Trombosis arteri adalah terbentuknya gumpalan darah (trombus) di pembuluh darah arteri. Kondisi ini bisa menghambat aliran darah ke organ tubuh tertentu sehingga berpotensi menyebabkan kondisi yang serius, seperti serangan jantung dan stroke.
Trombosis arteri umumnya disebabkan oleh keluarnya sel keping darah (trombosit) sebagai respons tubuh akibat pecahnya plak penyebab aterosklerosis. Keping darah ini kemudian menyatu dan menggumpal. Jika gumpalan yang terbentuk cukup besar, pembuluh darah arteri bisa tersumbat.
Meski memiliki banyak kesamaan, trombosis berbeda dengan emboli. Trombosis merupakan penyumbatan yang terjadi secara spesifik akibat gumpalan darah di pembuluh darah. Sedangkan pada emboli, penyumbatan bisa disebabkan oleh zat asing, termasuk gelembung udara, lemak, bahkan cairan ketuban.
Penyebab Trombosis Arteri
Trombosis arteri terjadi ketika keping darah atau trombosit menggumpal sehingga menghambat aliran darah. Gumpalan darah sendiri umumnya terbentuk sebagai respons tubuh terhadap cedera atau luka yang terjadi di pembuluh darah.
Trombosis arteri paling sering disebabkan oleh pecahnya plak pada aterosklerosis. Selain itu, trombosis arteri juga bisa terjadi pada penderita vaskulitis, fibrilasi atrium, atau penderita sindrom antifosfolipid.
Ada beberapa faktor yang bisa meningkatkan risiko seseorang mengalami trombosis arteri, yaitu:
- Kebiasaan merokok
- Tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi, atau diabetes
- Berat badan berlebih atau obesitas
- Pola makan yang tidak sehat dan tinggi lemak jenuh
- Riwayat trombosis arteri atau aterosklerosis pada keluarga
- Gaya hidup kurang aktif bergerak atau beraktivitas fisik
- Kecanduan alkohol
- Usia lanjut
Gejala Trombosis Arteri
Trombosis arteri umumnya tidak menimbulkan gejala sampai gumpalan darah menyumbat atau menghentikan aliran darah ke bagian tubuh tertentu. Berdasarkan lokasi terjadinya sumbatan, gejala trombosis arteri yang umum terjadi adalah:
Sumbatan di pembuluh arteri koroner
Trombosis arteri yang menyumbat pembuluh arteri koroner dapat menyebabkan serangan jantung. Kondisi ini umumnya ditandai dengan beberapa gejala berikut:
- Nyeri dada
- Sesak napas
- Pusing
- Pucat
- Keringat dingin
- Mual dan muntah
Sumbatan di pembuluh arteri ke otak
Trombosis arteri yang menyumbat arteri di otak dapat menyebabkan stroke iskemik. Gejala pada kondisi ini antara lain:
- Mati rasa atau lemah pada salah satu sisi tubuh
- Wajah tampak tidak simetris atau salah satu sisinya terlihat lebih turun
- Bicara pelo, serta sulit berbicara atau memahami pembicaraan
- Gangguan keseimbangan dan koordinasi
- Sakit kepala atau pusing
- Sulit menelan
Sumbatan akibat gumpalan darah di arteri otak terkadang hanya berlangsung sementara. tetapi bisa menyebabkan stroke ringan atau TIA (transient ischemic attack).
Sumbatan di pembuluh arteri perifer
Kondisi ini umumnya terjadi akibat komplikasi dari penyakit arteri perifer. Pada penyakit arteri perifer, plak yang menumpuk bisa pecah dan menyebabkan terbentuknya gumpalan darah.
Gumpalan darah yang menyumbat arteri perifer dapat menimbulkan keluhan di bawah ini:
- Nyeri tungkai
- Tungkai tampak pucat, kebiruan, atau terasa dingin
- Mati rasa atau lemah di tungkai
Kapan harus ke dokter
Segera periksakan diri ke dokter jika mengalami gejala trombosis arteri. Anda juga perlu segera ke IGD rumah sakit terdekat bila mengalami gejala serangan jantung atau stroke. Kedua kondisi ini harus segera ditangani karena dapat berakibat fatal.
Jika Anda memiliki kondisi atau faktor yang bisa meningkatkan risiko terjadinya trombosis arteri, seperti obesitas, diabetes, atau hipertensi, lakukan kontrol atau pemeriksaan berkala ke dokter agar kondisi Anda selalu terpantau.
