Kelainan pada skrotum dan testis biasanya ditandai dengan pembengkakan di sekitar area tersebut. Pembengkakan ini terkadang disertai nyeri dan biasanya disebabkan oleh peradangan, penumpukan cairan, atau adanya pertumbuhan abnormal di dalam skrotum.
Skrotum adalah bagian dari organ reproduksi pria yang bentuknya menyerupai kantong kulit dan menggantung di bagian pangkal penis. Fungsinya adalah sebagai pembungkus testis atau buah zakar.
Untuk beberapa kondisi, skrotum dapat mengalami kelainan yang memicu terjadinya pembengkakan. Pembengkakan tersebut dapat terjadi hanya pada salah satu skrotum atau keduanya.
Tak jarang saat skrotum mengalami pembengkakan, testis juga ikut membengkak. Kondisi pembengkakan pada skrotum dan testis ini tidak dapat disepelekan dan memerlukan penanganan langsung oleh dokter.
Berbagai Kelainan pada Skrotum dan Testis
Ada beberapa kelainan pada skrotum dan testis yang perlu Anda waspadai, di antaranya:
1. Hidrokel
Hidrokel merupakan kondisi ketika kantong zakar atau skrotum dipenuhi oleh cairan yang mengelilingi testis. Biasanya, hidrokel tidak menyebabkan rasa sakit dan dapat hilang dengan sendirinya. Namun, jika terjadi peradangan, skrotum akan terasa nyeri dan tidak nyaman.
Meski hidrokel lebih banyak terjadi pada bayi, kondisi ini juga dapat dialami oleh laki-laki dewasa di segala usia. Jika Anda mengalami pembengkakan di bagian skrotum atau testis, disarankan untuk segera memeriksakan diri ke dokter, terutama bila terjadi secara tiba-tiba dan disertai rasa nyeri.
2. Varikokel
Varikokel ditandai dengan pembengkakan pembuluh darah vena di dalam skrotum. Kondisi ini dapat terjadi pada salah satu skrotum atau keduanya, tetapi lebih sering terjadi pada skrotum bagian kiri. Hal ini karena aliran darah di sisi kiri skrotum lebih besar daripada sisi kanan.
Varikokel dapat dialami pria berusia 15–25 tahun. Kondisi ini tidak boleh dianggap remeh, karena bisa mengakibatkan penurunan produksi dan kualitas sperma, membuat ukuran testis mengecil, atau bahkan menyebabkan infertilitas.
3. Torsio testis
Torsio testis terjadi kondisi ketika saluran sperma di dalam skrotum terpelintir, sehingga aliran darah ke testis terhambat.
Penyebab terpelintirnya saluran sperma masih belum diketahui secara pasti. Namun, kondisi ini sering dikaitkan dengan faktor genetik. Salah satu gejalanya adalah munculnya nyeri hebat dan pembengkakan pada testis secara tiba-tiba.
Torsio testis merupakan kondisi yang sangat berbahaya, karena dapat menyebabkan jaringan di testis mati dan kerusakan permanen pada testis. Kondisi ini biasanya dialami oleh remaja laki-laki berusia 12–18 tahun. Meski demikian, torsio testis juga dapat terjadi pada bayi atau orang dewasa.
4. Epididimitis
Epididimitis adalah peradangan yang terjadi pada epididimis atau saluran di bagian belakang testis yang berfungsi untuk menyalurkan dan menyimpan sperma.
Epididimitis biasanya disebabkan oleh infeksi atau penyakit menular seksual (PMS). Kondisi ini terkadang juga disertai peradangan pada testis yang disebut juga epididimo-orchitis.
Semua pria bisa mengalami epididimitis. Namun, kondisi ini umumnya dialami pria usia 14–35 tahun. Epididimitis biasanya akan segera membaik setelah diberikan antibiotik oleh dokter.
5. Kanker testis
Salah satu penyakit berbahaya yang dapat terjadi pada testis dan skrotum adalah kanker testis. Pada beberapa pria, jenis kanker ini terkadang tidak menimbulkan gejala sama sekali dan baru terdeteksi saat menjalani pemeriksaan medis untuk mengetahui penyebab penyakit lain.
Meski demikian, ada beberapa gejala yang kerap dirasakan sebagian penderitanya, yaitu pembengkakan skrotum dan testis, munculnya benjolan atau tumor pada testis, nyeri atau rasa berat di perut bawah atau sekitar skrotum, dan pembesaran payudara.
Skrotum berkaitan sangat erat dengan testis, karena kantong inilah yang melindungi dan mendukung testis untuk memproduksi sperma yang normal. Oleh karena itu, Anda perlu waspada terhadap berbagai kelainan yang dapat terjadi pada kedua organ ini.
Bila Anda mengalami keluhan yang mengarah pada kelainan pada skrotum dan testis, segera periksakan diri ke dokter agar dapat dilakukan pemeriksaan dan penanganan yang tepat.