Vaksin rabies adalah vaksin yang digunakan untuk mencegah infeksi virus rabies. Vaksin ini dapat diberikan pada orang yang diduga sudah terpapar rabies atau berisiko tinggi untuk tertular rabies.
Vaksin rabies terbuat dari virus yang dilemahkan. Vaksin ini bekerja dengan cara merangsang tubuh membentuk antibodi yang dapat melawan virus rabies. Kira-kira dibutuhkan waktu 7–10 hari dari sejak vaksinasi sampai tubuh bisa menghasilkan perlindungan dalam bentuk antibodi.Untuk orang yang diduga sudah terpapar virus rabies dan belum pernah mendapatkan vaksin, dibutuhkan perlindungan yang lebih cepat. Pada kondisi ini, vaksin dapat diberikan bersama human rabies immune globulin atau imunoglobulin rabies, yaitu antibodi yang dapat langsung mengikat virus rabies.
Merk dagang vaksin rabies: Chirorab, Favirab, Hyperrab, Rabipur, Rabivax, Verorab
Apa Itu Vaksin Rabies
Golongan | Obat resep |
Kategori | Vaksin |
Manfaat | Mencegah penyakit rabies |
Digunakan oleh | Dewasa dan anak-anak |
Vaksin rabies untuk ibu hamil dan menyusui |
Kategori C: Studi pada binatang percobaan memperlihatkan adanya efek samping terhadap janin, tetapi belum ada studi terkontrol pada wanita hamil.
Vaksin maupun imunoglobulin rabies hanya boleh digunakan jika besarnya manfaat yang diharapkan melebihi besarnya risiko terhadap janin. Vaksin rabies belum diketahui terserap ke dalam ASI atau tidak. Bila Anda sedang menyusui, jangan menggunakan obat ini tanpa berkonsultasi dulu dengan dokter. |
Bentuk obat | Suntik |
Peringatan Sebelum Menerima Vaksin Rabies
Vaksin rabies tidak boleh digunakan sembarangan. Berikut ini adalah beberapa hal yang harus Anda perhatikan sebelum menggunakan vaksin rabies:
- Jangan menggunakan vaksin rabies jika memiliki alergi terhadap vaksin ini. Beri tahu dokter riwayat alergi yang Anda miliki, terutama terhadap neomycin.
- Beri tahu dokter jika Anda memiliki daya tahan tubuh lemah, misalnya karena menderita HIV/AIDS atau mengonsumsi obat imunosupresan, sebelum menerima vaksin rabies.
- Beri tahu dokter jika sedang menderita demam atau penyakit infeksi, pernah mengalami kejang demam, atau menderita gangguan perdarahan, sebelum menerima vaksin rabies.
- Beri tahu dokter jika Anda menderita defisiensi immunoglobulin A, kolesterol tinggi, trigliserida tinggi (dislipidemia), stroke, penyakit jantung koroner, gangguan pembekuan darah, atau gangguan perdarahan, sebelum menerima imunoglobulin rabies.
- Beri tahu dokter jika Anda tidak dapat banyak bergerak atau harus berbaring dalam waktu yang lama, sebelum menerima imunoglobulin rabies.
- Beri tahu dokter jika Anda sedang hamil, menyusui, atau merencanakan kehamilan.
- Beri tahu dokter jika Anda sedang mengonsumsi obat, suplemen, atau produk herbal tertentu, untuk mengantisipasi terjadinya interaksi obat.
- Segera temui dokter jika mengalami efek samping serius atau reaksi alergi obat setelah menggunakan vaksin rabies.
