Ultra processed food adalah segala jenis makanan yang sudah melewati serangkaian proses pengolahan industri yang mengandung banyak bahan atau zat kimia tambahan. Konsumsi ultra processed food perlu dibatasi karena bisa menyebabkan masalah kesehatan bila dikonsumsi berlebihan.

Ultra processed food dalam pembuatannya diberikan berbagai macam zat aditif, seperti gula, garam, lemak tidak sehat, penyedap rasa, pemanis, pewarna, dan pengawet buatan. 

Ultra Processed Food, Ini 6 Dampaknya jika Dikonsumsi Berlebihan - Alodokter

Ultra processed food mencakup segala jenis makanan instan atau makanan dan minuman kemasan, seperti mie instan, teh kotak atau botolan, keripik kentang, nuget, sosis, sereal, dan masih banyak lagi.

Dampak Terlalu Sering Mengonsumsi Ultra Processed Food 

Bila dikonsumsi sesekali dan dalam jumlah sedikit, ultra processed food sebenarnya masih terbilang aman untuk kesehatan. Namun, jika dikonsumsi berlebihan dan dalam jangka waktu yang lama, ultra processed food bisa menimbulkan berbagai masalah kesehatan, seperti:

1. Memicu kenaikan berat badan

Ultra processed food mengandung lemak tidak sehat, seperti lemak jenuh dan lemak trans, yang cukup tinggi. Mengonsumsi makanan jenis ini berisiko menyebabkan peningkatan berat badan bahkan obesitas, terutama bila dikonsumsi secara berlebihan dan dalam jangka waktu panjang. 

Selain itu, kandungan gula yang cukup tinggi dalam ultra processed food juga berkontribusi dalam pertambahan berat badan. Ini karena kelebihan asupan gula dari ultra processed food dapat mengganggu fungsi hormon leptin dalam menekan nafsu makan. Akibatnya, nafsu makan menjadi tidak terkontrol dan berat badan pun meningkat.

2. Meningkatkan risiko terjadinya depresi

Mengonsumsi ultra processed food secara berlebihan juga dapat meningkatkan risiko terjadinya depresi. Ini karena berbagai kandungan yang ada di dalam ultra processed food dapat mengganggu keseimbangan bakteri usus. 

Nah, terganggunya keseimbangan bakteri usus diketahui dapat mempengaruhi cara kerja otak dan berdampak buruk pada suasana hati, sehingga meningkatkan risiko terjadinya depresi. 

3. Menyebabkan diabetes tipe 2

Karena kandungan lemak jenuh, lemak trans, dan gulanya yang cukup tinggi, mengonsumsi ultra processed food secara berlebihan dan dalam jangka panjang dapat menyebabkan terjadinya diabetes tipe 2.

Hal itu bisa terjadi karena gula dan kedua lemak tidak sehat tersebut diketahui dapat menyebabkan sel-sel tubuh menjadi kebal terhadap insulin, yaitu hormon yang mengontrol kadar gula darah. Akibatnya, kadar gula darah naik dan meningkatkan risiko terjadinya diabetes tipe 2.

4. Meningkatkan risiko terkena penyakit jantung

Kebiasaan mengonsumsi ultra processed food juga dapat meningkatkan risiko terkena penyakit jantung di usia muda. Ini karena ultra processed food mengandung garam yang cukup tinggi, yang dapat menyebabkan tekanan darah tinggi dan membuat pembuluh darah menjadi keras.

Selain itu, kandungan lemak jenuh dan lemak trans dalam ultra processed food juga dapat meningkatkan kadar dan menumpuknya kolesterol jahat (LDL) di pembuluh darah, sehingga meningkatkan risiko terjadinya penyakit jantung.

5. Memicu terjadinya penyakit ginjal

Bila Anda memiliki diabetes atau hipertensi dan kebiasaan konsumsi ultra processed food tetap dilakukan, hal ini bisa menyebabkan kadar gula darah dan tekanan darah makin tidak terkontrol. Jika dibiarkan, kondisi tersebut dapat merusak pembuluh darah di ginjal, sehingga dapat meningkatkan risiko terjadinya penyakit ginjal.

Tidak hanya itu, mengonsumsi ultra processed food secara berlebihan juga dapat menyebabkan batu ginjal. Ini karena kandungan gula dan garam dalam ultra processed food dapat meningkatkan jumlah kalsium, oksalat, dan asam urat dalam urine. Nah, jika ketiga zat tersebut berikatan, hal ini dapat membentuk batu di ginjal.

6. Menyebabkan kanker

Konsumsi ultra processed food secara berlebihan bisa memicu terjadinya kanker. Soalnya, berbagai kandungan dalam ultra processed food dapat membuat rusaknya sel-sel sehat dalam tubuh yang seiring berjalannya waktu bisa meningkatkan risiko kanker.

Tips Memilih dan Mengurangi Konsumsi Ultra Processed Food

Ultra processed food sebenarnya boleh dikonsumsi asalkan tidak berlebihan dan terlalu sering. Supaya mencegah dampak dari jenis makanan ini, perhatikan label kemasan dengan baik. Ini dilakukan guna memastikan bahwa jumlah gula, garam, atau lemak yang terkandung dalam makanan yang Anda beli masih berada pada batas wajar. 

Untuk mengetahui batas aman kadar gula, garam, atau lemak di dalam sebuah produk makanan, berikut ini adalah rekomendasi asupan hariannya menurut Kementerian Kesehatan Republik Indonesia:

  • Gula: kurang dari 50 gram per hari atau setara dengan 4 sendok makan 
  • Garam: kurang dari 2 gram per hari atau setara dengan 1 sendok teh
  • Lemak: kurang dari 67 gram per hari atau setara dengan 5 sendok makan

Selain memperhatikan kandungan tersebut, Anda juga disarankan untuk memadukan ultra processed food dengan bahan makanan lainnya, seperti sayuran atau buah-buahan, agar lebih sehat dan bernutrisi. 

Misalnya, Anda bisa membuat sup sosis atau bakso yang ditambahkan beraneka macam sayuran, seperti kol, wortel, dan kentang. Untuk pilihan yang lebih baik dan mengurangi ultra processed food, Anda bahkan bisa mengolah sosis dan bakso sendiri tanpa bahan pengawet, serta sedikit garam, gula, dan lemak. 

Itulah dampak ultra processed food dan tips mengurangi konsumsinya. Jika Anda ingin memastikan apakah jenis makanan yang Anda konsumsi termasuk dalam kategori ultra processed food atau tidak, jangan ragu untuk bertanya ke dokter melalui Chat Bersama Dokter.