kali terjadi akibat terjatuh atau terbentur benda keras. Meski umumnya tidak berbahaya, cedera kepala ringan tetap perlu diperiksakan ke dokter untuk memastikan kondisi aman.
Otak adalah organ lunak yang dilindungi oleh tengkorak dan cairan khusus yang menyerap benturan. Saat kepala terbentur, otak dapat terdorong dan menabrak dinding tengkorak sehingga menyebabkan gangguan sementara pada fungsi otak. Inilah yang menimbulkan gejala cedera kepala ringan.
Penyebab Cedera Kepala Ringan
Otak terbentuk dari jaringan lunak. Organ vital ini dikelilingi oleh cairan serebrospinal, yang berfungsi melindungi otak ketika terjadi benturan di kepala.
Cedera kepala ringan terjadi ketika otak membentur tulang tengkorak kepala. Hal ini menyebabkan fungsi otak terganggu untuk sementara.
Beberapa aktivitas sehari-hari dapat meningkatkan risiko cedera kepala ringan. Berikut beberapa contohnya:
- Terjatuh, terutama pada permukaan licin atau saat menggunakan tangga
- Mengikuti olahraga yang berisiko menyebabkan benturan, seperti sepak bola, hoki, dan tinju, terutama bila tidak memakai alat pelindung
- Mengalami kecelakaan, misalnya saat bersepeda atau berkendara
- Mengalami benturan keras di kepala, misalnya akibat kecelakaan atau kekerasan fisik
- Memiliki riwayat benturan atau cedera di kepala
Gejala Cedera Kepala Ringan
Cedera kepala ringan bisa menimbulkan berbagai gejala, baik pada fisik, saraf sensorik, maupun mental. Beberapa gejala dapat muncul seketika setelah kejadian, sedangkan gejala lain bisa muncul dalam beberapa hari atau beberapa minggu kemudian.
Berikut ini adalah gejala fisik yang dapat timbul akibat cedera kepala ringan:
- Sulit tidur
- Mudah lelah dan mengantuk
- Mual dan muntah
- Gangguan keseimbangan
- Pusing dan sakit kepala
- Kesulitan bicara
- Linglung
- Hilang kesadaran selama beberapa detik atau menit
Pada sistem saraf sensorik, gejala yang ditimbulkan dapat berupa:
- Rasa tidak enak di mulut
- Sensitif terhadap cahaya dan suara
- Perubahan pada kemampuan indra penciuman
- Telinga berdenging
- Penglihatan kabur
Sementara itu, gejala mental yang dapat muncul akibat cedera kepala ringan meliputi:
- Suasana hati yang gampang berubah
- Mudah merasa cemas dan depresi
- Gangguan mengingat dan konsentrasi, bahkan aphantasia
Kapan harus ke dokter
Segera ke dokter jika mengalami benturan di kepala dan timbul gejala seperti yang disebutkan di atas, terutama jika gejala muncul setelah beberapa jam atau hari. Jika ragu, Anda bisa berkonsultasi lewat Chat Bersama Dokter untuk mendapatkan saran penanganan awal.
Segera cari pertolongan medis atau ke IGD rumah sakit terdekat jika orang terdekat Anda mengalami benturan di kepala dan muncul keluhan berikut:
- Mual dan muntah
- Linglung
- Telinga berdenging
- Pusing dan sakit kepala
- Keluar darah dari hidung atau telinga
- Hilang kesadaran lebih dari 30 detik
- Perubahan pada perilaku dan cara bicara
- Perubahan pada mental dan koordinasi gerak tubuh
- Perubahan pada mata, seperti pupil membesar atau tidak sama ukurannya antara bagian kanan dan kiri
- Gangguan penglihatan
- Lemah pada tungkai
- Kejang
Diagnosis Cedera Kepala Ringan
Dokter akan bertanya terkait gejala yang dialami, dan apakah ada riwayat benturan di kepala. Setelah itu, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik untuk mengetahui tingkat keparahan cedera kepala yang dialami pasien.
Pemeriksaan fisik dimulai dengan skala penilaian Glasgow Coma Scale (GCS), untuk menilai respons mata, tangan, dan kaki pasien. GCS memberi nilai dari 3–15, di mana makin tinggi nilainya akan makin ringan cederanya. Selain itu, dokter mungkin akan melakukan beberapa pemeriksaan tambahan, seperti:
- Pemeriksaan saraf, untuk mengetahui fungsi penglihatan, pendengaran, dan keseimbangan
- Pemindaian kepala dengan CT scan atau MRI, untuk melihat seberapa parah cedera yang dialami
Pengobatan Cedera Kepala Ringan
Kebanyakan cedera kepala ringan dapat sembuh sendiri dengan istirahat. Namun, jika diperlukan, dokter akan meresepkan obat paracetamol untuk meredakan sakit kepala.
Dokter juga akan menyarankan pasien untuk tidak melakukan aktivitas yang bisa memperburuk gejala, misalnya aktivitas yang memerlukan banyak gerak atau konsentrasi tinggi.
Meski begitu, pasien tidak disarankan untuk istirahat total. Sebaiknya, lakukan aktivitas ringan, misalnya berjalan santai, sesekali agar dapat diketahui apabila ada gejala yang memburuk atau muncul gejala lain. Jika ada, periksakan diri ke dokter agar segera mendapatkan penanganan.
Untuk membantu proses pemulihan, ada beberapa hal yang harus diperhatikan, yaitu:
- Jangan minum obat aspirin dan ibuprofen.
- Hindari minum obat tidur atau obat golongan sedatif, seperti alprazolam, kecuali diresepkan oleh dokter.
- Jangan mengonsumsi minuman beralkohol.
- Jangan berkendara, mengoperasikan mesin, dan berolahraga sebelum benar-benar sembuh.
- Tanyakan kepada dokter kapan Anda dapat kembali bersekolah, berolahraga, atau bekerja.
Komplikasi Cedera Kepala Ringan
Meskipun jarang, komplikasi yang dapat muncul akibat cedera kepala ringan antara lain:
- Sakit kepala yang muncul terus-menerus setelah cedera
- Vertigo pascatrauma, yang bisa muncul selama berhari-hari, berminggu-minggu, bahkan berbulan-bulan setelah cedera
- Sindrom pascagegar otak, meliputi sakit kepala, pusing berputar, dan sulit berpikir, yang tidak kunjung hilang hingga 3 minggu setelah cedera
Pencegahan Cedera Kepala Ringan
Upaya-upaya ini dapat membantu Anda mengurangi risiko terjadinya cedera kepala ringan:
- Menggunakan alat pelindung diri saat melakukan aktivitas atau olahraga yang berisiko terjadi benturan
- Memakai sabuk pengaman saat mengemudikan mobil dan mengenakan helm saat mengendarai motor
- Memastikan keamanan di rumah, seperti membuat pegangan tangan di tangga dan memasang alas antiselip agar lantai kamar mandi tidak licin
- Berolahraga secara teratur untuk melatih keseimbangan dan memperkuat otot kaki