Dosis dan Jadwal Pemberian Vaksin Rabies
Berikut ini adalah rincian dosis dan waktu pemberian vaksin rabies:
Vaksinasi rabies sebagai pencegahan (pre-exposure prophylaxis)
Pre-exposure prophylaxis (PrEP) diberikan kepada:
- Orang yang sering kontak dengan hewan, seperti dokter hewan, aktivis hewan, ranger hutan, atau pelatih hewan
- Orang yang bekerja di laboratorium rabies
- Orang yang bepergian ke daerah yang memiliki banyak kasus rabies
Dosis vaksin rabies sebagai pencegahan pada anak-anak dan dewasa adalah 1 ml, yang diberikan sebanyak 3 kali, dengan rincian sebagai berikut:
- Dosis pertama: hari ke-0
- Dosis kedua: hari ke-7
- Dosis ketiga: hari ke-21 atau ke-28
Vaksinasi rabies sebagai pencegahan setelah terpapar virus (postexposure prophylaxis)
Post-exposure prophylaxis diberikan kepada orang yang terkena gigitan atau cakaran binatang yang diduga terinfeksi rabies. Berikut ini adalah dosisnya:
Untuk pasien yang belum menerima vaksin rabies
- Dewasa dan anak-anak: 1 ml, diberikan sebanyak 5 kali. Dosis pertama diberikan bersama imunoglobulin rabies sebanyak 20 IU/kgBB, sesegera mungkin setelah pasien terpapar virus. Dosis selanjutnya diberikan pada hari ke-3, 7, 14, dan 28 setelah dosis pertama.
Untuk pasien yang sudah menerima vaksin rabies lengkap
- Dewasa dan anak-anak: 1 ml, diberikan sebanyak 2 kali. Dosis pertama diberikan sesegera mungkin setelah terpapar virus, kemudian dilanjutkan dengan dosis kedua 3 hari setelahnya.
Cara Pemberian Vaksin Rabies
Selalu ikuti anjuran dokter sebelum dan setelah menerima vaksin rabies. Vaksin ini diberikan langsung oleh dokter atau tenaga medis di bawah pengawasan dokter, di fasilitas kesehatan atau rumah sakit.
Vaksin rabies diberikan melalui suntikan ke otot (intramuskular/IM). Pada orang dewasa, vaksin disuntikkan ke otot lengan atas. Sementara pada anak-anak atau balita, vaksin disuntikkan ke otot paha.
Meski secara umum kejadiannya jarang, rabies merupakan penyakit yang dapat berakibat fatal dalam waktu yang cepat. Oleh sebab itu, orang yang berisiko tinggi terpapar virus rabies harus memiliki perlindungan yang cukup.
Disarankan untuk mendapatkan vaksin rabies setidaknya 1 bulan sebelum memulai pekerjaan atau perjalanan yang berisiko terkena rabies. Jika risikonya masih tinggi, dosis booster dapat diberikan setiap 6 bulan.
Jika Anda terkena gigitan atau cakaran binatang yang diduga terinfeksi rabies, segera bersihkan luka menggunakan sabun dan air mengalir. Setelah itu, disinfeksi luka menggunakan alkohol atau disinfektan berbasis iodine, kemudian tutup luka menggunakan perban.
Sesegera mungkin, datangi fasilitas kesehatan terdekat untuk menerima vaksin rabies dan/atau imunoglobulin rabies. Penanganan pada orang yang diduga sudah terpapar virus rabies harus dilakukan secepat mungkin sebelum gejala rabies muncul.
Interaksi Vaksin Rabies dengan Obat Lain
Penggunaan vaksin rabies bersamaan dengan obat lain dapat menimbulkan dua efek interaksi antarobat, yaitu:
- Penurunan efek vaksin rabies jika digunakan dengan obat antimalaria, seperti chloroquine; kortikosteroid, seperti hydrocortisone; atau imunosupresan, seperti basiliximab
- Peningkatan risiko terjadinya perdarahan atau hematoma jika digunakan bersamaan dengan antikoagulan
Efek Samping dan Bahaya Vaksin Rabies
Ada beberapa efek samping yang mungkin muncul setelah menggunakan vaksin rabies atau imunoglobulin rabies, antara lain:
- Nyeri, bengkak, gatal, atau kulit kemerahan di sekitar area suntikan
- Pusing atau sakit kepala
- Mual
- Sakit perut
- Kembung
- Diare
- Nyeri otot
- Gejala flu, seperti hidung tersumbat, bersin, atau sakit tenggorokan
Periksakan diri ke dokter jika efek samping tersebut tidak kunjung reda atau makin buruk. Segera temui dokter jika muncul reaksi alergi obat atau efek samping yang lebih serius, seperti:
- Urine berwarna gelap
- Demam tinggi
- Demam disertai muntah, ruam kulit, atau nyeri otot
- Kesemutan atau rasa seperti ditusuk-tusuk di jari tangan atau kaki
- Tangan atau kaki terasa lemah
- Gangguan keseimbangan
- Sulit menggerakkan mata
- Gangguan berbicara atau menelan