Trypophobia adalah fobia atau rasa takut terhadap objek atau gambar yang berlubang banyak. Penderita kondisi ini bisa merasa mual, pusing, dan sesak napas bila melihat gambar atau objek tertentu yang memiliki banyak lubang, seperti sarang lebah dan batu karang.
Rasa takut merupakan respons alami tubuh ketika menghadapi situasi atau tempat yang berbahaya. Sementara itu, fobia adalah rasa takut yang berlebihan terhadap sesuatu yang biasanya tidak berbahaya.
Salah satu jenis fobia adalah trypophobia atau rasa takut terhadap benda atau objek yang memiliki banyak lubang. Trypophobia umumnya tidak berbahaya. Namun, bila kondisi ini sampai mengganggu aktivitas sehari-hari, dokter bisa menyarankan terapi untuk mengatasinya.
Penyebab Trypophobia
Penyebab utama trypophobia belum diketahui secara pasti. Namun, kondisi ini terjadi ketika melihat kumpulan lubang yang terkait dengan hal-hal berbahaya, seperti:
- Penyakit menular, yang ditandai dengan benjolan atau ruam, seperti campak, cacar, dan kudis
- Pola lingkaran di kulit beberapa hewan buas atau berbisa, seperti ular kobra, macan tutul, atau katak beracun
Selain itu, trypophobia bisa muncul akibat melihat beberapa objek atau gambar yang memiliki lubang meliputi:
- Gelembung
- Keju dengan tekstur berlubang
- Bubble wrap
- Jala atau jaring-jaring
- Karang
- Spons
- Lubang-lubang di daging atau roti
- Kepala pancuran
- Sarang lebah
- Kepala biji teratai
- Buah-buahan berbiji kecil, seperti delima, stroberi, dan pepaya
- Kulit buah nanas atau nangka
Faktor risiko trypophobia
Trypophobia lebih sering terjadi pada penderita gangguan mental, seperti depresi, obsessive-compulsive disorder, gangguan panik, dan gangguan bipolar.
Gejala Trypophobia
Setelah melihat kumpulan lubang, baik secara langsung maupun melalui gambar, penderita trypophobia bisa mengalami berbagai keluhan berikut ini:
- Cemas
- Badan gemetar
- Gatal-gatal
- Sesak napas
- Mulut kering
- Berkeringat
- Mual dan muntah
- Denyut jantung menjadi cepat (takikardia)
- Pusing atau sakit kepala
- Gelisah
- Linglung
- Ingin cepat-cepat menjauhi gambar atau objek
- Serangan panik
Kapan harus ke dokter
Segera lakukan pemeriksaan ke dokter jika Anda atau anak Anda mengalami gejala seperti yang telah disebutkan di atas. Pemeriksaan oleh dokter perlu dilakukan bila keluhan tersebut sampai mengganggu aktivitas sehari-hari, misalnya saat bekerja atau belajar.
Diagnosis Trypophobia
Untuk mendiagnosis trypophobia, dokter akan melakukan tanya jawab seputar keluhan yang dialami pasien, riwayat kesehatan pasien dan keluarganya, dilanjutkan dengan pemeriksaan fisik menyeluruh.
Dokter juga dapat melakukan pemeriksaan penunjang berupa tes darah atau tes urine, serta tes pemindaian dengan CT scan atau MRI otak.
Tes darah dan tes urine bertujuan untuk mendeteksi penyalahgunaan narkoba. Sedangkan pemindaian dilakukan untuk mencari tahu apakah gejala yang dialami pasien disebabkan oleh kanker atau cedera di otak.
Beberapa gangguan kejiwaan, seperti depresi atau gangguan obsesif kompulsif, juga mungkin dialami oleh penderita trypophobia. Untuk memastikan penyebab dari gejala yang dialami, dokter dapat memeriksa kejiwaan pasien.
Pengobatan Trypophobia
Pengobatan trypophobia bertujuan untuk meredakan gejala yang dialami pasien. Metode pengobatannya antara lain:
Terapi paparan (exposure therapy)
Penanganan trypophobia bisa dilakukan dengan exposure therapy. Pada terapi ini, pasien akan dilatih secara bertahap agar dapat melihat atau menyentuh objek dan gambar yang memicu trypophobia. Tujuannya adalah agar pasien bisa mengubah respons yang berlebihan terhadap hal-hal yang menimbulkan rasa takut.
Terapi perilaku kognitif
Selain exposure therapy, dokter dapat merekomendasikan terapi perilaku kognitif untuk penderita trypophobia. Terapi ini bertujuan untuk mengubah pola pikir dan respons pasien yang berlebihan, termasuk rasa cemas menghadapi gambar atau objek tertentu.
Obat-obatan
Jika trypophobia menimbulkan gangguan cemas dan serangan panik yang parah, maka dokter dapat meresepkan obat-obatan benzodiazepine atau antidepresan.
Komplikasi Trypophobia
Trypophobia yang parah dan tidak diobati berisiko menyebabkan penurunan kualitas hidup dan gangguan kesehatan lain, seperti:
Pencegahan Trypophobia
Penyebab pasti trypophobia belum diketahui sehingga sulit untuk dicegah. Akan tetapi, ada beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk membantu menghindari risiko terjadinya trypophobia, antara lain:
- Mengonsumsi makanan sehat dan bergizi seimbang
- Menghindari minuman berkafein dan beralkohol
- Berolahraga secara rutin
- Tidur yang cukup, minimal selama 7–8 jam per hari