Whiplash injury adalah cedera leher karena gerakan kepala yang tiba-tiba dan cepat, terutama dari arah depan ke belakang. Cedera leher ini bisa terjadi akibat kecelakaan, kekerasan fisik, atau jatuh. Gejala whiplash injury dapat muncul segera setelah terjadi cedera atau beberapa hari kemudian.

Di dalam leher terdapat beberapa jaringan dan organ seperti tulang, sendi, otot, saraf, serta pembuluh darah. Masing-masing bagian tersebut memiliki fungsi penting bagi tubuh, khususnya untuk menggerakkan kepala. Di dalam leher juga banyak organ penting lain yang memungkinkan kita untuk berbicara, serta makan dan minum.

Whiplash Injury

Whiplash injury terjadi ketika kepala bergerak mendadak dan kencang dari depan ke belakang atau sebaliknya. Gerakan yang cepat dan tiba-tiba pada kepala ini bisa membuat jaringan dan organ di leher mengalami kerusakan. Akibatnya, bisa timbul nyeri dan kaku pada leher, serta kesulitan menelan.

Penyebab Whiplash Injury

Whiplash injury terjadi ketika jaringan dan organ di leher mengalami kerusakan akibat benturan keras, tiba-tiba, dan sangat cepat di kepala. Beberapa kejadian yang dapat menyebabkan whiplash injury adalah:

  • Tabrakan mobil atau motor, terlebih bila ditabrak dari belakang
  • Kekerasan fisik, seperti mendapat pukulan keras di kepala dari benda tumpul
  • Cedera olahraga yang melibatkan kontak fisik, misalnya pada sepak bola atau tinju
  • Terjatuh atau tabrakan ketika sedang bersepeda atau berkuda
  • Terpeleset dengan posisi kepala tersentak keras ke belakang
  • Guncangan keras, seperti pada shaken baby syndrome

Gejala Whiplash Injury

Whiplash injury dapat menimbulkan gejala yang beragam, tergantung pada tingkat keparahan ketika leher tertekan atau tertekuk. Gejala whiplash injury bisa muncul seketika, beberapa jam, atau bahkan beberapa hari setelah cedera terjadi. 

Gejala yang dapat dialami oleh orang yang mengalami whiplash injury antara lain:

  • Leher kaku
  • Sakit leher, yang makin parah ketika leher digerakkan
  • Gerakan leher menjadi terbatas
  • Nyeri leher yang menjalar ke kepala, bahu, atau lengan
  • Sakit kepala, pusing, maupun vertigo, atau disebut juga dengan cervical vertigo
  • Kesemutan atau mati rasa di leher, bahu, atau lengan
  • Otot kejang sehingga sulit menggerakkan atau memutar kepala dan leher
  • Leher bengkak atau memar
  • Mudah lelah
  • Suara serak (dysphonia) dan sulit menelan (disfagia)
  • Sakit pinggang
  • Sulit tidur
  • Kesulitan berkonsentrasi atau mengingat
  • Pandangan kabur
  • Mudah marah
  • Telinga berdenging (tinnitus)

Kapan harus ke dokter

Segera periksakan diri ke dokter jika mengalami nyeri leher atau gejala lain dari whiplash injury, terutama bila keluhan muncul setelah mengalami kecelakaan berkendara, cedera olahraga, atau hantaman keras di kepala akibat hal lain. 

Jika ragu, Anda bisa berkonsultasi lewat Chat Bersama Dokter untuk mendapatkan saran penanganan awal. Dokter juga bisa memberikan rujukan untuk ke rumah sakit terdekat bila diperlukan pemeriksaan lebih lanjut atau penanganan segera.

Jangan tunda ke IGD rumah sakit terdekat jika mengalami cedera leher berat, terlebih bila muncul keluhan berikut:

  • Hilang kesadaran atau pingsan
  • Pusing atau vertigo
  • Kesemutan atau mati rasa pada anggota tubuh
  • Tampak lemas
  • Kesulitan menelan atau berbicara

Gejala-gejala di atas bisa menunjukkan gegar otak atau cedera otak yang memerlukan penanganan medis dengan segera.

Diagnosis Whiplash Injury

Dokter akan terlebih dahulu memberikan penanganan bila pasien datang dengan whiplash injury yang berat. Setelah kondisi pasien stabil, dokter akan menanyakan beberapa hal terkait gejala dan kejadian yang menyebabkan whiplash injury.

Jika pasien tidak sadarkan diri, dokter dapat bertanya kepada orang yang mengantar pasien ke rumah sakit. Selanjutnya, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik secara menyeluruh, termasuk pemeriksaan saraf.

