Sianosis adalah kondisi ketika jari tangan, kuku, dan bibir tampak berwarna kebiruan karena kurangnya oksigen dalam darah. Sianosis umumnya disebabkan oleh kondisi medis, seperti gagal jantung dan asma, atau faktor eksternal, seperti terlalu lama terpapar air atau udara dingin.
Saat jumlah oksigen dalam darah sangat rendah, warna darah akan berubah dari merah terang menjadi lebih gelap. Hal inilah yang membuat kulit dan bibir tampak kebiruan atau disebut juga dengan istilah sianosis.
Sianosis dapat terjadi pada siapa saja, termasuk pada bayi baru lahir. Pada bayi baru lahir, sianosis bisa disebabkan oleh penyakit jantung bawaan atau asfiksia akibat cedera leher atau kepala saat proses persalinan atau aspirasi mekonium.
Jenis-Jenis Sianosis
Sianosis terbagi menjadi empat jenis, yaitu sianosis sentral, sianosis perifer, sianosis campuran, dan akrosianosis.
Sianosis sentral biasanya disebabkan oleh kadar oksigen yang rendah atau jumlah protein dalam darah yang tidak normal. Sementara itu, sianosis perifer terjadi ketika tubuh tidak mendapatkan cukup oksigen karena cedera atau aliran darah yang rendah.
Jika sianosis sentral dan sianosis perifer terjadi secara bersamaan, kondisi ini disebut dengan sianosis campuran. Sementara itu, akrosianosis dapat terjadi di sekitar tangan dan kaki karena paparan udara atau air yang dingin.
Penyebab Sianosis
Ada beberapa kondisi atau penyakit yang dapat menyebabkan seseorang mengalami sianosis, di antaranya:
1. Paparan suhu dingin
Salah satu penyebab tubuh mengalami sianosis adalah paparan suhu dingin yang membuat suhu tubuh turun atau hipotermia. Udara dingin bisa membuat pembuluh darah dalam tubuh menyempit, sehingga kadar oksigen yang dialirkan ke seluruh tubuh menjadi berkurang (hipoksia).
2. Gangguan pada paru-paru
Ketika fungsi atau kinerja paru-paru bermasalah, tubuh akan sulit untuk memperoleh oksigen dan membuang karbon dioksida. Hal inilah yang dapat memicu terjadinya sianosis.
Ada beberapa masalah pada paru-paru yang sering menimbulkan sianosis, yaitu
- Asma
- Penyakit paru obstruktif kronis (PPOK)
- Infeksi paru-paru atau pneumonia
- Bronkiektasis
- Acute respiratory distress syndrome (ARDS)
- Pembengkakan paru (edema paru)
- Pneumotoraks
3. Gangguan pada jalan napas
Sianosis juga dapat muncul ketika jalan napas terganggu atau terhambat, misalnya akibat tersedak, tercekik, atau kemasukan benda asing. Kondisi ini kerap dialami oleh balita dan anak-anak.
Selain itu, sianosis akibat gangguan pada jalan napas juga bisa disebabkan oleh infeksi atau reaksi alergi berat (anafilaksis) yang menyebabkan pembengkakan dan penyempitan jalan napas.
4. Gangguan pada jantung
Pada kasus tertentu, perubahan warna kulit menjadi kebiruan bisa disebabkan oleh masalah pada jantung. Beberapa jenis gangguan pada jantung yang dapat menimbulkan sianosis adalah penyakit jantung bawaan, serangan jantung, dan gagal jantung.
5. Penyakit arteri perifer
Penyakit arteri perifer dapat terjadi akibat penyumbatan di pembuluh darah yang disebabkan oleh trombosis atau bekuan darah, atheroma, dan emboli. Kondisi ini dapat membuat aliran darah di kaki tidak lancar. Akibatnya, kadar oksigen dalam darah yang ada di kaki pun ikut berkurang sehingga menyebabkan sianosis.
6. Deep vein thrombosis
Sama halnya dengan penyakit arteri perifer, terhambatnya aliran pembuluh vena akibat pembekuan darah atau deep vein thrombosis (DVT) juga bisa membuat aliran darah berkurang.
