Urusan pekerjaan bisa membuat orang tua seakan tidak punya waktu untuk buah hatinya. Alhasil, anak jadi kurang perhatian dan kasih sayang. Hal ini tidak boleh dibiarkan berlarut-larut, lho, karena bisa berdampak buruk pada tumbuh kembang anak.
Seiring bertambahnya usia, anak akan semakin pintar dan mandiri. Sebagian orang tua menganggap bahwa anak mereka sudah bisa dilepas sendiri melakukan hal yang disukainya atau bermain seorang diri, sehingga rasanya tidak masalah bila mereka menghabiskan lebih banyak waktu untuk bekerja atau me time.
Sebenarnya, anggapan tersebut keliru. Berapa pun usia anak, perhatian dan kasih sayang dari orang tua sangat ia butuhkan dan berperan penting untuk menunjang proses tumbuh kembangnya.
Dampak yang Timbul Bila Anak Kurang Perhatian Orang Tua
Banyaknya aktivitas sehari-hari bukanlah alasan Bunda dan Ayah jadi tidak bisa meluangkan waktu untuk anak, ya. Karena selain memberikan makanan bergizi, baju yang bagus, dan rumah yang nyaman, memenuhi kebutuhan emosional anak juga tak kalah pentingnya.
Bunda dan Ayah perlu tahu, ada banyak dampak negatif yang bisa dialami oleh anak bila ia kurang perhatian dari kalian, di antaranya:
1. Krisis percaya diri
Salah satu dampak kurangnya perhatian orang tua kepada anak adalah anak jadi mengalami krisis kepercayaan diri dan menganggap dirinya kurang berharga dibandingkan teman-temannya yang lain.
Kondisi ini bisa dialami anak bila Bunda dan Ayah kurang meluangkan waktu bersamanya, tidak memberikan apresiasi terhadap hal positif yang telah diraihnya, dan kurang mengetahui kemampuan atau pencapaiannya.
Akibatnya, anak akan merasa tidak diakui, tidak dicintai, dan tidak diperhatikan. Hal ini dapat membuatnya rendah diri atau minder saat ingin melakukan sesuatu, khususnya di depan orang banyak.
2. Gangguan mental
Anak yang kurang perhatian dari orang tua biasanya memiliki kadar serotonin yang lebih rendah. Padahal, serotonin adalah hormon yang dibutuhkan untuk memperbaiki suasana hati.
Selain itu, anak juga jadi lebih mudah marah dan tertekan karena kadar hormon kortisolnya cenderung meningkat. Pada akhirnya, kedua kondisi ini membuat anak lebih berisiko mengalami gangguan mental, seperti stres, gangguan kecemasan, hingga depresi.
3. Tidak terjalin emotional bonding antara anak dengan orang tua
Meluangkan waktu untuk anak atau melakukan family time tidak cukup hanya dengan menemaninya bermain dan belajar. Diperlukan juga adanya perhatian, komunikasi, atau sikap yang bisa mempererat emotional bonding antara anak dan orang tua. Ini sangat penting untuk perkembangan emosional, sosial, dan kognitif anak.
Jika orang tua kurang memperhatikan anak, bukannya tidak mungkin hubungan anak dengan orang tua menjadi renggang. Anak bisa mengalami kesulitan untuk dekat dengan orang tuanya, mencurahkan isi hatinya, atau menceritakan kejadian yang ia alami sehari-hari.
4. Gangguan perilaku
Kurang perhatian dari orang tua bisa meningkatkan risiko terjadinya gangguan perilaku pada anak, seperti suka mencuri, membuat onar, dan melakukan tindakan bullying. Semua hal negatif tersebut dilakukan anak semata-mata untuk mendapatkan perhatian dari orang tua atau orang di sekitarnya.
5. Sulit untuk menjalin hubungan
Karena tidak memiliki hubungan yang dekat dengan orang tua, anak yang kurang perhatian dari kedua orang tuanya pun bisa mengalami kesulitan untuk menjalin hubungan yang sehat dengan orang lain.
Hal tersebut bisa menyebabkan anak tidak memiliki teman. Saat dewasa, bukannya tidak mungkin anak pun jadi sulit untuk menjalin hubungan dengan pasangan atau rekan kerjanya nanti. Ini tentu bisa memengaruhi kehidupan dan masa depan anak.
6. Perkembangan kognitif tidak optimal
Perhatian orang tua dalam bentuk sentuhan penuh kasih sayang, seperti pelukan, kecupan, dan belaian, turut membantu perkembangan kognitif anak, lho. Oleh karena itu, kurangnya stimulasi tersebut dapat menyebabkan anak mengalami masalah intelektual, seperti masalah akademis atau keterlambatan dalam berbicara.
Dampak kurang perhatian orang tua kepada anak bukanlah hal yang bisa dianggap sepele. Jika tidak segera diatasi, kondisi ini bisa berlanjut memengaruhi kehidupan anak hingga dewasa, bahkan setelah ia berkeluarga.
Agar Bunda dan Ayah bisa memberikan perhatian penuh kepada anak, usahakan untuk meluangkan waktu sesibuk apa pun kalian. Tujuannya adalah agar anak merasa diperhatikan dan tidak diabaikan. Bila perlu, batasi penggunaan gadget saat kalian berada di rumah, agar waktu bersama anak jadi lebih banyak.
Tidak ada kata terlambat bagi Bunda dan Ayah untuk memberikan perhatian yang cukup kepada anak. Jika Bunda atau Ayah merasa kewalahan untuk membagi waktu antara pekerjaan dan keluarga, bahkan hingga merasa tertekan, jangan sungkan untuk berdiskusi dengan psikolog guna mencari jalan keluar yang terbaik.