Efek samping sabu untuk kesehatan sangat beragam dan berbahaya, mulai dari gangguan tidur, paranoid, hingga kerusakan otak. Meski begitu, masih banyak yang menyalahgunakan sabu hingga kecanduan demi mendapatkan efek euforia untuk membuat penggunanya lebih semangat.
Menurut undang-undang Republik Indonesia Nomor 5 tahun 1997 yang mengatur tentang psikotropika, sabu (methamphetamine) masuk ke dalam psikotropika golongan 2. Artinya, bahan atau zat ini memiliki khasiat dalam pengobatan dan dapat digunakan dalam terapi, tetapi berpotensi kuat menyebabkan ketergantungan.
Sabu sering diperjualbelikan secara ilegal dalam bentuk pil atau bubuk kristal putih yang tidak berwarna dan berbau. Ada beberapa cara penyalahgunaan sabu yang sering dilakukan, antara lain dengan mengonsumsi langsung, menghirup kristal putih melalui hidung, mengisapnya seperti rokok, atau menyuntikkannya langsung ke pembuluh darah.
Efek Samping Sabu
Sabu sering disalahgunakan karena efek stimulannya mampu memicu pelepasan hormon dopamin. Pelepasan hormon dopamin dalam jumlah banyak dan cepat akan membuat penggunanya merasa bahagia dan berenergi sesaat setelah menggunakan sabu.
Efek dari penyalahgunaan sabu ini juga bisa membuat penggunanya mampu terus aktif, percaya diri, dan tidak merasa lapar. Sebagian pengguna lain merasa gairah seksualnya meningkat setelah menggunakan psikotropika yang satu ini.
Padahal, setelah efek ini habis, sebenarnya pengguna akan merasa lemas, tidak berenergi, cemas, dan takut yang berlebihan. Namun, karena sudah sempat merasakan efek yang menyenangkan dari sabu, penggunanya akan menggunakannya lagi, bahkan dengan dosis yang lebih tinggi dan akhirnya kecanduan.
Jika diuraikan lebih lanjut, ada sejumlah efek samping sabu baik jangka pendek maupun jangka panjang.
Efek samping sabu jangka pendek
Efek jangka pendek dari penyalahgunaan sabu adalah:
- Detak jantung meningkat
- Tekanan darah meningkat
- Suhu tubuh meningkat
- Sulit bernapas
- Tremor
- Nyeri dada
- Keringat berlebihan
- Mulut kering
- Sakit perut yang parah
- Sakit kepala yang parah
- Gelisah
- Paranoid
- Berperilaku kasar (agresif)
- Insomnia
Efek samping sabu jangka panjang
Saat sudah kecanduan, ada sejumlah efek samping jangka panjang yang bisa dirasakan, di antaranya:
- Fungsi otak menurun
- Rasa gatal di kulit yang sangat berat dan sulit ditahan
- Kemampuan komunikasi menurun
- Cemas yang berlebihan
- Halusinasi
- Paranoid yang parah
- Delusi
- Gangguan suasana hati
- Hilang ingatan
- Kekurangan nutrisi
- Perilaku agresif
- Depresi
- Stroke
- Masalah jantung dan ginjal
Selain efek samping di atas, orang yang sudah kecanduan sabu juga bisa mengalami penurunan berat badan yang signifikan, infeksi yang berulang, luka atau bisul pada kulit, serta gigi yang mudah tanggal dan busuk.
Penggunaan narkoba suntik, termasuk sabu, terlebih bila ada berbagi penggunaan jarum dengan orang lain, juga meningkatkan risiko terjadinya tetanus, kerusakan pembuluh darah, hepatitis B, hepatitis C, dan HIV/AIDS
Apabila dosis sabu yang dikonsumsi sudah melebihi batas toleransi tubuh, penggunanya dapat mengalami overdosis, yang ditandai dengan jantung berdetak cepat, napas tersengal-sengal, kejang, gerakan tubuh tidak terkendali, serangan jantung, hilang kesadaran, bahkan menyebabkan kematian.
Efek samping sabu bisa sangat membahayakan kesehatan. Bahkan, ketika sudah berhenti menggunakan, hasrat untuk menggunakan dan kecanduan lagi akan tetap ada. Jadi, jangan mencoba menyalahgunakan narkoba ini, ya.
Kalau kamu melihat kerabat, teman, atau sanak saudara mengalami kecanduan sabu, dampingi ia untuk mendapat bantuan dari dokter dan menjalani rehabilitasi. Ingat, tidak ada kata terlambat untuk memperbaiki diri dan keluar dari lingkaran ini.