Vitamin D adalah nutrisi yang diperlukan untuk membantu penyerapan kalsium dan fosfor di dalam tubuh. Vitamin ini berperan dalam menjaga kesehatan tulang dan gigi, serta sistem imunitas.
Vitamin D terbagi menjadi dua jenis, yaitu ergocalciferol (vitamin D2) dan cholecalciferol (vitamin D3). Vitamin D2 bisa didapatkan dari beberapa jenis jamur, sedangkan vitamin D3 dari hati sapi, kuning telur, atau keju. Vitamin D3 juga dibentuk di dalam tubuh secara alami dengan bantuan sinar matahari.
Defisiensi atau kekurangan vitamin D bisa terjadi karena tubuh jarang terpapar sinar matahari atau kurang mengonsumsi sumber vitamin D. Defisiensi vitamin D juga bisa terjadi akibat kondisi tertentu, seperti penyakit Crohn, gagal ginjal kronis, penyakit liver, obesitas, dan penyakit celiac.
Kekurangan vitamin D bisa menyebabkan penyakit rakitis pada anak, atau osteomalacia pada orang dewasa. Untuk mencegah dan mengatasi kondisi tersebut, suplemen vitamin D bisa digunakan sebagai bagian dari terapi.
Karena dapat mendukung penyerapan kalsium dan fosfat, vitamin D juga dapat digunakan dalam pengobatan osteoporosis, hipoparatiroid, atau kekurangan fosfat (hipofosfatemia).
Merek dagang vitamin D: Blackmores Bio D3, Boost D 5000, Calcium D-Redoxon, CDR Fortos, Devit 1000, D-Vit, D3-400, Engran D3, Farvit D3, For-D3, Fortiboost D3, Konlife D3, My Well Vitamin D3 1000 IU, Nature's Plus Vitamin D3, Protecal Osteo, Teen Cel D, Unihealth Vitamin D3, Vitamin D3
Apa Itu Vitamin D
Golongan | Obat bebas dan resep |
Kategori | Suplemen vitamin |
Manfaat | Mencegah dan mengatasi kekurangan vitamin D, dan digunakan dalam pengobatan osteoporosis, hipoparatiroid, rakitis, atau hipofosfatemia |
Dikonsumsi oleh | Dewasa dan anak-anak |
Vitamin D untuk ibu hamil | Kategori C: Studi pada binatang percobaan memperlihatkan adanya efek samping terhadap janin, tetapi belum ada studi terkontrol pada ibu hamil. |
Suplemen ini hanya boleh digunakan jika besarnya manfaat yang diharapkan melebihi besarnya risiko terhadap janin. | |
Vitamin D untuk ibu menyusui | Suplemen vitamin D dapat terserap ke dalam ASI. Selama dikonsumsi dalam dosis yang tepat, vitamin ini aman diminum oleh ibu menyusui. Diskusikan dengan dokter mengenai dosis yang tepat. |
Bentuk obat | Tablet, tablet kunyah, tablet isap, tablet effervescent, kapsul, sirop, dan drops. |
Peringatan sebelum Mengonsumsi Vitamin D
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan sebelum Anda mengonsumsi suplemen vitamin D, yaitu:
- Jangan mengonsumsi suplemen vitamin D jika memiliki alergi terhadap vitamin D, atau bentuk vitamin D lain, seperti calcitriol.
- Jangan mengonsumsi suplemen vitamin D jika menderita penumpukan vitamin D dalam tubuh (hipervitaminosis D), kadar kalsium tinggi dalam darah (hiperkalsemia), atau malabsorbsi makanan.
- Konsultasikan dengan dokter perihal penggunaan suplemen vitamin D jika Anda pernah atau sedang menderita penyakit jantung, gangguan elektrolit, atau penyakit ginjal, termasuk gagal ginjal atau batu ginjal.
- Konsultasikan dengan dokter sebelum mengonsumsi suplemen vitamin D jika Anda menderita diabetes, penyakit liver, atau phenylketonuria (PKU). Suplemen vitamin D sediaan tablet kunyah, tablet isap, dan sirop, mungkin mengandung pemanis dan aspartam.
- Konsultasikan dengan dokter jika Anda berencana mengonsumsi suplemen vitamin D bersama suplemen lain, obat, atau produk herbal tertentu. Tujuannya adalah untuk mengantisipasi interaksi obat.
- Beri tahu dokter bahwa Anda sedang menggunakan suplemen vitamin D sebelum menjalani pemeriksaan medis apa pun, karena suplemen ini bisa mengganggu hasil pemeriksaan laboratorium tertentu, seperti tes kolesterol.
- Diskusikan dengan dokter mengenai konsumsi suplemen vitamin D jika Anda sedang hamil, berencana untuk hamil, atau sedang menyusui.
- Segera ke dokter jika terjadi reaksi alergi atau overdosis setelah mengonsumsi suplemen yang mengandung vitamin D.
Dosis dan Aturan Pakai Vitamin D
Dosis vitamin D ditentukan berdasarkan usia dan kondisi yang diderita pasien. Pada umumnya, vitamin D sediaan 400–5.000 IU dapat dibeli secara bebas, sedangkan vitamin D dosis lebih tinggi hanya dapat dibeli dengan resep dokter.
Berikut ini adalah dosis umum vitamin D berdasarkan usia dan tujuan penggunaannya:
Tujuan: Suplementasi vitamin D
- Dewasa dan anak-anak: Dosis mengikuti angka kebutuhan gizi sesuai usia dan kondisi.
Tujuan: Menangani dan mencegah osteoporosis
- Usia >50 tahun: 20–25 mcg (800–1.000 IU) per hari. Dosis akan dikombinasikan dengan suplemen kalsium.