Diagnosis Trombosis Arteri
Untuk mendiagnosis trombosis arteri, dokter akan melakukan tanya jawab mengenai keluhan yang dialami pasien, serta riwayat kesehatan pasien dan keluarganya.
Jika pasien datang dalam kondisi gawat darurat, misalnya karena serangan jantung atau stroke, dokter akan memberikan pertolongan pertama terlebih dahulu untuk menstabilkan kondisi pasien.
Selanjutnya, untuk memastikan diagnosis trombosis arteri, dokter akan melakukan pemeriksaan berikut:
- Tes darah, untuk mengetahui kadar gula darah, kadar kolesterol, dan kecepatan penggumpalan darah
- USG Doppler, untuk mengamati aliran darah di pembuluh arteri yang diduga tersumbat
- MRI dan CT scan, untuk melihat bagian yang tersumbat atau rusak secara lebih jelas
- Angiografi, untuk melihat lebih detail kondisi pembuluh darah arteri yang mengalami penyumbatan atau kerusakan
Pengobatan Trombosis Arteri
Pengobatan trombosis arteri bertujuan untuk menghancurkan atau menghilangkan gumpalan darah dan mencegahnya terbentuk kembali. Dengan begitu, aliran darah ke organ-organ tubuh dapat kembali lancar.
Metode penanganan untuk trombosis arteri yang dapat diberikan oleh dokter antara lain:
Obat-obatan
Berikut adalah obat-obatan yang dapat diberikan untuk mengatasi trombosis arteri:
- Antikoagulan dan antiplatelet, seperti aspirin, clopidogrel, dan heparin, untuk mencegah penggumpalan darah
- Streptokinase, untuk menghancurkan gumpalan darah (trombolitik)
- Ibuprofen atau morfin, untuk meredakan rasa sakit
- Statin, untuk mengontrol kadar kolesterol
- ACE inhibitor, untuk menurunkan tekanan darah
- Insulin, untuk mengontrol kadar gula darah
Operasi
Operasi dilakukan bila obat-obatan tidak efektif menangani trombosis arteri atau jika letak sumbatan berpotensi membahayakan nyawa pasien.
Berikut ini adalah beberapa pilihan operasi untuk menangani trombosis arteri:
- Thrombectomy, yaitu prosedur operasi untuk mengangkat gumpalan darah dari pembuluh arteri yang tersumbat
- Angioplasti, yaitu pembukaan pembuluh arteri yang tersumbat dengan balon kateter, diikuti pemasangan stent agar arteri tetap lebar
- Coronary artery bypass graft (CABG), yaitu prosedur pembuatan rute aliran darah baru dengan mengambil pembuluh darah dari bagian tubuh lain
Komplikasi Trombosis Arteri
Komplikasi yang disebabkan oleh trombosis arteri tergantung pada letak pembuluh darah yang tersumbat. Trombosis arteri di pembuluh darah otak dapat menyebabkan stroke. Sedangkan bila terjadi di pembuluh darah jantung, penderita bisa mengalami serangan jantung.
Trombosis arteri juga bisa menyebabkan kematian jaringan di tungkai (gangrene) sehingga tungkai perlu diamputasi.
Kondisi-kondisi tersebut jika tidak tertangani juga dapat menyebabkan gangguan kesehatan yang lebih serius. Sebagai contoh, serangan jantung akibat sumbatan di pembuluh darah arteri koroner bisa menyebabkan kerusakan jantung, gagal jantung, bahkan kematian.
Pencegahan Trombosis Arteri
Trombosis arteri dapat dicegah dengan menerapkan pola hidup sehat. Beberapa cara yang bisa dilakukan adalah:
- Berhenti merokok
- Berolahraga secara rutin, setidaknya 30 menit per minggu
- Menjaga berat badan ideal
- Mengonsumsi makanan sehat, bergizi lengkap dan seimbang, serta rendah gula dan lemak jenuh
- Menghindari atau membatasi konsumsi minuman beralkohol
- Memeriksakan diri ke dokter secara berkala bila memiliki kondisi yang berisiko menyebabkan penggumpalan darah, seperti diabetes atau hipertensi
- Mengonsumsi obat dokter sesuai anjuran bila sudah pernah didiagnosis terkena trombosis arteri