Sindrom HELLP adalah gangguan organ hati dan darah yang bisa terjadi pada kehamilan. Biasanya, sindrom ini terjadi setelah kehamilan memasuki usia 20 minggu. Jika tidak ditangani dengan tepat, sindrom ini bisa berdampak fatal pada ibu hamil dan bayi yang dikandungnya.
Sindrom HELLP merupakan singkatan dari hemolisis (H), yaitu kerusakan sel darah merah, elevated liver enzymes (EL), yaitu peningkatan produksi enzim hati akibat gangguan pada sel hati, dan low platelet (LP), yaitu jumlah platelet atau trombosit yang di bawah batas normal, sehingga mengganggu proses pembekuan darah.
Faktor Penyebab Sindrom HELLP
Sampai saat ini, belum diketahui secara pasti faktor penyebab sindrom HELLP. Namun, ada beberapa faktor tertentu yang dapat meningkatkan risiko terjadinya sindrom ini.
Salah satu faktor yang paling umum adalah preeklampsia. Kondisi ini ditandai dengan tekanan darah tinggi dan biasanya terjadi selama trimester terakhir kehamilan. Namun, pada beberapa kasus, preeklampsia juga bisa dialami pada awal kehamilan atau bahkan setelah melahirkan.
Tentunya, tidak semua ibu hamil dengan preeklampsia akan mengalami sindrom HELLP. Ada beberapa faktor risiko lain yang juga bisa menambah kemungkinan sindrom ini terjadi, di antaranya:
- Berusia di atas 35 tahun
- Obesitas
- Menderita diabetes atau penyakit ginjal
- Memiliki tekanan darah tinggi
- Memiliki riwayat preeklampsia di kehamilan sebelumnya
- Telah melahirkan lebih dari 2 kali
Selain itu, ibu hamil juga berisiko lebih tinggi terkena sindrom HELLP jika pernah mengalami ini di kehamilan sebelumnya. Suatu penelitian menunjukkan bahwa risiko kambuh pada gangguan hipertensi, preeklampsia, dan sindrom HELLP pada kehamilan berikutnya adalah sekitar 18%.
Gejala Sindrom HELLP
Gejala dari sindrom HELLP terbilang beragam pada tiap orang dan tidak terlalu spesifik, sehingga terkadang sulit didiagnosis. Gejala yang dapat timbul antara lain rasa lelah, sakit kepala berat, nyeri ulu hati atau perut kanan atas, mual, dan muntah selama kehamilan.
Beberapa gejala lain dari sindrom HELLP termasuk pembengkakan (terutama di wajah), kenaikan berat badan yang berlebihan dan tiba-tiba, perdarahan spontan dan tidak berhenti, kejang, penglihatan terganggu, dan sakit saat bernapas. Gejala ini juga bisa merupakan bagian dari masalah kehamilan lain.
Jika Anda merasakan gejala sindrom HELLP, penting untuk segera berkonsultasi ke dokter guna mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang tepat.
Penanganan Sindrom HELLP
Umumnya, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik, tes urine untuk melihat kebocoran protein, dan tes darah untuk mengevaluasi fungsi hati serta jumlah sel darah merah dan trombosit. Selain itu, ada kemungkinan perlu dilakukan MRI perut untuk melihat kondisi hati lebih jelas.
Jika hasil pemeriksaan lab menandakan adanya sindrom HELLP, kemungkinan besar bayi harus dilahirkan lebih cepat untuk mencegah terjadinya komplikasi serius yang bisa membahayakan kondisi ibu dan bayi.
Namun, jika gejala sindrom HELLP yang Anda alami ringan atau jika usia kehamilan masih kurang dari 34 minggu, langkah medis yang mungkin akan dilakukan dokter sebelum memutuskan untuk melahirkan bayi secara prematur meliputi:
- Tirah baring (bed rest) dan perawatan di rumah sakit, agar kesehatan Anda dan janin dapat terpantau dengan baik
- Melakukan transfusi darah, untuk mengobati anemia dan trombosit yang rendah
- Pemberian kortikosteroid, untuk mempercepat pematangan paru-paru bayi
- Pemberian magnesium sulfat, guna mencegah terjadinya eklamsia atau kejang
- Pemberian obat penurun tekanan darah.
- Pemantauan dan evaluasi kemungkinan adanya kondisi gawat janin
Selama perawatan, dokter akan memantau tingkat sel darah merah, trombosit, dan enzim hati Anda, serta kondisi bayi. Dokter juga akan merekomendasikan beberapa tes untuk mengevaluasi gerakan bayi, detak jantung bayi, dan kontraksi rahim, serta aliran darah ke rahim.
Sebenarnya, cara terbaik yang bisa Anda lakukan untuk mencegah sindrom HELLP adalah dengan menjaga kesehatan diri Anda sebelum dan selama kehamilan. Selain itu, perhatikan juga gejala-gejala awal sindrom ini agar Anda bisa mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang lebih dini.
Selain itu, konsultasilah dengan dokter secara rutin selama kehamilan dan beri tahu dokter jika Anda memiliki kehamilan berisiko tinggi atau memiliki riwayat komplikasi kehamilan seperti sindrom HELLP dan preeklampsia pada kehamilan sebelumnya.