Waham kebesaran adalah keyakinan dalam diri seseorang bahwa ia memiliki kehebatan, kekuasaan, kecerdasan, kekayaan, atau kekuatan yang luar biasa. Namun, keyakinan tersebut sebenarnya keliru atau disebut juga delusi. Kondisi ini bisa menjadi pertanda dari gangguan jiwa yang perlu ditangani secara medis.
Waham kebesaran merupakan salah satu jenis delusi yang dikenal dengan istilah megalomania. Orang yang mengalaminya merasa yakin punya kehebatan dan segala hal yang sebenarnya tidak sesuai fakta, bahkan tidak masuk akal, misalnya meyakini bahwa ia adalah titisan raja.
Bagi seorang megalomania, keyakinannya adalah kebenaran mutlak yang tidak bisa diubah meskipun bertentangan dengan kenyataan. Waham kebesaran biasanya disertai dengan sikap sombong, ambisius, egois, dan arogan. Karenanya, banyak orang tidak menyadari bahwa kondisi ini sebenarnya tergolong gangguan mental.
Waham kebesaran yang tidak ditangani bisa berdampak buruk pada kehidupan penderitanya, termasuk menghancurkan karir hingga hubungan baik dengan orang lain. Penderita megalomania juga rentan melakukan percobaan bunuh diri karena merasa terbebani dengan keyakinannya sendiri, atau putus asa ketika wahamnya disangkal.
Penyebab Waham Kebesaran
Penyebab utama dari waham kebesaran adalah gangguan mental. Berikut ini adalah beberapa jenis gangguan mental dan kondisi lain yang bisa menimbulkan waham kebesaran:
- Skizofrenia
- Gangguan bipolar
- Demensia
- Delirium
- Depresi berat
- Psikosis
- Gangguan kepribadian jenis narsistik
Selain itu, ada faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang menjadi megalomania, antara lain:
- Waham kebesaran atau gangguan mental lain, seperti skizofrenia, pada orang tua atau anggota keluarga
- Stres berat, misalnya karena kehilangan pekerjaan, bangkrut, atau perceraian
- Penyalahgunaan NAPZA, seperti kokain atau amfetamin
- Pengalaman traumatis, seperti bullying, pelecehan seksual, atau kekerasan fisik maupun emosional
- Enggan berinteraksi atau bersosialisasi dengan orang lain
- Cedera otak yang menyebabkan kerusakan pada lobus frontal, yaitu bagian otak besar pengatur emosi dan pengendalian diri
- Ketidakseimbangan neurotransmiter, seperti hormon dopamin di otak
Gejala Waham Kebesaran
Seseorang dikatakan menderita waham kebesaran jika gejala yang muncul sudah berlangsung selama 1 bulan atau lebih. Ciri-ciri orang yang mengalami waham kebesaran antara lain:
- Memiliki pemikiran atau keyakinan akan sesuatu yang tidak masuk akal, termasuk status sosial, kecerdasan, talenta, dan kekuatan dirinya
- Tetap mempercayai wahamnya meskipun ada bukti yang menunjukkan hal itu tidak benar
- Marah ketika ada orang yang tidak mempercayai wahamnya
- Bertindak seolah-olah apa yang diyakininya memang nyata
- Bersikap angkuh, arogan, dan merasa dirinya sangat penting
- Bersikap egois dan merendahkan orang lain
- Tidak peduli jika tindakannya menyakiti orang lain
- Merasa dirinya selalu benar, serba bisa, kebal hukum, dan tidak terkalahkan
- Sulit menjalin hubungan baik dengan orang lain karena pemikirannya yang tidak rasional bisa memicu konflik
- Perubahan suasana hati yang sangat cepat, seperti perasaan sangat gembira yang berubah menjadi sedih atau ketakutan dalam waktu sekejab
Waham kebesaran sendiri bisa muncul dalam berbagai bentuk, seperti:
- Meyakini bahwa dirinya sebagai seorang miliarder, crazy rich yang punya gunung uranium, atau keturunan bangsawan tanpa bukti yang jelas
- Mengklaim bahwa dirinya memiliki kekuatan supranatural, misalnya bisa berkomunikasi dengan Tuhan, atau bisa berjalan di atas air
- Merasa dirinya adalah orang yang paling berpengaruh di dunia atau memiliki status sosial yang tinggi
- Merasa berteman dekat dengan tokoh-tokoh terkenal, seperti selebriti, pejabat, atau presiden, padahal hanya pernah melihat langsung sekali atau bahkan tidak pernah kenal sama sekali
- Merasa telah melakukan suatu penemuan penting, misalnya menemukan obat untuk kanker
- Meyakini dirinya adalah reinkarnasi dari seorang ilmuwan jenius bernama Albert Einstein
- Meyakini dirinya sebagai pemimpin agama yang agung, utusan Tuhan, atau juru selamat dunia
- Mengaku-aku memiliki kemampuan istimewa, seperti teleportasi, meramal masa depan, atau membaca pikiran orang lain
- Meyakini bahwa dirinya adalah seorang superhero yang bisa terbang atau menghilang
- Meyakini dirinya kebal terhadap penyakit atau bahkan tidak bisa mati
Kapan harus ke dokter
Penderita waham kebesaran sering kali tidak menyadari ada yang salah dengan keyakinan dan perilakunya sehingga enggan mencari pertolongan medis secara mandiri.
