Saat bayi menangis rasa ingin segera menenangkannya bisa membuat orang tua mengayun-ayunkan dan tanpa sadar memberikan goncangan yang terlalu keras. Hati-hati! Usaha menenangkan Si Kecil dengan cara ini bisa meningkatkan risiko terjadinya shaken baby syndrome, lho.
Shaken baby syndrome merupakan sekumpulan gejala yang terjadi ketika bayi mendapatkan guncangan terlalu keras pada kepala. Sekumpulan gejala yang bisa terjadi akibat sindrom ini adalah perdarahan retina mata, pendarahan otak, dan pembengkakan otak.
Usaha menenangkan dengan memberikan goncangan terlalu keras atau membawa Si Kecil ke arena bermain ekstrem, seperti jet sky, merupakan contoh tindakan yang tanpa sengaja meningkatkan risiko terjadinya shaken baby syndrome. Padahal, dampaknya nggak main-main, lho. Inilah alasan kenapa Bunda, Ayah, keluarga, atau pengasuh Si Kecil perlu tahu tentang kondisi ini guna mengantisipasinya.
Bagaimana Shaken Baby Syndrome Terjadi?
Bayi memiliki otak yang masih lunak, pembuluh darah yang tipis, dan otot leher yang lemah.
Ketika mendapatkan guncangan yang kuat, misalnya karena diayun keras saat ditenangkan atau dilempar ke udara saat diajak bermain, leher bayi belum bisa menyanggah kepalanya dengan baik, sehingga kepalanya bisa terjengkang ke depan dan belakang dengan cepat.
Hal tersebut bisa menyebabkan otak bayi terguncang di dalam tempurung kepala. Otak juga bisa bergeser dan mengalami robekan saraf. Selain itu, pembuluh darah di dalam maupun di sekitar otak, termasuk di mata, juga bisa mengalami robekan dan perdarahan.
Gejala yang mungkin timbul pada bayi dengan shaken baby syndrome adalah koma atau tidak sadarkan diri, syok, kejang, dan tidak bisa bergerak atau lumpuh. Jika cedera otak yang terjadi tidak begitu parah, gejala yang muncul bisa berupa:
- Rewel
- Terlihat lemas dan mengantuk setiap saat
- Gangguan bernapas
- Muntah
- Kulit pucat atau kebiruan
- Tidak nafsu makan
- Tremor
Segera bawa bayi ke IGD atau dokter terdekat untuk mendapatkan pertolongan jika ia mengalami gejala di atas. Kondisi ini tidak boleh dianggap remeh, karena jika cedera otak yang terjadi tergolong berat, bisa saja berakibat fatal.
Bayi juga mungkin dapat mengalami kerusakan otak permanen dengan efek jangka panjang, mulai dari gangguan penglihatan dan pendengaran, keterlambatan pada proses tumbuh kembang, hingga kesulitan untuk belajar.
Tips Menenangkan Bayi dengan Aman
Berikut ini adalah tips yang bisa orang tua atau pengasuh lakukan untuk menghindari risiko shaken baby syndrome saat mencoba menenangkan bayi yang menangis:
- Gendong bayi dengan penuh kasih, sembari mengusap-usap punggungnya dengan lembut.
- Bedong bayi jika usianya belum 2 bulan, agar ia merasa lebih nyaman. Namun, pastikan tidak membedong bayiterlalu kencang.
- Nyanyikan lagu untuknya.
- Nyalakan suara yang menenangkan, misalnya suara rekaman detak jantung.
- Berikan empeng.
- Lakukan metode skin to skin.
Selama menenangkan Si Kecil, pastikan Bunda tetap tenang. Jangan biarkan tangisan Si Kecil yang tak kunjung berhenti membuat Bunda panik dan stres hingga mengguncang tubuhnya. Ingat, bisa saja ia tengah berada di fase purple crying dan mengguncang sama sekali bukanlah solusi untuk menenangkannya.
Bila dibutuhkan, mintalah bantuan keluarga untuk meredakan tangisan Si Kecil sembari Bunda menenangkan diri. Namun, bila bayi tetap menangis kencang, sebaiknya bawa ia ke dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang tepat jika memang diperlukan.