Vaginismus adalah kondisi otot vagina yang mengencang tanpa disadari saat berhubungan seksual, memasang tampon, atau menjalani pemeriksaan pap smear. Kondisi ini bisa menimbulkan nyeri dan rasa tidak nyaman sehingga mengganggu hubungan antar pasangan.
Vaginismus terdiri dari dua jenis, yaitu primer dan sekunder. Pada vaginismus primer, keluhan terjadi tanpa pernah berhasil melakukan penetrasi seksual. Sedangkan pada vaginismus sekunder, penderita pernha berhasil melakukan penetrasi seksual, tetapi tidak bisa dilakukan kembali di kemudian hari.
Vaginismus sering dianggap hal yang tabu oleh wanita dan pasangannya sehingga banyak pasangan yang merasa malu untuk berkonsultasi. Akibatnya, tidak ada data berapa banyak wanita di Indonesia yang mengalami vaginismus.
Penyebab Vaginismus
Penyebab vaginismus belum diketahui secara pasti. Namun, kondisi ini diduga terjadi akibat faktor emosional, seperti:
- Ketakutan untuk berhubungan seksual
- Ketakutan terhadap kehamilan
- Pandangan negatif tentang seks
- Riwayat kekerasan seksual, seperti pemerkosaan atau pelecehan
Pada vaginismus sekunder, penyebabnya bisa beberapa faktor, yaitu:
- Pernah melakukan operasi kandungan
- Mengalami trauma kekerasan seksual
- Pernah menjalani radioterapi di area panggul
- Memasuki fase menopause sehingga vagina menjadi kering dan tidak elastis
Gejala Vaginismus
Gejala utama vaginismus adalah otot-otot vagina yang tegang dan menyempit saat akan berhubungan seksual sehingga menimbulkan nyeri (dispareunia). Hal ini bisa mengganggu keintiman dan hubungan seksual. Selain itu, vaginismus juga dapat menyebabkan gejala nyeri ketika memakai tampon dan ketika menjalani pemeriksaan kandungan, seperti pap smear.
Kapan harus ke dokter
Segera lakukan pemeriksaan ke dokter jika mengalami gejala di atas. Anda juga disarankan untuk mendatangi pelayanan kesehatan jika mengalami keluhan berikut:
- Iritasi atau gatal pada sekitar vagina
- Nyeri saat berhubungan seksual
- Nyeri ketika buang air kecil
- Nyeri, bengkak, dan kemerahan pada vagina
- Keputihan yang tidak biasa atau berbau busuk
Vaginismus bukanlah sebuah hal tabu yang harus ditutupi, karena merupakan gangguan seksual yang sering terjadi pada wanita dan dapat diobati.
Diagnosis Vaginismus
Untuk mendiagnosis vaginismus, dokter akan melakukan tanya jawab tentang gejala, riwayat kesehatan, dan riwayat hubungan seksual. Setelah itu, dokter akan melanjutkan dengan pemeriksaan fisik dan pemeriksaan di bagian panggul.
Bila diperlukan, dokter dapat menyarankan pemeriksaan tambahan, seperti USG kandungan atau CT scan panggul, untuk memeriksa kondisi organ kandungan.
Pengobatan Vaginismus
Pengobatan vaginismus bertujuan untuk mengurangi rasa cemas dan ketegangan otot-otot vagina. Beberapa penanganan untuk vaginismus meliputi terapi fisik dan psikologis. Berikut adalah penjelasannya:
-
Obat oles yang mengandung lidokain
Obat oles ini berfungsi untuk menghilangkan rasa sakit pada vagina saat berhubungan seksual. -
Latihan otot panggul
Latihan otot panggul bertujuan untuk mengajarkan penderita vaginismus cara merelaksasi otot-otot di area panggul. -
Alat bantu pelebar vagina (vaginal dilator therapy)
Alat bantu yang berbentuk tabung dengan berbagai ukuran ini bertujuan untuk meregangkan vagina, menimbulkan rasa nyaman, dan mengurangi nyeri saat berhubungan seksual. -
Terapi seks
Terapi seks ditujukan pada pasangan untuk meningkatkan gairah sehingga memperbaiki hubungan seksual.
Komplikasi Vaginismus
Vaginimus yang tidak segera ditangani dapat memengaruhi mental wanita dan pasangannya. Komplikasi lain yang bisa terjadi adalah:
- Kehidupan seks rumah tangga menjadi terganggu
- Kehilangan rasa percaya diri pada wanita
- Ketakutan ketika akan melakukan hubungan seksual
- Program kehamilan sulit terlaksana
Pencegahan Vaginismus
Vaginismus tidak dapat dicegah karena penyebab pastinya tidak diketahui. Meski demikian, komunikasi yang baik dengan pasangan dan menerapkan foreplay setiap sebelum berhubungan seksual dapat membantu menghindari terjadinya vaginismus.