Vaksin varicella adalah vaksin untuk mencegah cacar air atau chickenpox. Penyakit ini memang lebih banyak dialami oleh anak-anak, namun orang dewasa pun bisa mengalaminya. Oleh karena itu, vaksin varicella penting diberikan baik kepada anak-anak maupun dewasa.
Cacar air merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh virus varicella-zoster. Ketika terserang penyakit ini, seseorang dapat mengalami gejala berupa demam, nyeri otot, sakit kepala, dan muncul bintik kemerahan di wajah dan tubuh kemudian diikuti bentol-bentol berisi cairan bening di seluruh tubuh yang terasa gatal.
Cacar air umumnya memang bersifat ringan dan dapat sembuh sendirinya. Namun, pada kasus tertentu, cacar air bisa menimbulkan komplikasi yang berbahaya, seperti pneumonia, dehidrasi, dan infeksi berat atau sepsis.
Oleh karena itu, Anda perlu mendapatkan vaksin varicella agar tidak mudah terkena penyakit cacar air beserta komplikasinya.
Pentingnya Pemberian Vaksin Varicella
Pemberian vaksin varicella dapat mencegah cacar air dengan tingkat efektivitas yang cukup tinggi, yaitu hingga 85–90%. Kalaupun terkena cacar air, orang yang sudah mendapatkan vaksin varicella akan mengalami gejala yang lebih ringan dan lebih cepat sembuh.
Vaksin varicella mengandung virus varicella-zoster yang telah dilemahkan. Ketika dimasukkan ke dalam tubuh, vaksin ini akan merangsang sistem kekebalan tubuh untuk memproduksi antibodi guna melawan virus tersebut.
Karena sudah dilemahkan, virus yang terdapat dalam vaksin varicella tidak dapat menyebabkan infeksi.
Jadwal Pemberian Vaksin Varicella pada Anak dan Orang Dewasa
Vaksin varicella akan lebih efektif jika diberikan kepada anak-anak usia 1–18 tahun. Berdasarkan rekomendasi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), pemberian vaksin varicella pada anak sebaiknya dilakukan saat anak berusia 1 tahun ke atas, sebanyak 1 kali.
Bila vaksin varicella baru diberikan saat anak berusia di atas 13 tahun, maka pemberiannya perlu dilakukan sebanyak 2 kali dengan jarak 4–8 minggu.
Pada orang dewasa, pemberian vaksin varicella dilakukan dengan dosis yang sama seperti dosis untuk anak usia di atas 13 tahun, yaitu 2 kali dengan jarak 4–8 minggu. Pemberian vaksin varicella pada orang dewasa disarankan bagi orang yang memiliki kondisi berikut :
- Belum pernah menerima vaksin vericella sama sekali
- Wanita usia produktif
- Bekerja di tempat yang berisiko tinggi terpapar varicella, misalnya rumah sakit, sekolahan, dan laboratorium
- Sering kontak dengan orang yang memiliki daya tahan tubuh lemah, misalnya karena HIV/AIDS atau kemoterapi
Kondisi yang Mengharuskan Pemberian Vaksin Varicella Ditunda
Orang yang sedang sakit ringan, seperti batuk, pilek, atau demam ringan masih bisa mendapatkan vaksin varicella. Namun, vaksin varicella sebaiknya tidak diberikan atau ditunda pemberiannya pada orang-orang yang memiliki kondisi berikut:
- Alergi terhadap vaksin varicella, gelatin, dan antibiotik neomycin
- Sedang hamil
- Sistem kekebalan tubuhnya lemah, misalnya karena HIV/AIDS, kelainan genetik, kemoterapi, atau penggunaan kortikosteroid jangka panjang
- Baru saja menerima transfusi darah
Beberapa Efek Samping Vaksin Varicella
Secara umum, vaksin varicella aman untuk digunakan. Ada beberapa efek samping ringan yang dapat muncul setelah pemberian vaksin ini, yaitu nyeri dan bengkak di tempat suntikan, muncul ruam kulit, serta demam. Biasanya, efek samping tersebut akan hilang dengan sendirinya dalam waktu beberapa hari.
Apabila efek samping dirasakan mengganggu, Anda dapat mengonsumsi paracetamol untuk meredakan nyeri dan demam setelah pemberian vaksin varicella.
Pemberian vaksin varicella merupakan cara yang efektif dan aman untuk mencegah penyakit cacar air (varicella) yang sangat mudah menular. Oleh karena itu, jika Anda atau anak Anda belum pernah mendapatkan vaksin varicella, sebaiknya konsultasikan ke dokter untuk menentukan jadwal pemberian vaksin.