Trikotilomania merupakan gangguan mental yang ditandai dengan keinginan kuat untuk mencabuti rambut tanpa alasan yang jelas. Meski menyadari bahwa tindakan tersebut salah, penderita trikotilomania tidak dapat menghentikan dorongan untuk terus mencabuti rambutnya saat stres.
Setiap orang memiliki caranya sendiri dalam mengatasi kecemasan dan stres. Pada penderita trikotilomania, stres atau cemas akan menjadi pendorong yang kuat untuk mencabuti rambutnya sendiri.
Tidak hanya menarik rambut di kulit kepala, penderita trikotilomania mungkin juga akan mencabut bulu mata, alis, jenggot, kumis, atau rambut yang tumbuh di area genital. Apabila tidak ditangani, kebiasaan ini dapat menyebabkan kebotakan setempat (pitak).
Mengenal Penyebab Trikotilomania
Penyebab trikotilomania belum diketahui dengan pasti. Namun, sama seperti beberapa gangguan mental lainnya, trikotilomania bisa terjadi karena kombinasi faktor genetik dan lingkungan.
Berikut ini adalah beberapa hal yang dapat meningkatkan risiko terjadinya trikotilomania:
1. Faktor genetik
Faktor genetik mungkin berperan dalam terjadinya trikotilomania. Apabila seseorang memiliki orang tua atau kerabat yang mengalami trikotilomania, kecenderungan itu dapat menurun kepadanya. Kemungkinan ia mengalami menderita trikolomania pun menjadi lebih besar.
2. Usia
Trikotilomania biasanya berkembang saat memasuki usia remaja atau paling sering pada rentang usia 10−13 tahun dan bisa berlangsung seumur hidup. Gangguan ini dapat dipicu oleh peningkatan hormon pubertas dan hormon stres, sehingga dorongan untuk menarik rambut makin kuat.
Tidak hanya pada remaja, gangguan untuk mencabuti rambut juga bisa terjadi pada bayi, tetapi umumnya hanya bersifat ringan dan bisa hilang dengan sendirinya.
3. Gangguan mental lain
Penderita trikotilomania mungkin juga memilki gangguan mental lain, seperti depresi, kecemasan, atau gangguan obsesif komplusif (OCD). Meski tidak semua penderita gangguan mental tersebut mengalami trikotilomania, beberapa di antaranya akan menikmati sensasi yang timbul ketika menarik rambut dari kulit kepala.
4. Pengalaman traumatis
Mengalami peristiwa traumatis juga dapat memicu terjadinya trikotilomania, misalnya konflik keluarga, pelecehan seksual, atau kematian orang tersayang.
Berbagai peristiwa di atas dapat menimbulkan kenangan yang menyakitkan hingga memicu terjadinya stres. Kondisi tersebut bisa membuat penderitanya mencabuti rambut sendiri untuk menenangkan diri.
Trikotilomania memang dapat dialami oleh siapa pun. Namun, penelitian menunjukkan bahwa kondisi ini lebih sering dialami oleh wanita daripada pria.
Ketahui Gejala Trikotilomania
Penderita trikotilomania dapat dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu kelompok yang dengan sengaja mencabuti rambutnya untuk meredakan ketegangan dan kelompok yang tanpa sadar menarik rambutnya saat membaca, menonton televisi, atau merasa bosan.
Beberapa gejala yang ditunjukkan penderita trikotilomania meliputi:
- Mencabut rambut berulang kali sehingga menyebabkan kebotakan
- Merasa tegang dan berusaha menahan keinginan untuk mencabut rambut
- Merasa lega, puas, dan senang setelah menarik rambut
- Memiliki area rambut, bulu mata, maupun alis yang menipis atau botak
- Menggigit, menguyah, atau memakan rambut yang dicabut
- Memainkan rambut yang telah dicabut
- Mencoba berhenti mencabuti rambut, tetapi tidak pernah berhasil
- Mengalami kesulitan untuk bersosialisasi
Tidak hanya beberapa gejala di atas, penderita trikotilomania mungkin juga bisa menunjukkan gejala lain, seperti menggigiti kuku, mengopek kulit, dan menarik serat selimut atau rambut boneka.
Cara Mengobati Trikotilomania
Cara untuk mengobati trikotilomania sering kali melibatkan terapi, obat-obatan, maupun kombinasi dari keduanya. Berikut ini adalah jenis penanganan yang bisa diberikan pada penderita trikotilomania:
1. Terapi perilaku kognitif
Terapi prilaku kognitif akan membantu penderita trikotilomania untuk lebih menyadari tindakan yang dilakukannya. Pada sesi terapi, penderita akan diajak untuk mengenali situasi yang menimbulkan dorongan untuk mencabuti rambut. Lalu, psikiater akan membantu penderita untuk menemukan cara guna mengendalikan dan mengalihkan dorongan tersebut dengan kegiatan lain.
2. Terapi pengaturan emosi
Pada sesi terapi ini, psikiater akan membantu penderita trikotilomania untuk mengelola emosi yang dimilikinya, seperti kecemasan, ketakutan, dan kesedihan. Penderita diharapkan dapat memahami dan menerima emosi yang dimilikinya, sehingga ia bisa mengubah respon terhadap emosi tersebut.
3. Terapi kelompok
Terapi kelompok juga dapat dimanfaatkan untuk menangani trikotilomania. Melalui terapi ini, penderita akan mendapatkan dukungan dari anggota kelompok yang memiliki pengalaman yang sama, sehingga ia tidak merasa sendiri dalam menghadapi masalah
4. Obat-obatan
Beberapa jenis obat mungkin dapat membantu mengatasi trikotilomania, misalnya obat antidepresan untuk membantu mengurangi dorongan menarik rambut. Obat dari golongan antipsikotik juga bisa diresepkan untuk mengobati gangguan bipolar dan kecemasan yang memicu terjadinya trikotilomania.
Selain itu, dokter mungkin akan memberikan antikonvulsan yang bermanfaat untuk mengurangi kejang dan gangguan lain yang memengaruhi gerakan otot, termasuk mengatasi gerakan refleks untuk mencabuti rambut pada penderita trikotilomania.
Tidak sedikit penderita trikotilomania yang merasa sendirian, malu, dan bersalah dengan kebiasaan yang ia lakukan. Oleh karena itu, jika Anda mengenal seseorang yang menderita gangguan ini, sebaiknya berikan dukungan dan temani ia untuk mendapatkan bantuan dari psikiater. Jika Anda yang menderita kondisi ini, jangan ragu untuk meminta pertolongan.