Abses hepar adalah kondisi ketika terjadi penumpukan nanah di organ hati akibat infeksi. Penyakit ini perlu segera ditangani oleh dokter karena dapat menimbulkan komplikasi berbahaya yang dapat mengancam nyawa.
Hati atau liver merupakan organ penting yang memiliki banyak fungsi dalam menjaga kesehatan tubuh secara keseluruhan. Organ ini berperan dalam memproduksi empedu dan enzim pencernaan, menghancurkan racun di dalam tubuh, menghasilkan protein, mengolah kolesterol dan bilirubin, serta mengatur pembekuan darah.
Bila hati terkena infeksi, salah satunya akibat abses hepar, hal ini tentu akan berdampak pada fungsi organ tersebut.
Penyebab Abses Hepar
Berdasarkan penyebabnya, abses hepar terbagi menjadi tiga golongan, yaitu:
1. Abses hepar piogenik
Abses hepar piogenik terjadi ketika hati terinfeksi bakteri, sehingga memicu terbentuknya nanah di dalam hati. Nanah adalah cairan yang terdiri dari sel darah putih dan sel mati yang terbentuk saat tubuh melawan infeksi. Abses hepar akibat infeksi bakteri ini bisa disebabkan oleh kondisi atau penyakit tertentu, seperti:
- Usus buntu yang pecah, kebocoran lambung, atau divertikulitis.
- Infeksi, misalnya infeksi pada kantong empedu dan infeksi darah atau sepsis.
- Kanker, misalnya kanker pankreas, kanker hati, dan kanker usus besar.
- Cedera pada hati yang disebabkan kecelakaan, seperti luka tusuk atau benturan keras.
- Riwayat tindakan endoskopi pada saluran empedu.
2. Abses hepar ameba
Abses hepar ameba tergolong jarang terjadi. Abses hepar ameba disebabkan oleh infeksi parasit ameba jenis E. histolytica. Parasit ini hidup di tanah atau air, terutama di daerah beriklim tropis atau subtropis, yang padat penduduk dan memiliki sanitasi buruk.
Infeksi ameba terjadi ketika ameba masuk ke dalam tubuh melalui mulut atau hidung, akibat tidak mencuci tangan hingga bersih setelah buang air besar atau beraktivitas di lingkungan yang kotor. Sebelum menyebabkan abses hepar, ameba biasanya menyebabkan disentri dengan gejala diare berdarah atau berlendir.
3. Abses hepar jamur
Selain karena bakteri dan parasit, abses hepar juga bisa disebabkan olah infeksi jamur. Meski demikian, kasus abses hepar akibat jamur terbilang cukup langka. Jenis jamur yang sering kali menyebabkan abses hepar adalah jamur Candida.
Abses hepar jamur lebih berisiko terjadi pada orang yang memiliki daya tahan tubuh lemah, misalnya orang yang menjalani kemoterapi, pernah menjalani operasi transplantasi organ, atau menderita infeksi HIV.
Pada kasus tertentu, abses hepar juga bisa disebabkan oleh cacing parasit Echinococcus granulosus. Abses hepar akibat infeksi cacing ini bisa disebabkan oleh konsumsi daging sapi, babi, anjing, atau kambing yang dimasak kurang matang.
Gejala dan Faktor Risiko Abses Hepar
Berikut ini adalah beberapa gejala yang dapat muncul akibat abses hepar:
- Nyeri di perut bagian kanan atas..
- Demam.
- Menggigil.
- Sering berkeringat pada malam hari.
- Gangguan pencernaan, seperti mual, muntah, dan diare.
- Urine berwarna gelap.
- Tinja berwarna putih atau kelabu.
- Berat badan turun drastis.
- Batuk dan nyeri bahu sebelah kanan.
- Sakit kuning.
Abses hepar umumnya dapat menyerang siapa pun. Namun, seseorang lebih berisiko terkena abses hepar apabila ia memiliki beberapa faktor risiko berikut ini:
- Berusia lebih dari 70 tahun.
- Tinggal di lingkungan yang kotor.
- Terlalu sering atau banyak mengonsumsi minuman keras.
- Kekurangan gizi atau malnutrisi.
- Menjalani pengobatan tertentu, misalnya kortikosteroid, kemoterapi, dan obat penekan asam lambung golongan PPI.
- Penyakit yang menyebabkan sistem imun melemah, seperti diabetes, kanker, atau HIV/AIDS.
Jika terdapat gejala-gejala abses hepar beserta faktor risiko di atas, Anda disarankan untuk segera memeriksakan diri ke dokter. Untuk mendiagnosis abses hepar, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik beserta penunjang, seperti tes darah, ERCP , serta USG, Rontgen, dan CT scan atau MRI hati.
Pengobatan Abses Hepar
Penderita abses hepar biasanya membutuhkan perawatan di rumah sakit. Selama menjalani rawat inap, dokter dapat memberikan pengobatan berupa antibiotik melalui infus apabila abses hepar disebabkan oleh bakteri. Jika abses hepar disebabkan oleh infeksi jamur, dokter dapat memberikan obat antijamur.
Jika abses hepar sudah parah dan besar atau tidak membaik dengan pengobatan, maka dokter mungkin akan mengupayakan beberapa tindakan untuk mengatasi abses hepar, seperti:
Drainase
Drainase atau penyedotan cairan nanah di dalam hati dilakukan jika pasien tidak mengalami perbaikan dalam waktu 5–7 hari setelah pemberian antibiotik. Drainase tergolong sebagai pembedahan invasif minimal.
Prosedur ini dilakukan dengan cara memasukkan jarum dan kateter ke dalam hati melalui kulit di perut dengan panduan CT scan atau USG. Setelah kateter dan jarum terpasang, dokter akan mengeluarkan nanah dari dalam hati yang terkena abses.
Saat melakukan tindakan ini, dokter mungkin juga akan melakukan biopsi, yaitu pengambilan sampel jaringan hati untuk diperiksa di laboratorium menggunakan mikroskop. Biopsi ini mungkin akan dilakukan jika dokter mencurigai bahwa abses hati disebabkan oleh kanker hati.
Operasi
Prosedur operasi dilakukan bila kondisi abses hepar sudah terlanjur parah. Setelah operasi, pasien juga masih perlu mendapatkan pengobatan antibiotik untuk membasmi bakteri penyebab abses hepar.
Jika tidak segera diobati, abses hepar dapat menimbulkan komplikasi berupa sepsis dan pecahnya kantong nanah. Jika kantong berisi nanah di hati tersebut pecah, kuman dapat menyebar ke bagian tubuh lain dan menyebabkan peritonitis dan radang pada selaput pembungkus jantung (perikarditis).
Komplikasi abses hepar tersebut merupakan kondisi gawat darurat yang perlu segera ditangani dengan pengobatan yang tepat agar tidak menyebabkan kematian. Oleh karena itu, Anda perlu segera memeriksakan diri ke dokter jika mengalami gejala-gejala yang dicurigai sebagai abses hepar.