DVT lebih sering terjadi di tungkai, tetapi bisa juga berpindah dan menimbulkan penyumbatan pada organ atau bagian tubuh lain sehingga memicu terjadinya sianosis.
7. Kekurangan hemoglobin
Hemoglobin adalah protein yang terkandung dalam darah dan bertugas membawa oksigen melalui darah ke seluruh organ tubuh. Ketika jumlah hemoglobin berkurang, tubuh akan kekurangan oksigen sehingga akan tampak pucat dan kebiruan.
Kurangnya kadar hemoglobin dalam darah dapat disebabkan oleh berbagai hal, seperti anemia, penyakit ginjal, kanker, gangguan fungsi hati, hingga perdarahan di saluran pencernaan.
8. Methemoglobinemia
Methemoglobinemia merupakan kondisi ketika hemoblogin tetap membawa oksigen, tetapi tidak bisa melepaskannya ke organ dan jaringan tubuh dengan efektif. Akibatnya, kebutuhan oksigen pada organ tubuh pun tidak tercukupi, sehingga menyebabkan sianosis.
Selain akibat berbagai kondisi dan penyakit di atas, sianosis juga dapat disebabkan oleh kelainan sirkulasi darah, syok, hingga efek samping obat-obatan tertentu, misalnya obat golongan beta blocker dan antibiotik golongan sulfa.
Cara Mendiagnosis dan Menangani Sianosis
Sianosis bisa disebabkan oleh banyak hal dan sebagian penyebabnya terbilang cukup berbahaya. Oleh karena itu, jika Anda mengalami tanda atau gejala sianosis, sebaiknya segera konsultasikan dengan dokter untuk menjalani pemeriksaan.
Dalam menentukan diagnosis, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang berupa pemeriksaan menggunakan pulse oximeter, tes darah, analisa gas darah, echokardiografi maupun USG, dan foto Rontgen atau CT scan.
Setelah penyebab sianosis diketahui, dokter dapat memberikan penanganan yang sesuai. Berikut ini adalah beberapa penanganan yang umumnya dilakukan dokter untuk mengatasi sianosis:
Pemberian oksigen
Terapi oksigen untuk meningkatkan kadar oksigen dalam tubuh biasanya dilakukan sedini mungkin, misalnya di IGD. Terapi ini bisa diberikan melalui selang atau masker oksigen.
Namun, apabila penderita sianosis tidak bisa bernapas atau koma, dokter mungkin akan memberikan bantuan pernapasan melalui intubasi dan pemasangan ventilator.
Pemberian obat-obatan
Dokter juga akan memberikan obat-obatan untuk mengatasi penyakit atau kondisi medis yang menyebabkan sianosis. Misalnya, jika sianosis disebabkan oleh asma, dokter akan memberikan obat asma berupa bronkodilator.
Jika sianosis disebabkan oleh pneumonia atau infeksi, dokter dapat memberikan antibiotik. Sementara itu, untuk menangani sianosis yang disebabkan oleh pembengkakan paru, dokter dapat memberikan obat diuretik untuk mengeluarkan cairan berlebih di paru-paru.
Operasi
Penanganan dengan operasi biasanya dilakukan pada kasus sianosis yang disebabkan oleh penyakit jantung bawaan. Selain itu, dokter juga mungkin akan melakukan operasi untuk mengeluarkan benda asing yang menghambat jalan napas, apabila benda asing tersebut memang sulit dikeluarkan.
Sianosis dapat menjadi tanda adanya kondisi medis tertentu. Oleh karena itu, segera periksakan diri ke dokter jika Anda mengalami gejala sianosis, terutama bila sianosis muncul secara mendadak atau disertai keluhan lain, seperti sesak napas, nyeri dada, pingsan, demam, atau bahkan kejang.
Setelah dokter melakukan pemeriksaan dan menentukan diagnosis penyakit yang menjadi penyebab sianosis, dokter dapat memberikan penanganan yang sesuai.