Tumor gusi adalah benjolan abnormal yang tumbuh di gusi. Tergantung pada jenisnya, tumor gusi bisa bersifat jinak atau ganas (kanker).
Tumor gusi umumnya menimbulkan keluhan berupa nyeri, bercak kemerahan atau kehitaman pada gusi, dan gusi yang menebal. Tumor gusi dapat disebabkan oleh berbagai faktor, tergantung pada jenis yang diderita pasien.
Penyebab Tumor Gusi
Berdasarkan sifat tumor, berikut adalah jenis tumor gusi yang dapat terjadi dan penjelasannya:
Tumor gusi jinak
Jenis-jenis tumor gusi yang jinak antara lain:
1. Fibroma
Fibroma adalah jenis tumor gusi jinak yang paling sering terjadi. Sebagian besar kasus fibroma terjadi akibat gusi yang terititasi atau terluka dalam jangka panjang ketika penderita memasang gigi palsu atau menyikat gigi terlalu kuat.
Benjolan pada fibroma biasanya bertekstur halus, keras ketika dipegang, dan berwarna lebih terang atau lebih gelap dibandingkan gusi.
2. Fibromatosis gusi
Fibromatosis gusi atau fibromatosis gingiva adalah benjolan yang tumbuh secara perlahan di area gusi. Jenis tumor gusi ini bisa terjadi karena faktor genetik atau konsumsi obat-obatan tertentu, seperti fenitoin, cyclosporin, atau nifedipin.
3. Giant cell fibroma
Giant cell fibroma adalah benjolan berukuran sekitar 0,5–1 cm yang tumbuh di permukaan gusi. Penyebab terjadinya giant cell fibroma belum diketahui secara pasti.
4. Granuloma piogenik
Tumor gusi jenis ini bisa disebabkan oleh luka akibat tindakan operasi atau infeksi pada gusi. Selain itu, perubahan hormonal pada masa kehamilan juga bisa menjadi faktor yang meningkatkan risiko terjadinya granumola piogenik.
Pada granuloma piogenik, benjolan biasanya berwarna merah atau ungu dan tidak menimbulkan nyeri.
5. Torus mandibula
Torus mandibula adalah pertumbuhan tulang rahang bawah yang menonjol di sisi dalam gigi rahang bawah. Benjolan yang terbentuk dapat berupa benjolan tunggal atau beberapa benjolan yang berkelompok. Penyebab timbulnya benjolan di torus mandibula belum diketahui.
6. Torus palatinus
Torus palatinus sama seperti torus mandibula, tetapi benjolan ini tumbuh di langit-langit rahang atas.
Tumor gusi ganas
Salah satu jenis tumor gusi yang ganas adalah kanker mulut. Kondisi ini terjadi ketika sel-sel di jaringan gusi tumbuh secara tidak terkendali.
Belum diketahui apa yang menyebabkan sel-sel tersebut tumbuh tidak terkendali. Akan tetapi, ada faktor-faktor yang meningkatkan risiko seseorang terkena tumor gusi ganas, antara lain:
- Merokok atau sering mengunyah tembakau
- Kecanduan alkohol
- Infeksi HPV
- Malnutrisi
- Genetik
Gejala Tumor Gusi
Gejala tumor gusi dapat bervariasi, tergantung pada penyebabnya. Namun, gejala-gejala tumor gusi secara umum dapat meliputi:
- Bercak putih, merah, atau gelap di gusi
- Gusi menebal, rapuh, atau mudah berdarah
- Luka atau benjolan di gusi yang tidak kunjung sembuh
- Benjolan di gusi yang tumbuh dengan cepat
- Benjolan bertekstur kasar atau bersisik
- Sakit di gusi atau mulut
- Posisi gigi atau gigi palsu yang tidak teratur
- Mulut mati rasa
- Sulit menggerakkan rahang
- Gigi goyang atau gigi copot
- Sulit berbicara atau mengunyah
Kapan harus ke dokter
Benjolan di gusi tidak selalu menandakan tumor gusi. Namun, pemeriksaan ke dokter tetap harus dilakukan bila ada benjolan di gusi yang disertai dengan gejala-gejala berikut:
- Demam
- Benjolan yang berdenyut
- Napas berbau tidak sedap
- Bercak merah atau putih di gusi
- Keluar cairan atau darah dari benjolan di gusi
- Nyeri yang makin parah dan tidak sembuh dengan penanganan mandiri
- Benjolan menyebabkan sulit makan dan membuka mulut
Diagnosis Tumor Gusi
Pada awal pemeriksaan, dokter akan melakukan tanya jawab seputar gejala, kapan benjolan muncul, dan riwayat kesehatan pasien. Selanjutnya, dokter akan memeriksa kondisi mulut, terutama gigi dan gusi.
