Suplemen melatonin kerap digunakan untuk mengatasi keluhan sulit tidur. Meski umumnya aman, efek samping melatonin bisa saja terjadi bila digunakan dalam jangka panjang atau dengan dosis yang tidak tepat. Alih-alih membuat tidur pulas, efeknya justru bisa mengganggu tidur.
Melatonin merupakan hormon yang dihasilkan oleh otak di malam hari. Hormon ini berperan dalam pengaturan ritme sirkadian atau siklus bangun dan tidur, sehingga Anda lebih mudah terlelap di malam hari. Berkat hal tersebut, melatonin dalam bentuk suplemen kerap dipakai untuk mengatasi masalah sulit tidur.
Terlepas dari manfaatnya, penggunaan melatonin sebagai obat tidur yang tidak tepat dapat menimbulkan pengaruh buruk bagi tubuh. Oleh karena itu, sebelum mengonsumsi obat ini, alangkah baiknya Anda mengetahui manfaat dan efek samping melatonin terlebih dahulu.
Manfaat Melatonin untuk Masalah Tidur
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, hormon melatonin bisa membuat seseorang mengantuk dan mudah terlelap. Hal inilah yang menjadi alasan melatonin dapat digunakan sebagai suplemen atau obat untuk mengatasi berbagai masalah tidur, seperti insomnia, jet lag, dan gangguan fase tidur bangun tertunda (DSWPD).
Selain untuk mengatasi masalah sulit tidur pada orang dewasa dan lansia, suplemen melatonin juga bisa digunakan untuk mengatasi masalah sulit tidur pada anak-anak, terutama anak dengan kondisi medis tertentu, seperti ADHD dan autisme.
Efek Samping Melatonin
Secara umum, suplemen melatonin dapat diberikan untuk jangka waktu 1–4 minggu. Pada kondisi tertentu, dokter juga bisa meresepkan suplemen ini hingga 13 minggu. Namun, penggunaan melatonin biasanya sudah memberikan dampak setelah 1 –2 minggu pemakaian.
Dosis penggunaan suplemen melatonin dianjurkan untuk orang dewasa adalah 1–2 mg. Sedangkan untuk anak-anak, dosisnya harus disesuaikan dengan usia. Efek mengantuk biasanya akan terasa setelah 1–2 jam mengonsumsi suplemen tersebut.
Ketika mengonsumsi melatonin lebih dari dosis yang dianjurkan atau dalam jangka waktu panjang, seseorang bisa mengalami beberapa efek samping melatonin berikut ini:
- Sakit kepala atau pusing
- Mual
- Kram perut
- Bibir dan mulut kering
- Kulit kering dan gatal
- Nyeri otot
- Mimpi buruk
- Rasa kantuk berlebih di siang hari
- Lebih sering buang air kecil
- Sering mengompol pada anak-anak
Sementara itu, efek samping yang berat juga mungkin terjadi pada beberapa orang. Efeknya meliputi:
- Tremor
- Penurunan kualitas penglihatan
- Gangguan kecemasan
- Depresi
- Sensasi seperti akan pingsan
- Kulit memar
- Perdarahan
- Urine berdarah
- Kekambuhan psoriasis
Penggunaan suplemen melatonin dalam jangka panjang juga dapat mengganggu keseimbangan hormon dan masa pubertas anak. Sebuah penelitian menyatakan bahwa penggunaan melatonin selama 6 bulan atau lebih pada anak-anak dapat menyebabkan anak terlambat mengalami masa pubertas.
Pada lansia, efek samping melatonin jangka panjang yang kerap dialami adalah hipotermia dan penurunan tekanan darah.
Perlu juga diketahui bahwa suplemen melatonin tidak boleh dikonsumsi bersamaan dengan beberapa jenis obat-obatan tertentu, sebab berpotensi memicu interaksi obat yang bisa membahayakan tubuh.
Beberapa jenis obat yang dimaksud adalah obat pengencer darah, obat diabetes, obat pengontrol tekanan darah, pil KB, obat epilepsi atau antikonvulsan, dan obat imunosupresan.
Oleh karena itu, untuk mencegah terjadinya efek samping, Anda tidak dianjurkan mengonsumsi suplemen melatonin tanpa anjuran dokter. Ini karena penentuan dosis dan lama waktu konsumsi melatonin yang tidak tepat dan konsumsi obat-obatan lain secara bersamaan bisa memicu efek samping.
Sebelum konsumsi melatonin sebagai obat tidur, alangkah baiknya bila Anda mencoba untuk menerapkan kebiasaan tidur yang sehat atau sleep hygine terlebih dahulu.
Selain itu, buatlah suasana kamar tidur Anda lebih nyaman, misalnya batasi atau matikan sumber penerangan, atur suhu ruangan agar sejuk, dan matikan perangkat elektronik sebelum maupun selama tidur.
Bila Anda tetap susah tidur dan ingin mengonsumsi melatonin, konsultasikan ke dokter lebih dulu. Dengan begitu, Anda bisa mengetahui penyebab sulit tidur yang dialami dan bila diperlukan, dokter dapat meresepkan melatonin dengan dosis yang tepat agar terhindar dari efek samping melatonin yang dapat terjadi.