Kekurangan kalsium dapat meningkatkan risiko terjadinya osteoporosis. Oleh karena itu, banyak orang yang kemudian mengonsumsi suplemen kalsium untuk memperkuat tulang dan mencegah pengeroposan tulang. Namun, kapan sebaiknya suplemen kalsium dikonsumsi?
Kalsium termasuk mineral yang memiliki banyak manfaat untuk tubuh, seperti menjaga kesehatan tulang dan gigi hingga membantu jantung dan saraf berfungsi dengan baik. Asupan kalsium yang rendah erat kaitannya dengan penurunan kepadatan tulang dan terjadinya osteoporosis.
Asupan kalsium bisa Anda dapatkan dari makanan atau minuman, seperti susu dan produk olahannya, sayuran berdaun hijau, sereal, dan makanan yang difortifikasi (ditambahkan) kalsium. Bila asupan kalsium dari makanan tidak tercukupi, Anda bisa mengonsumsi suplemen kalsium untuk mencegah terjadinya osteoporosis.
Kebutuhan Kalsium Harian Berdasarkan Usia
Kebutuhan kalsium setiap orang berbeda-beda, tergantung pada umur, jenis kelamin, dan kondisi kesehatan. Berikut ini adalah jumlah kalsium yang dibutuhkan oleh penduduk Indonesia per harinya:
- Usia 10–18 tahun: 1.200 miligram
- Usia 19–49 tahun: 1.000 miligram
- Usia 50–80 tahun ke atas: 1.200 miligram
- Ibu hamil dan menyusui: sekitar 1.200 miligram
Anda dianjurkan untuk mengonsumsi kalsim dalam jumlah yang tepat, tidak boleh lebih atau kurang. Sama seperti kekurangan kalsium, konsumsi kalsium yang berlebihan juga bisa menyebabkan berbagai gangguan kesehatan, seperti sembelit, hiperkalsemia, dan batu ginjal.
Waktu yang Tepat untuk Minum Suplemen Kalsium
Seiring bertambahnya usia, kepadatan tulang akan terus berkurang dan memicu terjadinya osteoporosis. Inilah mengapa suplemen kalsium baik untuk dikonsumsi oleh lansia.
Dokter juga menyarankan wanita yang memasuki usia menopause untuk mengonsumsi suplemen kalsium. Hal ini karena wanita diperkirakan kehilangan hingga 10% massa tulang dalam 5 tahun pertama setelah menopause.
Selain wanita yang memasuki usia menopause dan lansia, suplemen kalsium juga boleh dikonsumsi jika Anda tidak mendapatkan asupan kalsium yang cukup dari makanan. Kondisi tersebut bisa dipengaruhi oleh beberapa faktor, di antaranya:
- Menjalani pola makan vegan
- Memiliki intoleransi laktosa
- Sedang menjalani pengobatan jangka panjang dengan kortikosteroid
- Mengonsumsi makanan dengan protein atau natrium yang tinggi, sehingga tubuh membuang lebih banyak kalsium
- Mengalami gangguan pencernaan yang menurunkan kemampuan tubuh untuk menyerap kalsium, seperti penyakit celiac atau radang usus
Pastikan Anda berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter sebelum mengonsumsi suplemen kalsium untuk mencegah osteoporosis. Namun, Anda tidak dianjurkan untuk mengonsumsi suplemen kalsium jika menderita hiperkalsemia.
Jika Anda belum memasuki masa menopause atau lansia, serta tidak memiliki kondisi tertentu yang memengaruhi asupan kalsium, disarankan untuk memenuhi kebutuhan kalsium harian dari makanan atau minuman saja. Berikut ini adalah beberapa makanan atau minuman berkalsium tinggi:
- Buah jeruk
- Kacang almond
- Kacang kedelai dan produk turunananya, termasuk tahu
- Susu dan produk olahannya, seperti yoghurt dan keju
- Sayuran berdaun hijau, seperti bayam, brokoli, dan pakcoy
- Ikan berlemak, seperti salmon
- Sereal yang telah difortifikasi dengan kalsium
- Pasta
- Roti
Selain mengonsumsi makanan yang kaya akan kalsium, berolahraga secara rutin juga dapat membantu menguatkan tulang dan mencegah osteoporosis. Jalan kaki, joging, dan latihan angkat beban merupakan jenis olahraga yang diketahui dapat mencegah berkurangnya kepadatan tulang.
Panduan Mengonsumsi Suplemen Kalsium
Berikut adalah beberapa hal yang sebaiknya Anda pertimbangkan sebelum mengonsumsi suplemen kalsium sesuai saran dokter:
1. Jumlah kalsium dalam suplemen
Agar kalsium yang masuk ke tubuh tidak berlebihan, pastikan Anda memeriksa kandungan kalsium di dalam suplemen yang akan dikonsumsi. Ada beberapa jenis kalsium yang umum ditemukan di dalam suplemen kalsium, yaitu kalsium karbonat dengan kandungan kalsium sekitar 40% dan kalsium sitrat dengan 21% unsur kalsium, dan kalsium laktat dengan 13% unsur kalsium.
2. Efek samping yang mungkin terjadi
Sembelit dan perut kembung adalah efek samping yang umum ditimbulkan dari mengonsumsi suplemen kalsium guna mencegah osteoporosis. Namun, efek samping ini bisa berbeda-beda pada setiap orang.
3. Interaksi obat
Suplemen kalsium dapat menimbulkan interaksi dengan berbagai jenis obat, termasuk obat untuk mengontrol tekanan darah, hormon tiroid sintetis, bifosfonat, dan antibiotik. Jadi, konsultasikan ke dokter sebelum Anda minum suplemen kalsium, terutama jika Anda sedang mengonsumsi obat-obatan tertentu.
4. Kemampuan tubuh untuk menyerap kalsium
Manfaat kalsium untuk mencegah osteoporosis bisa didapatkan secara optimal jika tubuh dapat menyerap semua kalsium yang terkandung di dalam suplemen. Semua jenis suplemen yang dikonsumsi dalam dosis kecil, sekitar 500 miligram atau kurang, diserap lebih baik oleh tubuh.
Selain itu, minum suplemen kalsium untuk mencegah osteoporosis sebaiknya tidak bersamaan dengan multivitamin atau makanan yang kaya zat besi. Hal ini karena kalsium dapat memengaruhi penyerapan zat besi, zinc, dan magnesium dalam tubuh.
Waktu yang tepat untuk minum suplemen kalsium guna mencegah osteoporosis dipengaruhi oleh banyak faktor, seperti usia dan kondisi kesehatan Anda. Oleh karena itu, pastikan Anda berkonsultasi ke dokter terlebih dahulu sebelum mengonsumsi suplemen kalsium untuk menentukan jenis dan dosis yang tepat.