TURP atau transurethral resection of the prostate adalah operasi untuk mengatasi pembesaran prostat. TURP dilakukan dengan memotong jaringan di bagian dalam prostat yang bermasalah. Prosedur ini menggunakan selang yang dimasukkan melalui lubang kencing, didahului dengan pemberian bius total.
Prostat adalah organ di bawah kandung kemih pria yang berfungsi menghasilkan cairan pelindung sel sperma. Bagian tengah prostat dilewati oleh saluran kencing (uretra). Jika mengalami pembesaran, prostat akan menekan dan mempersempit uretra sehingga menimbulkan gejala seperti sulit buang air kecil.
TURP dilakukan dengan menggunakan alat berbentuk tabung tipis disertai kamera yang disebut resektoskop. Alat tersebut akan dimasukkan ke dalam lubang penis hingga ke kandung kemih. Melalui resektoskop, dokter dapat melihat kondisi bagian dalam prostat dengan lebih jelas.
TURP merupakan salah satu jenis operasi prostat. Karena operasi TURP dilakukan dengan menggunakan selang resektoskop, dokter tidak melakukan sayatan selama operasi.
Tujuan dan Indikasi TURP
TURP bertujuan untuk mengatasi pembesaran prostat (benign prostatic hypertrophy atau BPH), terutama yang menimbulkan gangguan saluran kemih. Dengan kata lain, operasi TURP juga dapat mencegah perkembangan pembesaran prostat yang dapat menimbulkan beberapa komplikasi, seperti:
- Infeksi saluran kemih berulang
- Kerusakan ginjal atau kandung kemih
- Ketidakmampuan dalam mengontrol keluarnya urine
- Batu kandung kemih
- Darah dalam urine (hematuria)
Umumnya, TURP direkomendasikan kepada pria yang mengalami gangguan saluran kemih sedang atau berat, terutama jika kondisinya tidak kunjung membaik meski telah mengonsumsi obat prostat.
TURP juga dapat dilakukan jika pasien mengalami beberapa gejala pembesaran prostat sebagai berikut:
- Rasa ingin buang air kecil yang sulit untuk ditahan
- Sulit mengeluarkan urine pada awal buang air kecil
- Sering buang air kecil pada malam hari
- Aliran urine tersendat-sendat
- Perlu mengejan saat mengeluarkan urine
- Kandung kemih tidak terasa kosong sepenuhnya setelah buang air kecil
- Pancaran urine melemah
Peringatan dan Kontraindikasi TURP
TURP tidak dapat dilakukan pada pasien dengan kondisi-kondisi berikut:
- Menderita kanker prostat, karena pengangkatan prostat dengan metode bedah terbuka lebih disarankan untuk mengatasi kondisi tersebut
- Sedang menderita infeksi saluran kemih
- Memiliki kantung tambahan pada kandung kemih (bladder diverticulum)
- Memiliki batu kandung kemih yang besar
- Memiliki ukuran prostat yang terlalu besar untuk diangkat dengan TURP
- Tidak dapat menjalani bius total
Sebelum TURP
Dokter akan menjelaskan secara detail mengenai operasi TURP, termasuk manfaat dan risikonya. Pasien dapat menanyakan beberapa pertanyaan mengenai operasi tersebut jika ada yang ingin diketahui.
Selanjutnya, dokter akan melakukan tanya jawab mengenai riwayat kesehatan pasien, dan melakukan pemeriksaan fisik. Dokter juga bisa melakukan beberapa pemeriksaan, seperti tes darah dan rekam jantung atau elektrokardiogram (EKG), untuk memastikan kondisi kesehatan pasien secara menyeluruh.
Ada beberapa hal yang perlu dilakukan pasien sebelum menjalani operasi TURP, yaitu:
- Memberi tahu dokter jika sedang mengonsumsi obat-obatan tertentu, termasuk vitamin, suplemen, dan produk herbal
- Memberi tahu dokter jika memiliki alergi terhadap lateks, pewarna kontras, serta obat-obatan tertentu
- Memberi tahu dokter jika menderita gangguan pembekuan darah
- Menghentikan konsumsi obat pengencer darah, seperti warfarin dan clopidogrel, serta obat NSAID, seperti aspirin, ibuprofen, dan naproxen, beberapa hari sebelum operasi
- Tidak makan atau minum selama 8 jam sebelum operasi dilakukan
- Berhenti merokok
- Meminta keluarga atau teman terdekat untuk mengantar dan menemani ketika hari operasi, karena operasi TURP membutuhkan bius total
Selain beberapa hal di atas, dokter juga akan meresepkan obat antiobiotik untuk pasien beberapa hari sebelum operasi TURP dilakukan. Obat ini diresepkan guna mencegah komplikasi berupa infeksi saluran kemih.
