Pemberian vaksin JE bertujuan untuk mencegah penyakit Japanese encephalitis, yaitu radang otak akibat infeksi virus. Vaksinasi tersebut juga diberikan untuk memutus rantai penularan dan menghindari komplikasi fatal akibat penyakit JE.

Japanese encephalitis (JE) merupakan penyakit radang otak yang ditemukan di negara-negara Asia Tenggara, termasuk Indonesia. Penyakit ini disebabkan oleh infeksi virus JE yang menular melalui gigitan nyamuk Culex. Nyamuk ini banyak dijumpai di area sawah dan hutan.

Vaksin JE, Ketahui Informasi Lengkapnya di Sini - Alodokter

Penularan virus JE rentan terjadi saat musim hujan. Awalnya, orang yang terinfeksi hanya mengalami ringan, seperti demam dan batuk pilek. 

Namun, saat kondisinya sudah parah, virus JE bisa menyebabkan radang otak yang ditandai dengan kejang, gelisah berlebihan, sulit bicara, kelumpuhan otot, dan penurunan kesadaran. Kondisi ini bahkan bisa menyebabkan kematian.

Untuk mencegah penularan atau keparahan penyakit, vaksin JE perlu diberikan, terutama bagi orang yang menetap di daerah endemis atau wilayah dengan kasus JE yang tinggi.

Dosis Pemberian Vaksin JE

Meski vaksin JE belum masuk dalam program imunisasi wajib pemerintah, dokter umumnya menyarankan pemberian vaksin tersebut kepada orang yang tinggal di area dengan kasus penularan tinggi. Selain itu, Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) juga merekomendasikan pemberian vaksin ini untuk anak. 

Dosis pemberian vaksin JE berbeda-beda untuk setiap kelompok umur. Berikut adalah penjelasannya:

  • Untuk anak, vaksin JE diberikan 2 dosis. Dosis pertama diberikan mulai usia 9 bulan dan dosis kedua berjarak minimal 1–2 tahun 
  • Untuk orang dewasa, vaksin JE diberikan 1 dosis
  • Untuk lansia, vaksin JE diberikan 1 dosis

Bagi yang akan bepergian ke daerah endemis JE, vaksin minimal diberikan 1 bulan sebelum keberangkatan. 

Vaksin JE tidak disarankan untuk ibu hamil dan menyusui. Selain itu, vaksin ini juga tidak direkomendasikan untuk anak di bawah usia 2 bulan karena belum terbukti efektivitas dan keamanannya.

Efek Samping Vaksin JE 

Umumnya, efek samping yang timbul setelah mendapatkan vaksin JE adalah:

  • Nyeri
  • Kulit kemerahan
  • Bengkak di area suntikan
  • Demam

Efek ini termasuk wajar dan dapat diatasi dengan cara sederhana, misalnya dengan memberikan kompres dingin di area suntikan selama 15 menit.

Jika muncul demam, jangan panik karena efek ini biasanya hilang dengan sendirinya dalam beberapa hari. Agar demam segera mereda, cukupi waktu istirahat, banyak minum air putih, dan mandi air hangat.   

Meski sangat jarang terjadi, vaksinasi juga bisa menyebabkan reaksi alergi parah atau anafilaksis, khususnya pada orang yang alergi dengan zat tertentu dalam vaksin. Segeralah ke IGD rumah sakit bila Anda mengalami gatal di seluruh tubuh, wajah bengkak, bentol-bentol, ruam, muntah, atau sesak napas setelah vaksinasi.

Cara Mencegah Penyakit Japanese Encephalitis

Selain pemberian vaksin JE, langkah pencegahan lain juga diperlukan agar terhindar dari penyakit tersebut. Hal ini sangat penting diterapkan, terutama oleh orang-orang yang tinggal di daerah endemis. Beberapa langkah yang dapat dilakukan meliputi:

  • Gunakan obat nyamuk oles di kulit sebelum tidur.
  • Gunakan kelambu saat tidur.
  • Usahakan tidur dengan celana panjang, baju lengan panjang, dan kaus kaki.
  • Gunakan pakaian longgar karena gigitan nyamuk bisa menembus pakaian yang terlalu ketat.

Saat ini, belum ada obat untuk penyakit JE sehingga pencegahan penyakit dengan pemberian vaksin JE adalah cara yang paling efektif untuk mencegah penyakit tersebut dan keparahannya.

Bila Anda memiliki pertanyaan terkait vaksin JE, sebaiknya konsultasikan ke dokter. Selama konsultasi dan pemeriksaan, dokter juga akan menilai apakah kondisi medis Anda memungkinkan untuk memperoleh vaksin ini.