Selama pemeriksaan fisik, pasien mungkin akan diminta untuk menggerakkan kepala, leher, atau lengan, agar dokter dapat memastikan diagnosis berikut:

  • Lokasi nyeri di leher, bahu, atau punggung
  • Rentang gerak leher dan bahu
  • Berbagai gerakan yang bisa menyebabkan atau memperburuk rasa sakit 
  • Refleks atau kekuatan anggota tubuh

Dokter dapat menjalankan tes penunjang guna menentukan kondisi yang bisa membuat nyeri leher makin parah. Pemeriksaan tersebut bisa berupa foto Rontgen, CT scan, atau MRI. Tujuan dari pemeriksaan ini adalah untuk mendeteksi cedera tulang, radang sendi, atau kerusakan pada sumsum tulang belakang.

Penanganan Whiplash Injury

Penanganan whiplash injury bertujuan untuk mengatasi nyeri dan memperbaiki rentang gerak leher sehingga pasien bisa kembali beraktivitas. Metode penanganan bisa berupa pemasangan penyangga leher, pemberian obat-obatan, atau terapi.

Berikut adalah penjelasan dari masing-masing metode penanganan whiplash injury:

Penyangga leher

Whiplash injury bisa memengaruhi kondisi tulang belakang dan sumsum tulang. Maka dari itu, pasien perlu mendapatkan penyangga leher agar tulang leher dan tulang belakang tertopang dengan baik dan terhindar dari gerakan yang bisa memperburuk keluhan.

Penyangga leher berguna untuk mengurangi cedera lebih lanjut. Alat ini biasanya digunakan selama beberapa hari atau minggu setelah cedera.  

Pemberian obat-obatan

Dokter dapat memberikan obat yang disesuaikan dengan gejala dan tingkat keparahan whiplash injury. Obat-obatan tersebut antara lain:

  • Antinyeri, misalnya Fasidol, Panadol, atau Ibuprofen, untuk meredakan nyeri ringan hingga sedang
  • Muscle relaxant, seperti Estalex, Lioresal, atau Myori, untuk mengendurkan otot yang tegang sekaligus meredakan nyeri
  • Lidocaine suntik atau kortikosteroid suntik, untuk mengurangi nyeri

Terapi

Beberapa pasien whiplash injury disarankan untuk menjalani terapi fisik (fisioterapi). Selama sesi terapi, pasien akan dilatih untuk melakukan gerakan-gerakan yang dapat memperkuat otot, memperbaiki postur tubuh, dan memulihkan gerakan.

Terapi lain adalah transcutaneous electrical nerve stimulation (TENS). TENS merupakan terapi listrik yang dapat digunakan untuk mengurangi nyeri akibat whiplash injury. Terapi ini dilakukan dengan menghantarkan sinyal listrik melalui alat yang ditempatkan di saraf pada kulit atau bagian tubuh yang menjadi sumber timbulnya nyeri.

Selain menjalani pengobatan sesuai saran dokter, pasien bisa menggunakan kompres dingin di bagian leher yang nyeri selama 10–15 menit. Penggunaan kompres dingin ini dapat diulangi selama beberapa kali dalam sehari. Manfaatnya adalah untuk mengurangi bengkak dan nyeri di leher.

Setelah bengkak berkurang, pasien dapat memberikan kompres hangat. Kompres hangat berguna untuk meningkatkan aliran darah ke area leher yang cedera sehingga jaringan yang rusak akan cepat membaik. Pasien juga akan diminta untuk banyak beristirahat dan tidak melakukan aktivitas berat.

Kebanyakan penderita whiplash injury yang tergolong ringan akan sembuh dalam waktu beberapa hari atau minggu. Sementara itu, pasien whiplash injury berat biasanya butuh waktu lebih lama untuk sembuh.

Komplikasi Whiplash Injury

Meskipun jarang, seseorang yang mengalami whiplash injury dapat mengalami leher nyeri atau kaku yang bertahan selama beberapa bulan atau beberapa tahun setelah cedera. 

Faktor-faktor berikut bisa membuat nyeri atau kaku di leher akibat whiplash injury makin parah atau bertahan dalam jangka panjang:

  • Lanjut usia (lansia)
  • Pernah mengalami cedera leher akibat benturan 
  • Sedang menderita nyeri pinggang atau sakit leher
  • Cedera serius akibat kecelakaan

Pencegahan Whiplash Injury

Pencegahan whiplash injury adalah dengan menurunkan risiko terkena kondisi ini. Caranya bisa dengan:

  • Menyesuaikan sandaran kepala di kursi mobil dengan tinggi atau postur tubuh ketika mengemudi
  • Memakai sabuk pengaman saat mengemudikan mobil dan mengenakan helm ketika mengendarai motor
  • Memakai alat pelindung yang sesuai saat berolahraga untuk mencegah keparahan jika terjadi cedera
  • Mempelajari teknik yang tepat untuk berolahraga, terlebih yang melibatkan kontak fisik, seperti sepak bola
  • Membatasi kegiatan yang memberikan tekanan berlebih pada leher, seperti mengangkat benda yang berat 
  • Tidak mengguncang bayi terlalu kencang