Rimming cukup kontroversial di tengah masyarakat. Pasalnya, rimming merujuk pada variasi seks dengan merangsang anus pasangan. Bagi sebagian orang, rimming memberikan sensasi berhubungan seks yang berbeda, tetapi kondisi ini ternyata punya banyak dampak negatif buat kesehatan, lho.
Rimming yang dikenal juga dengan sebutan analingus, anilingus, atau rim job adalah variasi hubungan seksual yang melibatkan bagian oral (mulut) dan anal. Dalam melakukan rimming, seseorang biasanya menggunakan mulut, bibir, atau lidah untuk merangsang anus pasangan, sehingga memperoleh kenikmatan seksual.
Sayangnya, tidak semua orang bisa menikmati aktivitas seksual satu ini. Selain itu, rimming juga bisa meningkatkan risiko terjadinya penyakit menular seksual, lho.
Lebih Jauh tentang Rimming
Mungkin kamu bertanya-tanya, “Kenapa ya, seks oral pada anus bisa memberikan rangsangan seksual?”
Jadi, panggul manusia memiliki sekelompok saraf yang disebut dengan saraf pudendal. Saraf ini bertugas memberikan sinyal dari alat kelamin dan anus ke otak, yang membuat kamu mampu untuk buang air besar ataupun buang air kecil.
Nah, karena cabang saraf pudendal ini tersebar hingga ke lapisan tipis antara anus dan alat kelamin, maka aktivitas menjilat atau mencium bagian tepi anus pasangan bisa memunculkan gairah seksual.
Aktivitas ini bisa dijadikan foreplay yang menyenangkan, tetapi kebanyakan orang tidak mengalami orgasme hanya dengan melakukan rimming. Tidak hanya itu, tidak semua orang nyaman dengan rimming.
Jika ingin melakukan variasi seks ini, pastikan kamu berdiskusi terlebih dahulu dengan pasangan sebelum melakukan rimming, supaya kalian bisa sama-sama menikmati hubungan seksual yang dilakukan.
Risiko di Balik Kenikmatan Rimming
Banyak yang beranggapan bahwa seks oral lebih aman dibandingkan penetrasi langsung penis ke vagina. Padahal, hal tersebut tidak sepenuhnya benar.
Peluang untuk hamil dengan melakukan rimming dan seks oral memang sangat kecil, tetapi risiko terjadinya penyakit menular seksual sebenarnya sama saja dengan seks melalui penetrasi. Selain penyakit menular seksual, rimming juga berpotensi menyebabkan mulut terpapar kuman yang ada di anus.
Jika diuraikan lebih lanjut, berikut ini adalah beberapa penyakit yang mungkin ditularkan lewat seks oral rimming:
1. Penyakit menular seksual
Walaupun kesannya hanya melibatkan mulut dan anus, rimming juga berpotensi menularkan bakteri atau virus penyebab penyakit menular seksual (PMS). Beberapa penyakit menular seksual yang mungkin ditularkan lewat rimming adalah:
- Chlamydia
- Gonore
- Sifilis
- Human papillomavirus (HPV)
- Herpes genital
- HIV
- Hepatitis A dan B
2. Gangguan pencernaan
Kebersihan kamu dan pasangan menjadi faktor penting yang perlu dipertimbangkan sebelum melakukan rimming. Anus bukan area yang benar-benar steril, lho.
Bayangkan saja, bila masih ada feses tertinggal di anus atau pasangan sedang mengalami infeksi saluran pencernaan, perpindahan bakteri, seperti Salmonella, Shigella, atau E. coli, dari feses ke mulut akan lebih mudah terjadi. Hal ini bisa memicu beragam gangguan pencernaan, termasuk diare, sakit perut, dan disentri.
3. Infeksi jamur
Jika kamu atau pasanganmu sedang mengalami infeksi jamur Candida, baik di mulut maupun di anus, sebaiknya tunda dulu untuk melakukan rimming. Pasalnya, rimming bisa menularkan infeksi jamur dari anus ke mulut ataupun sebaliknya.
Meski bukan penyakit menular seksual, infeksi jamur bisa menyebabkan gejala berupa anus gatal atau sariawan di mulut. Kedua kondisi ini bisa mengganggu kenyamanan hingga mengganggu aktivitas harianmu.
4. Infeksi parasit
Selain bakteri dan jamur, kebersihan anus yang tidak terjaga juga berpotensi menyebabkan infeksi parasit. Soalnya, parasit dari feses, seperti giardia atau cacing pita, dapat berpindah ke mulut saat melakukan rimming. Hal ini bisa menimbulkan masalah pencernaan, termasuk sakit perut dan diare.
Tips Aman Melakukan Rimming
Cukup banyak penyakit yang mungkin ditularkan lewat seks oral rimming. Namun, bukan berarti penularannya tidak bisa dicegah, ya. Agar lebih aman saat melakukan rimming, tips berikut ini bisa kamu terapkan dengan pasangan:
- Jagalah kebersihan diri dengan mandi sebelum berhubungan seksual
- Gunakan sabun antibakteri untuk membersihkan area anus
- Selalu bersihkan anus dengan air bersih yang mengalir sebelum dan setelah berhubungan seksual
- Hindari perilaku seks berisiko, seperti seks bebas atau bergonta-ganti pasangan
- Gunakan dental dam saat melakukan rimming
- Hindari rimming saat kamu atau pasanganmu sedang mengalami gangguan pencernaan
- Jangan melakukan rimming saat kamu atau pasanganmu memiliki luka atau perdarahan di anus atau mulut
- Lakukan vaksinasi untuk mencegah penyakit menular seksual, seperti vaksin HPV, hepatitis A, dan hepatitis B
Tips lain yang tak kalah penting untuk kamu yang sudah aktif secara seksual adalah lakukan pemeriksaan penyakit menular seksual secara rutin. Walau pemeriksaan ini terkesan menakutkan, terlebih saat menunggu hasilnya keluar, tetapi masih menjadi pilihan terbaik untuk melindungi diri dan mencegah penularan penyakit ke orang lain.
Di samping melakukan pencegahan penyakit, diskusi bersama pasangan sebelum melakukan rimming juga perlu dilakukan, ya. Tidak semua orang menyukai rimming. Jadi, jujurlah bila kamu tidak menginginkannya dan jangan memaksa pasanganmu jika ia tidak menyukainya.
Ingat, komunikasi yang baik merupakan kunci dari hubungan seksual yang sehat. Selama kamu dan pasangan sama-sama setuju untuk melakukan rimming dan menikmatinya, aktivitas tersebut bisa menjadi foreplay menyenangkan, kok.
Apabila setelah melakukan rimming kamu mengalami keluhan yang mengarah ke penyakit menular seksual, seperti nyeri saat berhubungan seks, vagina atau penis terasa gatal, keluar cairan dari penis, serta luka di area dubur atau area kelamin, segera periksakan diri ke dokter untuk mendapatkan pengobatan.