Tumor usus yang berukuran kecil dan tidak menghambat fungsi usus umumnya tidak bergejala dan belum membutuhkan penanganan medis segera. Namun, tumor usus bisa tumbuh lebih besar, bahkan beberapa di antaranya bisa menjadi kanker.
Hampir semua sel dalam tubuh, termasuk sel dalam usus, akan mengalami pembelahan atau pembentukan sel baru sesuai dengan kebutuhan, misalnya setelah mengalami peradangan, infeksi, atau kerusakan jaringan.
Namun, pembentukan sel baru terkadang bisa tidak terkendali atau berlebihan sehingga terbentuk benjolan pada tubuh yang disebut tumor.
Pada tumor usus, sel tertentu dalam usus tumbuh secara tidak terkendali sehingga mengganggu aktivitas pada usus, apabila ukurannya sudah terlalu besar dan menekan jaringan sekitarnya.
Penyebab Tumor Usus
Belum diketahui secara pasti apa penyebab terjadinya tumor usus. Namun, kombinasi antara beberapa faktor dipercaya mampu meningkatkan risiko seseorang terkena tumor usus. Berikut ini adalah beberapa faktor risikonya:
- Lanjut usia
- Riwayat menderita tumor usus sebelumnya
- Genetik atau keturunan
- Penyakit di saluran pencernaan, seperti kolitis ulseratif dan penyakit Crohn
- Diet rendah serat dan tinggi lemak
- Diabetes
- Obesitas
- Gaya hidup kurang aktif atau jarang olahraga
- Kebiasaan merokok
- Sering konsumsi minuman beralkohol
- Riwayat menjalani terapi radiasi
Gejala Tumor Usus
Tumor usus bisa berasal dari sel lemak, pembuluh darah, otot polos, kelenjar di saluran cerna, maupun jaringan saraf di usus. Tumor yang berasal dari otot dan kelenjar usus cenderung bisa memicu keganasan atau kanker.
Sementara itu, benjolan di usus yang berasal dari sel lemak dan pembuluh darah jarang bersifat ganas. Gejalanya pun jarang muncul, kecuali bila ukurannya besar, benjolannya pecah, atau menekan jaringan di sekitarnya. Penderita dapat mengalami berbagai gejala atau tanda-tanda, seperti:
- Benjolan di perut
- Sakit perut
- Mual
- Muntah
- Diare
- Sembelit
- Buang air besar berdarah
- Sulit kentut
Benjolan di usus yang bersifat kanker mungkin menyebabkan gejala di atas. Akan tetapi, gejala kanker biasanya juga disertai dengan perdarahan terus-menerus dari saluran pencernaan dan berat badan menurun drastis.
Banyak dari kasus tumor usus terdeteksi secara tidak sengaja ketika melakukan pemeriksaan untuk mendiagnosis penyakit lain, biasanya melalui pemeriksaan fisik atau tes USG di perut.
Apabila Anda memiliki beberapa faktor risiko tumor usus dan mengalami sejumlah gejalanya, dokter dapat melakukan pemeriksaan berupa kolonoskopi. Jika selama pemeriksaan ditemukan jaringan tidak normal, dokter juga akan melakukan biopsi atau pengambilan sampel jaringan.
Selanjutnya, jaringan tersebut akan diperiksa di laboratorium untuk menilai tingkat keganasannya. Dari hasil pemeriksaan ini dapat disimpulkan apakah seseorang mengalami tumor jinak atau tumor ganas.
Selain dari biopsi, dokter juga akan menilai penampakan tumor di usus secara menyeluruh. Tumor jinak memiliki batas yang jelas dan teratur. Jenis ini umumnya juga tidak mudah berdarah bila disentuh dan permukaannya licin.
Sementara itu, tumor ganas atau yang sering disebut kanker memiliki batas yang tidak teratur dan tumbuh lebih cepat dari tumor jinak. Tumor ganas juga dapat menyebar ke bagian tubuh lain, sedangkan tumor jinak tidak.
Cara Mencegah Tumor Usus
Tumor usus memang dapat timbul akibat berbagai faktor risiko. Namun, sebagian faktor risiko tumor usus sebenarnya dapat dicegah dengan cara berikut ini:
Penuhi kebutuhan serat harian
Penurunan risiko terjadinya tumor usus dikaitkan dengan kebutuhan serat yang tercukupi melalui konsumsi sayuran, buah-buahan, kacang-kacangan, maupun biji-bijian. Serat dapat mengikat zat pemicu kanker atau karsinogen dalam usus dan mengeluarkannya bersama feses.
Selain itu, serat menekan penyerapan gula yang terlalu banyak di usus sehingga kadar gula darah dapat terjaga. Dengan begitu, risiko terkena diabetes dapat berkurang dan potensi terbentuknya kanker juga menurun.
Olahraga secara teratur
Olahraga secara teratur dapat mengurangi datangnya berbagai penyakit, termasuk tumor usus. Menurut sebuah penelitian, orang yang berolahraga selama 30 menit setiap harinya menunjukkan risiko kerusakan jaringan dalam usus yang sangat kecil dan hal ini mengarah pada penurunan risiko terjadinya kanker usus.
Kendalikan berat badan
Salah satu faktor risiko terjadinya tumor usus adalah berat badan berlebih atau obesitas. Pola makan dengan asupan gizi yang seimbang dan olahraga secara rutin dapat membantu dalam mengendalikan berat badan.
Hindari kebiasaan merokok
Perokok aktif memiliki risiko 50% lebih tinggi terkena tumor, termasuk tumor usus. Oleh karena itu, sebaiknya jangan merokok dan hindari paparan asap rokok dari lingkungan sekitar.
Tumor usus mungkin sesuatu yang terdengar menakutkan. Namun, beberapa kasus tumor usus biasanya bersifat jinak dan tidak memerlukan pengobatan segera, apalagi bila ukurannya kecil dan tidak mengganggu fungsi saluran pencernaan.
Jika Anda mengalami gejala yang mengarah pada tumor usus apalagi keluhannya tidak membaik dengan penanganan secara mandiri, sebaiknya Anda segera berkonsultasi dengan dokter agar mendapat pemeriksaan dan penanganan awal bila memang diperlukan.