Karotenemia pada bayi adalah salah satu kondisi yang bisa ditandai dengan warna kulit bayi yang terlihat kekuningan, atau bahkan oranye. Kondisi ini tentu bisa membuat Bunda khawatir. Agar Bunda tidak panik, yuk, kenali kondisi ini lebih dalam!
Karotenemia pada bayi umumnya terjadi akibat beta karoten yang berlebihan dalam darah. Karoten ini kemudian akan disimpan dalam lemak di bawah kulit. Makin banyak jumlahnya, makin terlihat pula warna kuning pada kulit. Namun, tenang dulu, Bun. Kondisi ini cukup sering terjadi dan tidak membahayakan Si Kecil, kok.
Penyebab dan Gejala Karotenemia pada Bayi
Karotenemia biasanya baru dialami ketika bayi sudah mulai mengonsumsi makanan pendamping air susu ibu (MPASI). Kondisi ini bisa muncul karena bayi terlalu banyak mengonsumsi makanan yang tinggi karoten, seperti wortel, labu, jagung, ubi, kuning telur, bayam, dan kacang-kacangan.
Meski begitu, bayi juga bisa mengalami karotenemia walau masih dalam masa menyusu. Hal ini bisa terjadi jika ibunya mengonsumsi terlalu banyak makanan yang tinggi karoten dalam waktu yang lama.
Walau kasusnya jarang terjadi, karotenemia pada bayi juga bisa muncul meski tanpa asupan karoten yang berlebihan. Hal ini kemungkinan disebabkan oleh kelainan genetik yang membuat metabolisme senyawa karotenoid dalam tubuh bayi terganggu.
Karena kelebihan karoten dikeluarkan melalui kelenjar keringat, perubahan kulit menjadi kuning biasanya paling terlihat pada bagian tubuh yang sering berkeringat, misalnya telapak tangan atau kaki. Setelah itu, perubahan warna kulit akan menyebar ke seluruh tubuh secara bertahap.
Karotenemia lebih mudah terlihat pada bayi yang berkulit putih. Sementara pada bayi yang kulitnya gelap, perubahan warna dapat lebih terlihat pada telapak tangan dan telapak kaki.
Penting untuk dicatat, perubahan warna akibat karotenemia hanya terjadi pada kulit dan kadang pada langit-langit mulut. Karotenemia tidak menyebabkan bagian putih mata menjadi kuning. Jika bagian putih mata bayi juga berwarna kuning, artinya ia mengalami penyakit kuning dan harus segera diperiksakan ke dokter.
Penanganan Karotenemia pada Bayi
Bunda tidak perlu terlalu khawatir jika Si Kecil mengalami karotenemia. Karotenemia pada bayi umumnya bersifat sementara dan tidak memerlukan penanganan medis atau obat khusus.
Bahkan, Bunda juga sebenarnya tidak perlu terlalu membatasi pemberian makanan tinggi karoten pada Si Kecil. Warna kuning pada kulit Si Kecil biasanya akan hilang dengan sendirinya seiring waktu dan makin banyaknya variasi makanan yang ia konsumsi.
Namun, jika merasa khawatir, Bunda bisa mempertimbangkan untuk menghindari dulu pemberian makanan yang tinggi karoten. Dengan cara ini, kadar karoten dalam darah akan turun dengan cepat dan warna kulit Si Kecil dapat kembali normal dalam beberapa minggu.
Jika kulit Si Kecil terlihat lebih kuning dari biasanya atau jika gejala karotenemia disertai demam atau lemas, Bunda perlu memeriksakannya ke dokter untuk mendapatkan penanganan yang mungkin dibutuhkan.
Bunda juga bisa berkonsultasi dengan dokter untuk mengetahui makanan apa saja yang tinggi karoten dan perlu dihindari oleh Si Kecil. Tidak hanya sayur dan buah yang berwarna oranye, sayuran hijau seperti buncis dan bayam juga tinggi karoten, lho, Bun!