Apabila anggota keluarga atau kerabat dekat Anda menunjukkan tanda-tanda megalomania, hubungi dokter melalui chat untuk mengetahui langkah-langkah yang bisa dilakukan.
Upayakan untuk segera membawa orang tersebut ke dokter jika telah terdapat:
- Gangguan pada aktivitas sehari-hari
- Konflik atau masalah pada hubungan dengan orang lain
- Perilaku melukai diri sendiri maupun orang lain
Diagnosis Waham Kebesaran
Untuk mendiagnosis waham kebesaran, dokter akan melakukan pemeriksaan medis kejiwaan dengan mewawancarai pasien atau keluarganya. Pertanyaan yang akan diajukan meliputi:
- Hal-hal yang diyakini oleh pasien
- Reaksi pasien ketika wahamnya disangkal
- Sejak kapan waham tersebut muncul dan dampaknya pada aktivitas sehari-hari
- Gejala lain yang mungkin terjadi bersama waham kebesaran
- Penyakit yang pernah diderita pasien atau keluarganya
- Peristiwa yang dialami pasien pada masa lalu yang memicu trauma
- Kebiasaan pasien dalam aktivitas sehari-hari maupun aktivitas sosial sejak kecil
Diagnosis waham kebesaran juga bisa dipastikan dengan pemeriksaan penunjang, antara lain:
- Tes kuesioner, untuk mengetahui kondisi mental yang dapat menyebabkan waham kebesaran, misalnya kuesioner untuk penderita demensia
- Tes urine atau tes darah, ketika ada dugaan gejala waham kebesaran dipicu oleh obat-obatan tertentu
- CT scan atau MRI kepala, guna mendeteksi kondisi lain pada otak yang dapat memicu waham kebesaran
Pengobatan Waham Kebesaran
Pengobatan waham kebesaran umumnya menggabungkan psikoterapi dengan obat-obatan. Pada megalomania yang tergolong serius, terutama jika muncul perilaku menyakiti diri sendiri atau orang lain, penderitanya perlu dirawat inap di rumah sakit.
Beberapa metode penanganan waham kebesaran meliputi:
1. Psikoterapi
Jenis psikoterapi yang digunakan untuk pasien dengan waham kebesaran adalah terapi perilaku kognitif (cognitive behavioral therapy/CBT). Psikoterapi ini bertujuan membantu pasien menyadari bahwa pemikiran yang diyakininya merupakan hal yang salah, serta membentuk perilaku dan pola pikir yang lebih positif.
2. Obat-obatan
Dokter dapat meresepkan beberapa jenis obat guna mengontrol gejala waham kebesaran dan gejala lain yang mungkin menyertai kondisi tersebut.
Berikut adalah obat-obatan yang umum diresepkan dokter untuk mengatasi gejala delusi pada penderita waham kebesaran:
Antipsikotik
Beberapa obat antipsikotik yang dapat digunakan dalam penanganan waham kebesaran meliputi:
- Chlorpromazine
- Haloperidol
- Paliperidone
- Risperidone, contohnya Neripros
- Trifluoperazine
- Olanzapine, misalnya Remital
Obat antidepresan
Contoh obat antidepresan yang digunakan dalam penanganan waham kebesaran antara lain:
- Fluoxetine, contohnya Antiprestin
- Escitalopram
- Maprotiline
- Duloxetine
Obat mood stabilizers
Obat penstabil suasana hati atau antimania yang digunakan dalam pengobatan megalomania bisa berupa:
- Lithium
- Carbamazepine, contohnya Tegretol atau Bamgetol
- Lamotrigine
- Asam Valproat
Obat penenang (tranquilizer)
Beberapa obat penenang atau antiansietas yang digunakan meliputi:
Komplikasi Waham Kebesaran
Apabila tidak ditangani, waham kebesaran dapat menyebabkan komplikasi serius, antara lain:
- Gangguan mental lain, seperti depresi
- Keinginan menyakiti diri sendiri atau melakukan percobaan bunuh diri
- Cedera akibat perilaku melukai diri sendiri atau orang lain
- Perilaku kriminal hingga berujung dipenjara
- Kesepian dan putus asa akibat dikucilkan masyarakat
- Kesulitan dalam mengikuti pelajaran sehingga menyebabkan putus sekolah atau putus kuliah
- Penurunan kinerja sehingga menyebabkan kehilangan pekerjaan
Pencegahan Waham Kebesaran
Belum ada cara pasti yang dapat mencegah waham kebesaran. Upaya terbaik yang bisa dilakukan adalah dengan mengenali gejalanya lebih awal dan segera mencari pertolongan medis. Dengan begitu, dokter dapat memberikan penanganan lebih cepat sebelum terjadi komplikasi yang membahayakan penderita waham dan orang lain.