Meski berukuran kecil, keberadaan cacing hati tak boleh dianggap remeh. Parasit ini dapat menginfeksi organ hati, kantong empedu, saluran empedu, dan menyebabkan berbagai komplikasi. Oleh karena itu, simak penjelasan berikut ini guna mewaspadai bahaya infeksi cacing hati.

Infeksi cacing hati biasanya terjadi setelah mengonsumsi makanan yang terkontaminasi larva cacing hati. Setelah makanan tersebut dicerna, larva akan berpindah dari usus ke saluran empedu di hati untuk berkembang biak.

Waspadai Bahaya Infeksi Cacing Hati - Alodokter

Kenali Jenis Cacing Hati

Ada 2 jenis cacing hati yang dapat masuk ke dalam tubuh dan menyebabkan penyakit pada manusia, yaitu opisthorchiidae dan fasciolidae

Opisthorchiidae

Cacing jenis opisthorchiidae yang paling sering menyebabkan infeksi cacing hati ada 2 spesies, yaitu Clonorchis sinensis yang biasa ditemukan di negara Cina dan Opisthorchis viverrini yang umumnya ditemukan di kawasan Asia Tenggara.

Infeksi cacing hati kedua spesies di atas dapat terjadi setelah mengonsumsi ikan, kepiting, udang, yang dimasak tidak matang dan terkontaminasi oleh larva cacing. Jika tidak diobati, infeksi ini dapat bertahan hingga 25–30 tahun.

Fasciolidae

Cacing fasciolidae merupakan jenis cacing hati paling umum yang menginfeksi tubuh. Jenis cacing ini hampir ditemukan di semua benua, kecuali antartika. Infeksi cacing hati fasciolidae biasanya terjadi setelah mengonsumsi selada air atau tanaman air lainnya yang terkontaminasi larva cacing hati dari kotoran domba atau sapi.

Ragam Gejala Infeksi Cacing Hati

Berikut ini adalah ragam gejala infeksi cacing hati yang perlu dikenali:

  • Sakit perut
  • Mual dan muntah
  • Nafsu makan menurun
  • Demam

Seiring berjalannya waktu, larva cacing di dalam saluran empedu hati akan menjadi cacing dewasa dan membuntukan saluran empedu. Hal ini menyebabkan perubahan warna kulit dan bagian putih mata menjadi kuning, gatal-gatal, diare, dan penurunan berat badan.

Jika tidak diatasi dalam jangka waktu lama, infeksi cacing hati dapat menimbulkan komplikasi, seperti pembentukan batu empedu, pankreatitis, infeksi saluran empedu, bahkan kanker saluran empedu (cholangiocarcinoma).

Penanganan Infeksi Cacing Hati

Untuk memastikan diagnosis, dokter akan melakukan tanya jawab seputar keluhan yang dialami, riwayat kesehatan, dan kebersihan pasien, serta melakukan pemeriksaan fisik. Selain itu, dokter juga memerlukan beberapa pemeriksaan penunjang, seperti:

Setelah diagnosis ditentukan, barulah dokter bisa melakukan beberapa penanganan sebagai berikut:

Obat-obatan

Pemberian resep obat-obatan yang disesuaikan dengan jenis infeksi cacing hati. Tujuan pengobatan ini difokuskan untuk menghilangkan cacing hati dari dalam tubuh. Beberapa obat infeksi cacing hati yang biasa diresepkan dokter adalah:

  • Triclabendazole, untuk infeksi fascioliasis.
  • Praziquantel atau albendazole, untuk infeksi clonorchiasis.
  • Kortikosteroid untuk pasien dengan gejala yang parah.

Operasi

Prosedur pembedahan terkadang diperlukan bila cacing hati menghalangi saluran empedu atau pasien mengalami berbagai komplikasi jangka panjang, seperti infeksi saluran empedu atau kanker saluran empedu.

Infeksi cacing hati bermula dari pola hidup yang kurang higienis. Meski penyebabnya sederhana, penyakit yang disebabkan oleh cacing hati bisa sangat rumit dan berbahaya. Oleh karena itu, alangkah baiknya apabila infeksi cacing hati dicegah dari awal.

Sebagai langkah pencegahan dari infeksi cacing hati, hal penting yang perlu Anda ingat adalah memastikan semua makanan yang akan dikonsumsi sudah dimasak secara matang, terutama untuk ikan air tawar, kepiting, udang, dan selada air. Selain itu, hindari meminum air sungai atau air dengan kondisi sanitasi yang buruk.

Apabila Anda mengalami beberapa gejala infeksi cacing hati, apalagi setelah sebelumnya mengonsumsi ikan maupun selada air yang dimasak tidak matang, sebaiknya segera periksakan diri ke dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat.