Virus cacar monyet telah ditetapkan oleh WHO sebagai darurat kesehatan global karena telah menyebar ke berbagai negara. Bila dibiarkan tanpa upaya pencegahan dan penanganan yang benar, penularan virus mpox akan makin sulit dikendalikan, terutama pada kelompok orang yang rentan terinfeksi.

Virus cacar monyet atau virus mpox termasuk dalam kelompok spesies virus orthopox, sama seperti virus variola atau cacar smallpox. Awalnya, kasus penularan virus mpox pada manusia ditemukan pada tahun 1970 di Kongo. Walau vaksinasi cacar telah digalakkan di seluruh dunia, virus cacar monyet terus mewabah di negara-negara di benua Afrika.

Virus Cacar Monyet, Kenali Gejala, Cara Penularan, serta Pencegahannya - Alodokter

Pada tahun 2022, virus cacar monyet menyebar cepat ke benua Eropa, Amerika, dan Asia. Sampai bulan Agustus 2024, WHO mencatat ada lebih dari 120 negara yang terkena virus mpox dengan angka kematian mencapai 200 orang. 

Di Indonesia sendiri, Kementerian Kesehatan melaporkan bahwa kasus cacar monyet masih di bawah 100 temuan. Meski begitu, berbagai tindakan pencegahan serta pengendalian virus mpox tetap harus dilakukan.

Cara Penularan Virus Cacar Monyet

Virus cacar monyet bisa menyebar ke luar Afrika diduga kuat dari wisatawan atau pelancong yang terpapar langsung dengan mamalia liar yang telah terinfeksi virus tersebut. Tidak hanya pada monyet, infeksi virus cacar monyet bahkan telah ditemukan pada hewan lain, seperti tupai dan tikus.

Selain itu, kasus virus mpox yang terjadi di luar Afrika juga disebabkan oleh hewan-hewan liar yang diimpor tanpa melalui pemeriksaan laboratorium untuk memastikan apakah terinfeksi virus cacar monyet atau tidak.

Virus cacar monyet bisa menular melalui kontak dekat dengan hewan atau orang yang terinfeksi. Berikut ini adalah contoh penyebaran virus mpox dari manusia ke manusia:

  • Kontak langsung dengan ruam, koreng, atau cairan tubuh penderita mpox
  • Terkena percikan air liur dari orang yang terinfeksi, termasuk ketika berciuman
  • Melakukan hubungan seksual dengan penderita cacar monyet
  • Menyentuh pakaian, sprei, selimut, atau peralatan makan dan minum yang telah terkontaminasi virus mpox
  • Melalui plasenta ke janin di kandungan ibu yang terinfeksi virus mpox

Selain itu, virus cacar monyet juga bisa menyebar dari hewan ke manusia melalui beberapa cara, contohnya:

  • Gigitan atau cakaran
  • Konsumsi hewan liar
  • Pemakaian produk dari hewan yang terinfeksi, seperti kulit atau bulu hewan
  • Kontak langsung dengan cairan tubuh atau ruam hewan yang terkena mpox

Mengenal Gejala Virus Cacar Monyet

Gejala cacar monyet bisa terlihat sekitar 3–17 hari setelah terpapar virus mpox. Inilah gejala awal cacar monyet yang perlu diwaspadai:

  • Demam atau meriang
  • Sakit kepala
  • Nyeri otot
  • Kelelahan
  • Pembengkakan kelenjar getah bening di leher

Setelah 1–4 hari dari munculnya gejala awal tersebut, ruam kulit cacar monyet biasanya akan terlihat. Ruam atau bintik-bintik cacar monyet biasanya muncul pertama kali di wajah, tangan, atau kaki, kemudian menyebar ke bagian tubuh lainnya.

Namun, pada wabah virus cacar monyet yang dimulai tahun 2022, ruam mpox lebih umum terlihat di area-area sensitif, seperti kelamin, selangkangan, mulut, atau tenggorokan, lho.

Ruam tersebut awalnya berupa bercak merah datar seperti jerawat. Lalu, bercak berubah secara bertahap menjadi lepuhan berisi nanah, keropeng, sampai akhirnya rontok dan muncul lapisan kulit baru dalam jangka waktu 2–4 minggu.

Penderita cacar monyet bisa menyebarkan virus mpox sejak awal muncul gejala sampai semua luka-luka di tubuhnya sembuh dan tergantikan dengan kulit yang baru.

Meski terbilang jarang menyebabkan kematian, cacar monyet bisa menyebabkan gejala yang parah pada beberapa kelompok berikut ini:

  • Orang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah
  • Anak-anak berusia di bawah 1 tahun
  • Orang yang memiliki riwayat eksim
  • Ibu hamil

Cara Mendeteksi dan Mencegah Virus Cacar Monyet pada Manusia

Deteksi virus cacar monyet dilakukan melalui uji laboratorium dengan tes PCR. Sampel yang diperiksa adalah hasil usap kulit dari ruam atau koreng pasien yang diduga terinfeksi virus mpox. Selain itu, cairan lendir hidung dan mulut dari pasien yang diduga terinfeksi virus cacar monyet juga diperiksa untuk memastikan infeksi virus ini.

Agar Anda dan keluarga terlindungi dari penularan virus cacar monyet, berikut ini adalah beberapa cara yang bisa dilakukan:

  • Hindari kontak kulit ke kulit dengan orang yang memiliki ruam seperti bentuk mpox atau cacar.
  • Hindari menyentuh barang-barang yang pernah digunakan oleh penderita cacar monyet, termasuk peralatan makan dan minum, tempat tidur, dan pakaian.
  • Segera lakukan isolasi mandiri di rumah dan kenakan masker, jika Anda merasa pernah kontak dengan penderita cacar monyet atau menderita gejala yang mirip dengan cacar monyet.
  • Hindari kontak dengan hewan liar, baik yang hidup maupun mati, jika bepergian ke daerah endemik cacar monyet.
  • Segera cuci tangan dengan sabun dan air setelah melakukan kontak dengan orang atau hewan yang terinfeksi.

Ada dua jenis vaksin cacar monyet yang dapat digunakan untuk mencegah penyebaran virus mpox, yaitu vaksin ACAM2000 dan Jynneos. Pemerintah Indonesia sedang menyiapkan pengadaan vaksin tersebut. Namun, dikarenakan jumlahnya yang masih terbatas, vaksin ini hanya akan diberikan untuk kelompok tertentu, yaitu orang yang sudah terpapar atau berisiko tinggi terpapar virus cacar monyet, seperti tenaga medis. 

Sementara itu, pengobatan untuk cacar monyet berfokus untuk meredakan gejalanya. Misalnya, dokter akan meresepkan obat oles untuk mengatasi ruam cacar monyet dan memberikan obat pereda nyeri dan demam.

Jika Anda khawatir terkena virus cacar monyet setelah melakukan kontak dengan hewan atau orang yang terinfeksi, jangan ragu untuk segera berkonsultasi ke dokter. Konsultasi bisa dilakukan tanpa perlu keluar rumah melalui Chat Bersama Dokter. Dokter akan memberikan saran tindakan lebih lanjut, penanganan, bahkan pemantauan kondisi Anda sampai sembuh. Hal ini sekaligus mengurangi risiko penularan cacar air ke orang lain.