Tujuan: Menangani rakitis
- Dewasa dan anak-anak: 300–12.500 mcg (12.000–500.000 IU) per hari.
Tujuan: Menangani hipofosfatemia
- Dewasa: 250–1.500 mcg (10.000–60.000 IU) per hari. Dosis akan dikombinasikan dengan suplemen fosfat.
- Anak-anak: 1.000–2.000 mcg (40.000–80.000 IU) per hari. Dosis akan dikombinasikan dengan suplemen fosfat.
Tujuan: Menangani hipoparatiroid
- Dewasa: 625–5.000 mcg (50.000–200.000 IU) per hari. Dosis akan dikombinasikan dengan suplemen kalsium.
Tujuan: Defisiensi vitamin D akibat malabsorsi makanan atau penyakit liver
- Dewasa: 1.000 mcg (40.000 IU) per hari.
Tujuan: Suplementasi pada COVID-19
- Anak usia <3 tahun: 10 mcg (400 IU) per hari.
- Anak usia >3 tahun: 25 mcg (1.000 IU) per hari.
- Dewasa: 25–125 mcg (1.000–5.000 IU) per hari, selama 14 hari. Untuk pasien gejala sedang dan berat, pengobatan akan dilakukan di rumah sakit.
Angka Kecukupan Gizi Vitamin D
Angka kecukupan gizi (AKG) harian vitamin D tergantung pada usia, jenis kelamin, dan kondisi kesehatan tiap orang. Berikut ini adalah AKG vitamin D per hari secara umum:
- Usia 0–11 bulan: 10 mcg (400 IU)
- Usia 1–64 tahun: 15 mcg (600 IU)
- Usia ≥65 tahun: 20 mcg (800 IU)
- Ibu hamil dan menyusui: 15 mcg (600 IU)
Cara Mengonsumsi Vitamin D dengan Benar
Bacalah informasi yang tertera pada kemasan produk sebelum mengonsumsi suplemen apa pun. Jika ragu atau memiliki kondisi kesehatan khusus, diskusikan dengan dokter perihal dosis, pilihan produk, dan cara penggunaan, yang sesuai dengan kondisi Anda.
Perlu diingat bahwa suplemen vitamin dan mineral dikonsumsi untuk memenuhi kebutuhan tubuh terhadap vitamin dan mineral, terutama ketika asupan vitamin dan mineral dari makanan saja tidak cukup.
Suplemen vitamin D bisa dikonsumsi sebelum atau sesudah makan. Namun, suplemen ini sebaiknya dikonsumsi setelah makan guna meningkatkan penyerapan vitamin D oleh tubuh.
Vitamin D bisa didapatkan dalam berbagai sediaan, termasuk sirop dan cairan tetes. Perhatikan cara penggunaan dan takaran obat sebelum memberikan vitamin ini kepada anak. Takaran yang salah dapat meningkatkan risiko terjadinya efek samping atau overdosis.
Jika Anda sedang mengonsumsi obat tertentu, seperti cholestyramine atau orlistat, konsumsilah suplemen vitamin D setidaknya 2 jam sebelum atau sesudah mengonsumsi obat tersebut.
Ikutilah setiap saran dokter selama menjalani terapi dengan suplemen vitamin D, termasuk jika dianjurkan untuk menjalani diet atau pola makan tertentu. Hal ini untuk meningkatkan efektivitas suplemen dan mencegah efek samping.
Simpan suplemen vitamin D di tempat yang sejuk dan terhindar dari paparan sinar matahari langsung. Jauhkan suplemen dari jangkauan anak-anak.
Interaksi Vitamin D dengan Obat Lain
Berikut ini adalah sejumlah interaksi yang dapat terjadi jika suplemen vitamin D dikonsumsi bersama obat lain:
- Peningkatan risiko terjadinya gangguan irama jantung jika dikonsumsi dengan digoxin
- Peningkatan kadar dan risiko keracunan aluminium di dalam tubuh jika dikonsumsi bersama obat antasida yang mengandung aluminium
- Peningkatan risiko terjadinya hiperkalsemia jika dikonsumsi dengan diuretik jenis thiazide
- Penurunan efektivitas vitamin D jika digunakan bersama obat antiepilepsi, seperti carbamazepine, phenobarbital, phenytoin, atau primidone
- Penurunan efektivitas suplemen vitamin D jika digunakan bersama rifampicin, isoniazid, obat pencahar, atau obat golongan kortikosteroid, seperti prednisone
- Penurunan penyerapan vitamin D jika dikonsumsi bersamaan atau dalam waktu dekat dengan orlistat atau cholestyramine
- Penurunan efektivitas diltiazem, terutama dengan vitamin D dosis tinggi
Efek Samping dan Bahaya Vitamin D
Jika digunakan sesuai dosis yang dianjurkan, suplemen vitamin D jarang sekali menimbulkan efek samping. Namun, jika dikonsumsi berlebihan, suplemen vitamin D mungkin dapat menyebabkan kadar kalsium berlebih (hiperkalsemia) dan keluhan tertentu, seperti:
- Mual atau muntah
- Mudah haus
- Sering buang air kecil
- Tubuh terasa lelah
- Hilang nafsu makan
- Sembelit
- Perubahan suasana hati atau linglung
- Sakit perut
- Telinga berdenging
Segera hentikan konsumsi suplemen vitamin D dan periksakan ke dokter jika mengalami efek samping di atas, atau reaksi alergi yang bisa ditandai dengan biduran, bengkak di bibir atau mata, atau kesulitan bernapas.