Penyakit reproduksi pria merupakan jenis gangguan kesehatan yang dapat memengaruhi fungsi organ kelamin pria. Kondisi ini bisa disebabkan oleh berbagai hal, mulai dari kelainan bawaan, infeksi, cedera, hingga tumor.
Sebagian besar orang lebih mengenal impotensi atau disfungsi ereksi sebagai penyakit reproduksi pria. Padahal, masih banyak jenis penyakit lainnya yang dapat memengaruhi sistem reproduksi pria. Bahkan, sebagian penyakit ini juga bisa menyebabkan masalah kesuburan.
Penyakit Reproduksi Pria yang Penting Dikenali
Jangan anggap remeh gejala pada organ reproduksi, misalnya testis terasa sakit saat berhubungan seks atau saat buang air kecil. Kondisi ini bisa menjadi salah satu tanda adanya penyakit pada sistem reproduksi pria, seperti:
1. Disfungsi ereksi
Disfungsi ereksi atau impotensi merupakan ketidakmampuan pria untuk melakukan atau mempertahankan ereksi saat berhubungan seksual. Kondisi ini sering kali disebabkan oleh stres dan kecemasan berlebih.
Selain itu, impotensi juga dapat dipengaruhi oleh penggunaan obat-obatan tertentu dalam jangka panjang dan riwayat penyakit jantung, stroke, atau diabetes.
2. Hipospadia
Hipospadia terjadi ketika uretra atau saluran tempat keluarnya urine berada di posisi tidak normal, yaitu bukan di ujung penis melainkan di bagian bawahnya. Kondisi ini merupakan kelainan bawaan sejak lahir yang perlu diatasi melalui tindakan operasi. Jika operasi berjalan lancar, pria dapat kembali melakukan aktivitas seksual.
3. Kriptorkismus
Kriptorkismus adalah kondisi ketika salah satu atau kedua testis tidak terlihat akibat tidak terjadi penurunan testis ke tempat seharusnya.
Kondisi ini merupakan kelainan bawaan sejak lahir yang umumnya banyak dialami pada bayi yang lahir secara prematur. Orkidopeksi menjadi salah satu metode operasi yang efektif dalam menangani kriptorkismus.
4. Varikokel
Varikokel adalah penyakit yang ditandai dengan adanya pembengkakan pada pembuluh darah vena dalam kantong buah zakar atau skrotum. Selain dapat memperkecil testis, penyakit reproduksi pria ini juga dapat menyebabkan infertilitas atau kemandulan akibat berkurangnya produksi dan kualitas sperma.
Gejala penyakit varikokel ini biasanya berupa pembengkakan pada salah satu buah zakar disertai rasa sakit, terutama ketika tubuh dalam posisi berdiri.
5. Hiperplasia prostat jinak
Hiperplasia prostat jinak atau BPH merupakan kondisi ketika kelenjar prostat membesar dan menjepit uretra, yaitu saluran yang mengalirkan urine dari kandung kemih ke lubang kencing.
Kondisi ini bisa jadi merupakan bagian alami dari proses penuaan yang umumnya disebabkan karena adanya perubahan pada keseimbangan hormon seksual. BPH biasanya ditandai dengan gejala, seperti aliran urine lemah dan bercabang, sering ingin buang air kecil, atau justru sulit buang air kecil.
6. Hidrokel
Hidrokel adalah salah satu penyakit reproduksi pria yang ditandai dengan adanya penumpukan cairan di sekitar testis, sehingga menyebabkan pembengkakan di area skrotum.
Kondisi ini umumnya terjadi pada bayi baru lahir dan biasanya tidak berbahaya. Akan tetapi, dapat menimbulkan rasa tidak nyaman serta didahului dengan gejala seperti bengkak, rasa sakit, dan skrotum berwarna merah.
7. Kanker prostat
Kanker prostat umumnya terjadi pada pria di atas usia 50 tahun, terutama bila memiliki keluarga dengan riwayat penyakit serupa. Penyakit ini ditandai dengan rasa nyeri saat buang air kecil dan ejakulasi, sakit di punggung bawah, dan terdapat darah pada urine.
Untuk mengatasi kanker prostat bisa dilakukan beberapa cara, seperti terapi hormon, terapi radiasi, kemoterapi, dan operasi, tergantung tingkat keparahan kanker.
8. Infeksi menular seksual
Penyakit reproduksi pria selanjutnya adalah infeksi menular seksual, seperti sifilis dan gonore. Penyakit ini dapat menular melalui hubungan seksual dengan berbeda-beda pasangan tanpa menggunakan kondom.
Kondisi ini bisa ditandai dengan adanya luka atau benjolan pada alat kelamin, rasa sakit saat buang air kecil, keluar cairan berwarna putih atau kekuningan dari penis, dan nyeri saat berhubungan seksual.
Selain beragam penyakit di atas, organ reproduksi pria juga dapat mengalami gangguan akibat torsio testis, radang testis atau orkitis, epididimitis, dan kista epididimis.
Jika Anda mengalami salah satu atau beberapa gejala yang mengarah ke salah satu penyakit reproduksi pria di atas, segera periksakan diri ke dokter guna mendeteksi penyakit sejak dini dan mendapatkan penanganan sesuai penyebabnya. Dengan begitu, komplikasinya pun dapat terhindari.