Kelenjar paratiroid berfungsi untuk memproduksi hormon paratiroid, yaitu hormon pengatur kadar kalsium dalam tubuh. Namun, kelenjar ini terkadang bisa mengalami gangguan dan menjadi terlalu aktif. Akibatnya, hormon paratiroid yang dihasilkan menjadi berlebihan dan menyebabkan hiperparatiroidisme.
Kelenjar tiroid menghasilkan hormon paratiroid yang memiliki beberapa manfaat, seperti mengatur pelepasan kalsium dari tulang ke dalam darah, mengendalikan penyerapan kalsium dari makanan pada saluran pencernaan, dan merangsang tubuh untuk menghasilkan vitamin D.
Ketika tubuh mengalami kekurangan kalsium, kelenjar paratiroid akan memproduksi hormon paratiroid untuk meningkatkan kadar kalsium dalam tubuh. Setelah kadarnya normal kembali, hormon paratiroid akan berhenti diproduksi.
Namun, pada kasus tertentu, kelenjar paratiroid menghasilkan hormon paratiroid terlalu banyak sehingga memicu kondisi yang disebut hiperparatiroidisme.
Gejala Hiperparatiroidisme
Hiperparatiroidisme bisa membuat jumlah kalsium dalam darah menjadi terlalu banyak atau disebut juga hiperkalsemia. Kondisi ini sering kali tidak menimbulkan gejala yang jelas atau khas.
Namun, ada sebagian penderita hiperparatiroidisme yang merasakan gejala-gejala tertentu, seperti:
- Mudah lelah
- Sering buang air kecil
- Nafsu makan berkurang
- Gangguan pencernaan, seperti mual, muntah, sembelit, dan sakit perut.
- Nyeri pada tulang dan sendi
- Detak jantung melambat
- Gangguan psikologis, seperti kecemasan dan depresi
Selain itu, hiperparatiroidisme juga dapat menyebabkan tulang menjadi rapuh dan mudah patah (osteoporosis), serta terbentuknya batu ginjal.
Jenis-Jenis Hiperparatiroidisme dan Penyebabnya
Berdasarkan penyebabnya, penyakit hiperparatiroidisme terbagi menjadi tiga jenis. Langkah penanganan pun berbeda-beda, tergantung jenisnya. Berikut ini adalah penjelasan mengenai jenis-jenis penyakit hiperparatiroidisme:
Hiperparatiroidisme primer
Jenis hiperparatiroidisme ini terjadi akibat kelainan pada fungsi kelenjar paratiroid. Penyakit ini lebih banyak diderita oleh wanita dan kelompok usia 50–60 tahun.
Hingga saat ini, belum diketahui secara pasti apa penyebab terjadinya hiperparatiroidisme primer. Namun, ada sejumlah faktor yang dapat meningkatkan risiko terkena jenis hiperparatiroidisme ini, di antaranya:
- Tumor atau kanker pada kelenjar paratiroid
- Paparan radiasi, misalnya pada terapi radiasi
- Faktor genetik
- Efek samping obat-obatan, misalnya litium untuk mengobati gangguan bipolar
Hiperparatiroidisme sekunder
Hiperparatiroidisme sekunder adalah penyakit hiperparatiroidisme yang disebabkan oleh rendahnya kadar kalsium dalam tubuh untuk waktu yang lama.
Berkurangnya kadar kalsium tersebut akan membuat kelenjar paratiroid semakin aktif bekerja untuk meningkatkan kalsium dalam tubuh, sehingga menyebabkan hiperparatiroidisme.
Hiperparatiroidisme sekunder bisa disebabkan oleh beberapa hal, seperti kekurangan asupan vitamin D dan kalsium, gagal ginjal kronis, kelebihan fosfat dalam darah, hingga gangguan saluran pencernaan yang membuat kalsium sulit terserap dari makanan.
Hiperparatiroidisme tersier
Hiperparatiroidisme tersier terjadi ketika kelenjar paratiroid terus memproduksi hormon paratiroid, meski penanganan terhadap penyebab yang mendasarinya telah dilakukan. Jenis hiperparatiroidisme ini kerap dikaitkan dengan gagal ginjal.
Penderita hiperparatiroidisme tersier hampir selalu membutuhkan pemantauan dari dokter spesialis ginjal. Jika diperlukan, dokter dapat meresepkan obat cinacalcet untuk mengobati hiperparatiroidisme tersier akibat gagal ginjal parah dan membutuhkan cuci darah.
Langkah Penanganan Penyakit Hiperparatiroidisme
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, pengobatan hiperparatiroidisme akan disesuaikan dengan jenis penyakit dan penyebabnya. Berikut ini adalah beberapa langkah pengobatan hiperparatiroidisme berdasarkan jenisnya:
Pengobatan hiperparatiroidisme primer
Untuk mengobati hiperparatiroidisme primer yang ringan dan tidak menimbulkan gangguan kesehatah berat, dokter biasanya hanya akan melakukan pemantauan berkala untuk mengevaluasi kadar kalsium dan fungsi kelenjar paratiroid.
Jika hiperparatiroidisme sudah menimbulkan masalah kesehatan atau gejala yang berat, dokter dapat mengupayakan beberapa langkah penanganan, seperti:
- Operasi kelenjar paratiroid, untuk mengangkat kelenjar paratiroid yang terlalu aktif
- Obat bisfosfonat, untuk menurunkan kadar kalsium yang meningkat terlalu tinggi dan hanya dapat dilakukan sebagai pengobatan jangka pendek
- Obat cinacalcet, jika kondisi pasien tidak memungkinkan untuk menjalani operasi
- Obat alendronate, untuk mengobati kondisi tulang yang rapuh dan lemah
Pengobatan hiperparatiroidisme sekunder
Untuk pengobatan hiperparatiroidisme sekunder dilakukan berdasarkan penyebab yang mendasarinya. Berikut ini adalah beberapa langkah penanganan hiperparatiroidisme sekunder:
- Penggunaan suplemen vitamin D, untuk meningkatkan kadar kalsium dalam darah agar kelenjar paratiroid tidak banyak menghasilkan hormon paratiroid
- Penggunaan obat cinacalcet, untuk menurunkan kadar hormon paratiroid yang dihasilkan oleh kelenjar tiroid
- Operasi pengangkatan kelenjar paratiroid, untuk mengangkat kelenjar paratiroid yang terlalu aktif biasanya dilakukan jika hiperparatioroidisme tidak membaik dengan pengobatan atau sudah sangat parah
- Cuci darah atau hemodialisis, bila hiperparatiroidisme disebabkan oleh gangguan ginjal berat
Guna memastikan apakah pasien mengalami hiperparatiroidisme atau tidak, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik beserta pemeriksaan penunjang berupa tes darah untuk mengukur kadar hormon paratiroid dan mineral kalsium.
Jika kelenjar paratiroid terkonfirmasi mengalami hiperparatiroidisme, dokter akan memberikan penanganan sesuai tingkat keparahan penyakit dan penyebabnya.
Oleh karena itu, guna mencegah agar penyakit hiperparatiroidisme tidak berkembang menjadi penyakit berat, penting bagi Anda untuk rutin memeriksakan diri ke dokter.