Pernah dengar anggapan bahwa kehamilan bisa menular? Ini tidak sepenuhnya salah, lho. Soalnya, meski tidak bisa menular secara fisik, kehamilan bisa “menular” secara emosional.
Menurut sebuah penelitian, kehamilan mungkin bisa “menular” pada mereka yang memiliki ikatan pertemanan. Hal ini bisa terjadi karena secara emosional, keinginan untuk punya anak dapat muncul saat seseorang melihat teman dekatnya sudah memiliki anak.
Kehamilan Bisa “Menular” Secara Emosional
Kehamilan bisa menular merupakan salah satu mitos kehamilan yang masih dipercaya oleh banyak orang. Sebenarnya, kehamilan memang bisa “menular”. Namun, bukan melalui kontak fisik dengan teman yang sedang hamil, melainkan melalui kontak emosional.
Penelitian mengungkapkan, jika kamu memiliki teman sebaya yang hamil, maka ada kemungkinan kamu akan “ketularan” hamil. Hal ini mungkin bisa terjadi karena kamu akan terdorong untuk merencanakan kehamilan begitu teman dekatmu hamil.
Mungkin kamu bertanya-tanya mengapa peran teman begitu penting dalam memengaruhi keputusan tersebut? Jadi, dalam penelitian tersebut dikatakan teman punya pengaruh yang kuat dalam urusan memiliki momongan, walau pengaruh ini bersifat jangka pendek.
Selain itu, kecenderungan manusia yang selalu membandingkan diri dengan teman, terutama teman sebaya, juga memiliki pengaruh terhadap hal tersebut.
Umumnya, keinginan untuk memiliki anak ini akan terasa sekitar 2 tahun setelah temanmu melahirkan. Bila sudah lewat dari 2 tahun, keinginan tersebut cenderung akan menurun. Nah, kesimpulannya, secara tidak disadari rencana untuk memiliki anak bisa dipengaruhi oleh lingkungan pertemanan.
Pentingnya Kesiapan Emosional untuk Hamil
Keinginan untuk segera punya anak setelah melihat teman hamil atau sebenarnya sah-sah saja. Akan tetapi, jangan sampai kamu mengabaikan kesiapan dirimu untuk menjadi orang tua, ya.
Ingat, menjadi orang tua merupakan tanggung jawab yang berat dan tidak bisa dijalani hanya demi memenuhi tuntutan sosial. Jadi, kalau kamu ingin memiliki momongan, pastikan kamu dan pasangan memang sudah benar-benar siap.
Kesiapan yang dibutuhkan bukan hanya dari sisi finansial, tapi juga kesiapan secara emosional karena kehidupanmu dan pasangan akan mengalami perubahan besar setelah memiliki anak.
Nah, bagi kamu yang sedang merencanakan kehamilan, berikut adalah beberapa tanda kalau kamu sudah siap punya anak secara emosional:
Siap mengorbankan hal-hal yang disukai
Kamu sudah siap mengorbankan hal-hal yang kamu sukai dan bersedia bila tidak dapat melakukannya sesering dulu. Kamu sadar bahwa kebebasan untuk melakukan hal-hal yang biasa kamu lakukan, seperti berpesta atau hangout bersama teman, harus dibatasi setelah kamu memiliki anak.
Mampu menyeimbangkan urusan rumah dan pekerjaan
Saat sudah siap memiliki anak, kamu sudah harus paham mana yang akan menjadi prioritas utamamu nantinya. Jika kamu adalah ibu bekerja, maka artinya kamu sudah tidak bisa lagi seenaknya lembur dan pulang hingga larut malam karena ada Si Kecil yang membutuhkanmu di rumah.
Tidak ada masalah serius dalam rumah tangga
Tidak perlu pernikahan yang sempurna untuk memiliki anak. Namun, sebelum punya anak, pastikan rumah tanggamu sudah berada dalam kondisi yang baik dan tidak memiliki masalah yang serius, misalnya perselingkuhan, kekerasan dalam rumah tangga, atau masalah komunikasi.
Meski kehamilan menular secara fisik hanya mitos, tetapi kehamilan mungkin saja bisa menular secara emosional antara teman yang sebaya. Kalau saat ini kamu sudah merasa siap untuk menjadi orang tua, kamu bisa langsung berkonsultasi dengan dokter untuk mulai merencanakan kehamilan.