Prosedur TURP
Operasi TURP umumnya berlangsung selama 60–90 menit. Sebelum operasi dilakukan, pasien akan diminta untuk mengganti pakaian dengan jubah khusus operasi, dan melepaskan perhiasan yang digunakan. Pasien juga akan diminta untuk berbaring dalam posisi telentang dengan kedua kaki disangga.
Dokter akan memberikan obat bius total atau bius spinal kepada pasien agar pasien tertidur dan tidak merasakan sakit selama operasi.
Setelah itu, dokter akan melakukan beberapa langkah prosedur sebagai berikut:
- Memasukkan resektoskop ke dalam lubang penis hingga ke kandung kemih melalui uretra
- Memotong jaringan prostat yang berlebih satu per satu dengan menggunakan laser atau alat pemotong bertegangan listrik
- Memeriksa adanya perdarahan dan menghentikannya dengan menggunakan alat tersebut
- Menyemprotkan cairan jernih untuk membersihkan sisa-sisa jaringan prostat yang telah dipotong ke dalam kandung kemih
- Mengeluarkan alat pemotong dan memasang kateter urine
- Mengeluarkan cairan berisi sisa-sisa jaringan prostat tersebut dari kandung kemih melalui kateter tersebut
- Mengeluarkan alat resektoskop
Setelah TURP
Setelah menjalani TURP, pasien akan dibawa ke ruang pemulihan agar kondisi pasien selalu terpantau. Pasien juga akan diberikan cairan melalui infus hingga pasien pulih dari efek obat bius. Setelah pulih, pasien akan dipindahkan ke ruang rawat inap. Dokter biasanya akan menyarankan pasien menjalani rawat inap selama 1–3 hari.
Kateter urine akan tetap terpasang selama sekitar 1−3 hari untuk membantu pasien buang air kecil sampai pembengkakan dan perdarahan mereda. Selama kateter urine terpasang, dokter akan membilasnya dengan cairan jernih secara berkala.
Secara perlahan, perdarahan akan berkurang. Setelah perdarahan pada urine berhenti, kateter urine akan dilepas.
Pasien yang telah keluar dari rumah sakit masih bisa merasakan sakit atau tidak nyaman ketika buang air kecil. Ada beberapa hal yang dianjurkan dokter kepada pasien, yaitu:
- Memperbanyak minum air putih untuk membantu meningkatkan produksi urine supaya sisa-sisa gumpalan darah dan jaringan prostat bisa terbilas keluar
- Memperbanyak makanan tinggi serat untuk mencegah sembelit yang menyebabkan mengejan
- Tidak melakukan aktivitas fisik berat, seperti mengangkat beban berat, selama 4−8 minggu atau hingga diizinkan oleh dokter
- Tidak berhubungan seksual selama 4–6 minggu
- Tidak mengemudikan kendaraan selama masih nyeri
Komplikasi atau Efek Samping TURP
Transurethral resection of the prostate (TURP) umumnya aman untuk dilakukan. Meski demikian, sama seperti operasi lain, TURP juga dapat menimbulkan efek samping atau komplikasi, seperti:
- Cedera pada kandung kemih
- Perdarahan
- Disfungsi ereksi
- Nyeri ketika buang air kecil
- Infeksi
- Ejakulasi retrograde, yaitu kondisi ketika air mani tidak keluar melalui lubang penis ketika ejakulasi, melainkan mengalir ke kandung kemih
Pasien perlu segera melakukan pemeriksaan ke dokter jika mengalami gejala berikut:
- Demam lebih dari 38°C
- Terdapat darah segar atau gumpalan darah dalam urine
- Tidak dapat buang air kecil