Tromboflebitis adalah penyumbatan pada pembuluh darah vena yang memicu terjadinya peradangan dan pembengkakan. Umumnya, tromboflebitis terjadi pada vena di kaki. Namun, tidak tertutup kemungkinan kondisi ini terbentuk pada vena di lengan atau bagian tubuh lainnya.
Tromboflebitis biasanya terjadi akibat tidak lancarnya aliran darah di pembuluh darah vena. Aliran darah yang tidak lancar ini dapat memicu terbentuknya gumpalan darah (trombus), yang kemudian akan menyumbat aliran darah pada vena. Hal ini dapat menyebabkan peradangan dan pembengkakan (flebitis).
Tromboflebitis dapat terjadi pada satu vena atau lebih. Kondisi ini bisa terjadi pada pembuluh darah vena yang berada di dekat kulit (superficial thrombophlebitis) atau vena yang terletak lebih dalam (deep vein thrombosis).
Artikel ini hanya membahas superficial thrombophlebitis, atau cukup disebut dengan tromboflebitis.
Penyebab Tromboflebitis
Tromboflebitis disebabkan oleh terbentuknya gumpalan darah. Hal ini dapat terjadi akibat beberapa hal di bawah ini:
- Kecenderungan darah untuk menggumpal (trombofilia) yang diturunkan dari orang tua, misalnya defisiensi protein C, yang membuat darah lebih mudah menggumpal
- Trombofilia akibat penyakit tertentu, seperti sindrom antifosfolipid atau polisitemia vera
- Cedera pada vena akibat pemasangan infus, kateter pembuluh darah, atau alat pacu jantung
- Tidak bergerak dalam waktu lama, misalnya duduk di mobil atau pesawat dalam perjalanan panjang, atau terlalu lama berbaring karena menderita sakit (misalnya stroke)
Faktor risiko tromboflebitis
Risiko tromboflebitis pada seseorang bisa meningkat jika terdapat beberapa faktor berikut:
- Berusia di atas 60 tahun
- Sedang hamil atau baru saja melahirkan
- Pernah mengalami tromboflebitis
- Memiliki keluarga yang mengalami gangguan pembekuan darah
- Menggunakan alat pacu jantung atau kateter yang terpasang di vena besar
- Mengalami perubahan hormon, misalnya karena menjalani terapi penggantian hormon atau mengonsumsi pil KB
- Mengalami dehidrasi sehingga pembuluh darah menjadi menyempit dan darah mengental
- Memiliki berat badan berlebih atau obesitas
- Merokok
- Pernah terkena stroke
- Menderita kanker
Gejala Tromboflebitis
Gejala tromboflebitis biasanya muncul pada anggota gerak, terutama kaki. Tanda dan keluhan tersebut antara lain:
- Pembengkakan
- Penonjolan pembuluh darah vena di permukaan kulit
- Kulit yang memerah dan terasa hangat saat diraba
- Nyeri yang memburuk bila ditekan
Kapan harus ke dokter
Segera periksakan diri ke dokter jika muncul gejala di atas, terutama bila memiliki faktor risiko tromboflebitis. Penanganan harus segera diberikan apabila nyeri dan pembengkakan pada pembuluh vena cukup parah.
Meski jarang, tromboflebitis dapat menyebabkan emboli paru. Segera ke IGD rumah sakit terdekat jika mengalami gejala berupa:
- Nyeri dada
- Sesak napas
- Batuk berdarah
Diagnosis Tromboflebitis
Diagnosis tromboflebitis dimulai dengan tanya jawab mengenai kondisi pasien. Dokter akan mengajukan pertanyaan mengenai hal-hal berikut:
- Gejala yang muncul
- Penyakit lain yang pernah diderita
- Penyakit di dalam keluarga
Setelah itu, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik untuk melihat pembuluh darah yang terkena tromboflebitis. Untuk memastikan diagnosis, dokter dapat melakukan pemeriksaan lanjutan, seperti:
- USG, untuk melihat penyumbatan di vena dan memeriksa kondisi vena yang terletak lebih dalam
- Tes darah, untuk mengukur kadar D-dimer, yaitu protein yang terbentuk ketika gumpalan darah terurai
- Venografi dengan kontras, yaitu untuk mengetahui kondisi aliran darah di pembuluh vena menggunakan CT scan atau foto Rontgen
- MR angiografi (MRA) dengan menggunakan zat kontras, untuk melihat kondisi pembuluh darah vena secara lebih detail
Pengobatan Tromboflebitis
Tromboflebitis yang terjadi di bawah permukaan kulit (superficial) dapat diobati secara mandiri di rumah. Caranya adalah dengan melakukan langkah-langkah sederhana berikut:
- Mengonsumsi obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS), misalnya ibuprofen
- Mengompres area yang sakit dengan air hangat sebanyak 2–3 kali sehari
- Menempatkan tungkai yang sakit pada posisi lebih tinggi saat sedang tidur atau duduk
- Menggunakan stoking kompresi untuk melancarkan aliran darah kaki dan meredakan pembengkakan
Perlu diketahui bahwa pembelian OAINS untuk tromboflebitis memerlukan resep dokter. Resep tersebut bisa berupa resep biasa atau resep digital, yang diperoleh setelah melakukan konsultasi online dengan dokter lewat chat.
Jika dalam 1 minggu kondisi pasien tidak membaik atau bertambah parah, dokter dapat menyarankan beberapa metode pengobatan berikut:
- Pemberian obat pengencer darah (antikoagulan), seperti heparin atau warfarin, untuk mencegah gumpalan darah membesar
- Pemberian obat penghancur gumpalan darah atau trombolisis, seperti alteplase
- Bedah untuk mengangkat vena yang mengalami varises, untuk meredakan nyeri dan mencegah tromboflebitis kambuh
Pemasangan filter atau saringan di vena besar (vena cava) yang berada di perut, untuk mencegah emboli paru jika berisiko untuk mengalaminya
Komplikasi Tromboflebitis
Meskipun jarang, tromboflebitis dapat menyebabkan sejumlah komplikasi berikut:
- Post thrombotic syndrome (PTS), yaitu kondisi yang muncul beberapa bulan atau tahun setelah pasien terserang tromboflebitis, ditandai dengan nyeri parah yang disertai bengkak dan rasa berat pada tungkai yang terserang
- Emboli paru, yaitu gumpalan darah yang menyumbat pembuluh darah arteri di paru-paru
Pencegahan Tromboflebitis
Ada sejumlah cara yang dapat dilakukan untuk mencegah tromboflebitis, yaitu:
- Menggerakkan kaki lebih sering ketika berada di transportasi umum, seperti bus atau kereta, untuk perjalanan yang jauh
- Berjalan setidaknya 1 jam sekali jika pekerjaan mengharuskan Anda untuk duduk lama
- Tidak mengenakan pakaian ketat
- Minum air putih yang cukup agar terhindar dari dehidrasi
- Mengonsumsi obat, misalnya pengencer darah, sesuai anjuran dokter jika berisiko tinggi atau pernah mengalami penggumpalan darah