Trust issue merupakan istilah untuk menggambarkan rasa sulit percaya dengan orang lain. Rasa tidak percaya sebenarnya hal yang wajar bila tidak terjadi berkepanjangan dan dapat diatasi seiring waktu. Namun, bila berlangsung dalam jangka panjang, kondisi ini bisa berdampak buruk pada kehidupan.
Pada dasarnya, rasa percaya merupakan bagian penting saat menjalin hubungan dengan orang lain, baik teman, keluarga, maupun pasangan. Dengan begitu, hubungan yang dijalani pun akan lebih sehat.
Namun, hubungan yang dijalani mungkin saja pernah meninggalkan trauma sehingga dapat menurunkan atau bahkan menghilangkan rasa percaya dan akhirnya timbul trust issue.
Ada beberapa hal yang dapat mendasari terbentuknya trust issue, misalnya pengkhianatan dalam suatu hubungan, melihat konflik kedua orang tua, dan penolakan atau pengabaian dari orang terdekat.
Kenali Tanda Trust Issue
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, rasa tidak percaya terhadap seseorang merupakan hal yang normal bila tidak terjadi berkepanjangan. Namun, bila rasa tidak percaya tersebut telah menghambat aktivitas sehari-hari dan berdampak buruk pada kualitas hidup, kondisi tersebut perlu diwaspadai.
Pasalnya, hubungan yang tidak dilandasi dengan rasa percaya dapat memicu pikiran, tindakan, atau emosi yang berbahaya, seperti kecurigaan dan kecemburuan berlebih. Seiring waktu, hal tersebut dapat menimbulkan masalah yang lebih besar, seperti kekerasan emosional atau fisik.
Selain sulit percaya dengan orang lain, orang yang memiliki trust issue juga bisa mengalami beberapa tanda, seperti:
- Asumsi buruk terhadap orang lain
- Curiga terus-menerus
- Rasa khawatir berlebih ketika menjalin hubungan dengan orang lain
- Mudah cemburu
- Jaga jarak dengan orang lain
- Sulit memaafkan dan melupakan kesalahan orang lain
- Takut untuk ditinggalkan
Pada akhirnya, trust issue dapat memengaruhi kualitas hidup yang bisa membuat penderitanya menjadi pribadi tertutup atau mengisolasi diri sehingga merasa kesepian.
Cara Mengatasi Trust Issue
Agar trust issue tidak berdampak buruk dalam jangka panjang, ada beberapa cara untuk mengatasi kondisi ini, yaitu:
1. Memercayai diri sendiri
Sebelum membangun rasa percaya dengan orang lain, kamu sebenarnya perlu belajar untuk percaya pada diri sendiri terlebih dahulu. Kepercayaan diri yang rendah atau penilaian terhadap diri sendiri yang selalu kurang bisa menjadi awal mula rasa putus asa untuk berproses, termasuk dalam mengatasi trust issue.
2. Membangun rasa percaya secara pelahan
Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk mengatasi trust issue adalah belajar membangun kepercayaan dengan orang lain, termasuk teman, keluarga, maupun pasangan.
Hal ini tentu tidak mudah dilakukan dengan cepat, tetapi kamu bisa belajar memercayai seseorang untuk masuk ke dalam hidupmu secara perlahan serta memaafkan sekaligus menerima sesuatu dari mereka yang menurutmu salah tetapi sebenarnya tidak membahayakan dirimu.
3. Menjalin komunikasi yang baik
Saat ingin membangun kembali rasa percaya terhadap orang lain, termasuk pasangan, tidak ada salahnya bila kamu berkomunikasi dengan pasangan tentang kekhawatiran yang dirasakan, misalnya hal apa yang menjadi pemicu kamu mengalami trust issue dengan orang lain.
Dengan begitu, pasanganmu akan lebih memahami bagaimana cara memperlakukanmu sehingga hubungan yang dijalani lebih sehat dan terhindar dari toxic relationship.
4. Membedakan antara rasa percaya dan kontrol
Orang dengan trust issue sering kali merasa perlu mengontrol segala sesuatu. Ini karena orang tersebut merasa dikhianati atau dimanfaatkan bila tidak memiliki kendali saat bekerja sama atau menjalin hubungan dengan orang lain. Bila dilakukan terus-menerus, ini tentu dapat merusak hubungan ke depannya.
Cobalah untuk menentukan pada situasi apa kamu perlu mengontrol lingkunganmu atau memercayakan orang lain untuk melakukannya sendiri. Sebagai contoh, kamu berbagi pekerjaan dengan rekan kerja lain bila kamu sudah mendapat terlalu banyak pekerjaan.
5. Psikoterapi
Bila kamu sudah mencoba semua cara di atas untuk mengatasi trust issue tetapi kamu masih merasa sangat kesulitan untuk memecahkan masalah tersebut, tidak ada salahnya melakukan konsultasi dengan tenaga profesional.
Nantinya, psikolog maupun psikiater akan membantumu untuk mencari tahu penyebab trust issue, misalnya dengan menjalani psikoterapi. Salah satu teknik psikoterapi yang bisa digunakan adalah terapi perilaku kognitif.
Terapi ini bertujuan untuk mengubah pola pikir penderita untuk fokus pada masalah yang sekarang, bukan masalah pada masa lalu atau masa depan. Selain itu, terapi perilaku kognitif juga membantu penderita menjadi lebih percaya diri guna membangun rasa percaya dengan orang lain.
Itulah beragam tanda dan cara mengatasi trust issue. Membangun kembali rasa percaya dengan orang lain memang tidak bisa dilakukan secara instan dan butuh waktu serta kesabaran.
Oleh karena itu, bila kamu merasa memiliki tanda trust issue, terutama trust issue yang dialami sampai mengganggu kehidupanmu atau menghambat aktivitas sehari-hari, sebaiknya konsultasikan ke psikolog atau psikiater agar mendapatkan solusi atau penanganan yang tepat.