Untuk memastikan diagnosis, dokter juga dapat melakukan pemeriksaan penunjang, seperti:
- Foto Rontgen gigi dan rahang, untuk melihat kondisi gusi dan kemungkinan tumor telah menyebar ke jaringan di sekitarnya
- CT scan rahang, untuk melihat kondisi gigi, gusi, saraf, dan tulang secara lebih detail
- Biopsi, untuk mendeteksi jenis tumor gusi dengan cara mengambil sampel benjolan dan menelitinya di laboratorium
Pengobatan Tumor Gusi
Metode pengobatan untuk tumor gusi tergantung pada jenis dan ukuran tumor. Tumor jinak yang berukuran kecil dapat diatasi dengan operasi menggunakan sinar laser atau sayatan.
Selain melakukan operasi, dokter juga akan mengatasi penyebab timbulnya benjolan pada fibroma. Dokter dapat mengganti gigi palsu dan menyarankan pasien untuk menggunakan sikat gigi berbulu lembut, agar benjolan tidak tergores terus-menerus.
Jika benjolan tumor terjadi karena gusi sering tergigit, terutama akibat susunan gigi yang tidak sejajar (maloklusi) atau impaksi gigi sebagian, dokter akan menyarankan pemasangan kawat gigi atau mencabut gigi yang bermasalah.
Sementara untuk menangani tumor gusi ganas, beberapa metode yang dapat dilakukan oleh dokter adalah:
- Kemoterapi, yang dilakukan dengan memberikan obat-obatan antikanker dalam bentuk minum atau infus
- Radioterapi, yang dilakukan dengan menembakkan gelombang berenergi tinggi ke tumor
- Terapi target, yaitu pemberian obat yang menargetkan protein di dalam sel kanker secara spesifik, agar sel-sel kanker mati
Komplikasi Tumor Gusi
Tumor gusi yang jinak bisa terinfeksi dan menimbulkan komplikasi berupa radang gusi (gingivitis) dan gusi berdarah. Selain itu, tumor gusi jinak dapat tumbuh kembali setelah operasi pengangkatan. Penderita juga mungkin akan sulit untuk mengunyah dan menelan.
Sementara itu, tumor gusi ganas dapat menimbulkan komplikasi berupa penyebaran sel kanker ke tulang rahang, kelenjar getah bening di leher, paru-paru, hingga liver.
Pencegahan Tumor Gusi
Tumor gusi tidak selalu bisa dicegah. Namun, ada beberapa upaya yang bisa dilakukan untuk mengurangi risiko terkena tumor gusi, yaitu:
- Jaga kebersihan mulut dengan menyikat gigi menggunakan sikat gigi berbulu lembut dan pasta gigi berflouride.
- Hindari menyikat gigi terlalu keras.
- Jangan mengorek gigi dan gusi dengan tusuk gigi.
- Batasi konsumsi minuman beralkohol.
- Jangan merokok atau mengunyah tembakau.
- Lakukan pemeriksaan rutin ke dokter gigi tiap 6 bulan sekali.
- Terapkan hubungan seksual yang sehat, untuk mencegah penularan virus HPV.