Vasopressin adalah obat untuk mengendalikan gejala diabetes insipidus, seperti sering buang air kecil dan selalu merasa haus meski sudah minum banyak air. Vasopressin tersedia dalam bentuk suntik yang diberikan langsung oleh dokter atau petugas medis di bawah pengawasan dokter di rumah sakit.
Vasopressin suntik merupakan hormon vasopressin buatan. Hormon ini juga dikenal dengan sebutan hormon antidiuretik (ADH). Tugas utama ADH adalah mengatur keseimbangan kadar air dalam tubuh. ADH membatasi pembuangan cairan dalam bentuk urine di ginjal sesuai dengan kebutuhan tubuh saat itu.
Vasopressin suntik dapat mengurangi jumlah urine yang dikeluarkan tubuh. Dengan begitu, keseimbangan cairan dalam tubuh tetap terjaga dan rasa haus pada penderita diabetes insipidus bisa terkontrol.
Vasopressin suntik juga digunakan dokter dalam penanganan syok septik ketika pengobatan lain tidak berhasil. Obat ini berguna meningkatkan tekanan darah pada orang yang mengalami hipotensi berat saat terjadi kondisi darurat tersebut.
Kegunaan lain dari vasopressin suntik adalah untuk mengatasi perdarahan varises esofagus. Pada kondisi ini, vasopressin akan menyempitkan pembuluh darah yang pecah di kerongkongan. Selain itu, vasopressin suntik terkadang digunakan dalam prosedur pemeriksaan medis tertentu.
Merek dagang vasopressin: Farpresin
Apa Itu Vasopressin
Golongan | Obat resep |
Kategori | Hormon antidiuretik |
Manfaat | Mengurangi frekuensi buang air kecil dan mengontrol rasa haus pada penderita diabetes insipidus |
Mengatasi perdarahan varises esofagus | |
Menangani syok septik | |
Digunakan oleh | Dewasa usia >18 tahun |
Vasopressin untuk ibu hamil | Kategori C: Studi pada binatang percobaan memperlihatkan adanya efek samping vasopressin suntik terhadap janin, tetapi belum ada studi terkontrol pada ibu hamil. |
Obat ini hanya boleh digunakan jika besarnya manfaat yang diharapkan melebihi besarnya risiko terhadap janin. | |
Vasopressin untuk ibu menyusui | Vasopressin suntik dapat digunakan oleh ibu menyusui dengan pengawasan dokter. |
Ibu menyusui disarankan memompa ASI dan membuangnya selama 1,5 jam setelah mendapat suntikan vasopressin. Tujuannya adalah untuk mencegah terjadinya efek samping pada bayi. | |
Bentuk obat | Suntik |
Peringatan sebelum Menggunakan Vasopressin
Sebelum menjalani pengobatan dengan Vasopressin suntik, Anda perlu memperhatikan beberapa hal berikut:
- Beri tahu dokter tentang riwayat alergi yang Anda miliki. Vasopressin tidak boleh digunakan oleh orang yang alergi terhadap obat ini.
- Informasikan kepada dokter jika Anda pernah atau sedang menderita penyakit jantung koroner, gagal jantung, penyakit ginjal, asma, kejang atau epilepsi, migrain, atau penyakit pembuluh darah, seperti penyakit arteri perifer.
- Beri tahu dokter jika Anda memiliki gangguan irama jantung, kelainan pada EKG, atau riwayat henti jantung mendadak di usia muda, baik pada diri sendiri maupun keluarga.
- Diskusikan dengan dokter mengenai penggunaan vasopressin suntik jika Anda sedang menjalani terapi dengan obat lain, termasuk suplemen dan produk herbal. Tujuannya adalah untuk mencegah terjadinya interaksi antarobat yang tidak diinginkan.
- Pastikan untuk memberi tahu dokter jika Anda sedang hamil, merencanakan kehamilan, atau sedang menyusui.
- Segera temui dokter jika muncul reaksi alergi obat atau efek samping serius setelah menggunakan vasopressin.
Dosis dan Aturan Pakai Vasopressin
Dosis vasopressin suntik dan lama pengobatan yang ditentukan oleh dokter tergantung pada kondisi yang ditangani. Vasopressin bisa diberikan melalui suntikan ke dalam pembuluh darah (intravena/IV), ke otot (intramuskular/IM), atau ke bawah kulit (subkutan/SC)
Berikut ini adalah pembagian dosis vasopressin berdasarkan kondisi yang diobati:
-
Kondisi: Diabetes insipidus
Dosis 5–20 unit, diberikan secara SC/IM, 2–3 kali sehari.
-
Kondisi: Perdarahan varises esofagus
Dosis 20 unit, dilarutkan dalam infus 100 ml glukosa 5% selama 15 menit.
-
Kondisi: Syok septik
Dosis 0,01 unit per menit, diberikan secara IV. Dosis dapat ditingkatkan sebanyak 0,005 unit per menit setiap 10–15 menit sampai target tekanan darah tercapai. Dosis maksimal 0,7 unit per menit.
Cara Menggunakan Vasopressin dengan Benar
Vasopressin akan disuntikkan oleh dokter atau petugas medis di bawah pengawasan dokter. Obat ini akan disuntikkan ke pembuluh darah (intravena/IV), ke otot (intramuskular/IM), atau di bawah kulit (subkutan/SC), tergantung kondisi yang ditangani.
Berikut adalah hal-hal yang perlu diketahui selama terapi vasopressin suntik:
- Ikuti instruksi dokter selama menjalani pengobatan dengan vasopressin suntik.
- Dokter akan memantau kadar air dalam tubuh, tekanan darah, dan fungsi jantung pasien selama pemberian vasopressin.
- Segera lapor ke dokter jika merasakan reaksi yang tidak enak selama mendapatkan pengobatan dengan vasopressin.
- Selama menjalani terapi dengan vasopressin, dokter akan menentukan jumlah cairan yang harus Anda konsumsi. Tujuannya adalah untuk menghindari kelebihan atau kekurangan cairan.
Interaksi Vasopressin dengan Obat Lain
Vasopressin bisa berinteraksi dengan obat lain saat digunakan secara bersamaan. Efek interaksi yang terjadi bisa berupa:
- Peningkatan risiko terjadinya efek samping vasopressin jika digunakan dengan carbamazepine, fludrocortisone, haloperidol, methyldopa, atau obat golongan antidepresan trisiklik
- Penurunan efektivitas vasopressin jika digunakan dengan lithium, clozapine, atau heparin
- Peningkatan risiko terjadinya gangguan irama jantung yang berbahaya jika digunakan dengan clozapine atau amiodarone
- Peningkatan risiko terjadinya retensi cairan dan rendahnya kadar natrium di dalam darah (hiponatremia) jika digunakan dengan ibuprofen
Agar terhindar dari efek interaksi yang tidak diinginkan, selalu beri tahu dokter jika akan menggunakan obat lain bersama vasopressin suntik.
Efek Samping dan Bahaya Vasopressin
Efek samping yang bisa terjadi setelah menggunakan vasopressin suntik adalah:
- Pusing atau vertigo
- Sakit kepala berdenyut-denyut
- Mual atau muntah
- Kram perut atau kembung
- Keringat berlebihan
- Diare
- Tubuh gemetar atau tremor
- Nyeri dan kemerahan di area yang disuntik
Meski jarang terjadi, penggunaan vasopressin suntik juga bisa menyebabkan reaksi alergi obat, atau efek samping yang lebih serius, seperti:
- Pusing berat seperti akan pingsan
- Kejang
- Tangan terasa dingin, bibir dan jari-jari membiru
- Sesak napas, nyeri dada seperti tercekat, denyut jantung yang lambat atau tidak teratur
- Mati rasa atau kesemutan yang parah di tangan atau kaki
- Hiponatremia, yang gejalanya berupa sakit kepala, sulit berkonsentrasi, linglung, limbung
- Perdarahan yang tidak jelas penyebabnya
- Muncul luka, nyeri, dan perubahan warna kulit, terutama di bagian kaki
- Gejala gangguan ginjal, seperti urine yang keluar saat buang air kecil lebih sedikit dari biasanya atau tidak keluar sama sekali
Jika efek samping di atas muncul saat Anda masih dalam perawatan di rumah sakit, segera lapor ke dokter atau tenaga medis yang bertugas. Namun, bila Anda diperbolehkan pulang oleh dokter setelah menjalani terapi vasopressin lalu timbul gejala yang mengganggu, lakukan konsultasi online dengan dokter.
Dokter dapat memberikan saran dan pengobatan untuk mengurangi efek samping. Jika diperlukan pertolongan medis secepatnya, dokter akan menyarankan Anda untuk ke IGD terdekat.