Xanax adalah obat untuk mengatasi gangguan kecemasan dan gangguan panik. Xanax mengandung alprazolam yang termasuk dalam obat golongan benzodiazepine. Obat ini hanya boleh dikonsumsi sesuai resep dokter.
Alprazolam di dalam Xanax merupakan obat penenang golongan benzodiazepine. Obat ini bekerja dengan cara berikatan dengan reseptor dari zat kimia alami GABA (gamma-aminobutyric acid) di sistem saraf pusat. Dengan begitu, jumlah GABA akan meningkat, aktivitas otak bisa ditekan, dan rasa tenang akan muncul.
Xanax termasuk obat psikotropika yang penggunaannya harus dalam pengawasan dokter. Hal ini karena Xanax berisiko disalahgunakan sehingga bisa menyebabkan ketergantungan obat dan sejumlah efek samping.
Produk Xanax
Produk Xanax yang dijual di Indonesia terdiri dari dua jenis, yaitu:
-
Xanax
Xanax berbentuk kaplet dengan kandungan alprazolam yang berbeda-beda tiap kapletnya, yaitu 0,25 mg, 0,5 mg, dan 1 mg.
-
Xanax SL
Xanax SL memiliki bentuk tablet untuk diletakkan di bawah lidah (sublingual). Kandungan alprazolam dalam Xanax SL berbeda-beda tiap tabletnya, yaitu 0,5 mg dan 1 mg.
Apa Itu Xanax
Bahan Aktif | Alprazolam |
Golongan | Obat resep |
Kategori | Obat penenang golongan benzodiazepine |
Manfaat | Mengobati gangguan kecemasan dan gangguan panik |
Dikonsumsi oleh | Dewasa dan lansia |
Xanax untuk ibu hamil dan menyusui | Kategori D: Ada bukti bahwa kandungan alprazolam dalam Xanax berisiko terhadap janin manusia, tetapi besarnya manfaat yang diperoleh mungkin lebih besar daripada risikonya, misalnya untuk mengatasi situasi yang mengancam nyawa. |
Kandungan alprazolam dalam Xanax dapat terserap ke dalam ASI. Bila Anda sedang menyusui, jangan menggunakan obat ini tanpa persetujuan dokter. | |
Bentuk obat | Kaplet dan tablet sublingual |
Peringatan Sebelum Mengonsumsi Xanax
Xanax tidak boleh digunakan sembarangan. Ada beberapa hal yang perlu Anda ketahui sebelum menjalani pengobatan dengan Xanax, yaitu:
- Beri tahu dokter tentang riwayat alergi yang Anda miliki. Xanax tidak boleh dikonsumsi oleh orang yang alergi terhadap alprazolam atau obat golongan benzodiazepine lain, seperti lorazepam atau diazepam.
- Beri tahu dokter jika Anda sedang menjalani terapi dengan obat golongan opioid atau obat antijamur golongan azole, misalnya ketoconazole atau miconazole. Xanax tidak boleh digunakan bersama obat-obat tersebut.
- Jangan mengonsumsi minuman beralkohol selama menjalani pengobatan dengan Xanax, karena dapat meningkatkan risiko terjadinya efek samping yang fatal.
- Beri tahu dokter jika Anda pernah atau sedang menderita penyakit ginjal, penyakit liver, kejang, glaukoma, atau gangguan pernapasan, seperti PPOK maupun sleep apnea.
- Diskusikan dengan dokter mengenai penggunaan Xanax jika Anda pernah atau sedang mengalami kecanduan alkohol, penyalahgunaan NAPZA, atau gangguan mental, seperti depresi atau pikiran untuk bunuh diri.
- Jangan langsung mengemudi atau melakukan aktivitas lain yang memerlukan kewaspadaan selama menjalani pengobatan dengan Xanax, karena obat ini dapat menyebabkan pusing dan kantuk.
- Beri tahu dokter jika Anda sedang hamil, menyusui, atau ingin merencanakan kehamilan. Gunakan alat kontrasepsi yang efektif selama menjalani terapi dengan Xanax.
- Jangan memberikan Xanax kepada anak usia di bawah 18 tahun.
- Konsultasikan dengan dokter perihal penggunaan Xanax kepada lansia, karena obat ini berisiko meningkatkan efek samping.
- Beri tahu dokter bahwa Anda sedang menggunakan Xanax sebelum menjalani operasi atau prosedur medis apa pun, termasuk operasi gigi.
- Segera temui dokter jika Anda mengalami reaksi alergi obat atau efek samping yang serius setelah mengonsumsi Xanax.
Dosis dan Aturan Pakai Xanax
Dosis Xanax akan disesuaikan dengan kondisi kesehatan, usia, dan respons pasien terhadap obat. Dokter akan memberikan dosis rendah terlebih dahulu, kemudian menaikkan dosisnya secara bertahap bila perlu, hingga sesuai dengan kebutuhan pasien.
Berikut ini adalah pembagian dosis Xanax berdasarkan tujuan penggunaannya:
Tujuan: Mengatasi gangguan panik
- Dewasa: Dosis awal 0,5–1 mg per hari dikonsumsi sebelum tidur, atau 0,5 mg, 3 kali sehari. Dosis dapat ditingkatkan hingga maksimal 1 mg tiap 3–4 hari. Dosis maksimal 10 mg per hari.
- Lansia: Dosis awal 0,5–0,75 mg per hari dalam dosis terbagi.
Tujuan: Mengatasi gangguan kecemasan
- Dewasa: Dosis awal 0,75–1,5 mg per hari yang diberikan dalam beberapa jadwal konsumsi. Dosis umumnya adalah 0,5–4 mg per hari dalam beberapa jadwal.
Cara Mengonsumsi Xanax dengan Benar
Ikuti anjuran dokter dan baca informasi yang tertera pada kemasan obat sebelum mengonsumsi Xanax. Jangan menambahkan atau mengurangi dosis tanpa berkonsultasi dulu dengan dokter.
Xanax dapat dikonsumsi sebelum atau sesudah makan. Namun, perlu diketahui, bahwa mengonsumsi Xanax sesudah makan dapat mengurangi efek kantuk dari Xanax. Telan Xanax secara utuh dengan bantuan segelas air putih.
Xanax SL hanya perlu diletakkan di bawah lidah dan ditunggu hingga mencair. Jangan mengunyah atau menelan tablet sublingual secara langsung.
Jika Anda lupa mengonsumsi Xanax, segera minum obat ini begitu teringat. Namun, bila jadwal minum obat berikutnya sudah dekat, abaikan dosis yang terlewat dan jangan menggandakan dosis selanjutnya.
Jika Anda menggunakan Xanax dalam jangka panjang, lakukan pemeriksaan ke dokter secara berkala. Hal ini agar dokter dapat memantau kondisi dan hasil terapi Anda.
Jangan berhenti menggunakan Xanax secara tiba-tiba, karena bisa memperburuk kondisi dan menimbulkan gejala putus obat, seperti sulit tidur, halusinasi, tremor, atau kejang. Untuk mencegahnya, dokter akan menurunkan dosis secara bertahap jika pengobatan memang perlu dihentikan.
Simpan Xanax di tempat yang sejuk dan terhindar dari sinar matahari langsung. Jauhkan obat ini dari jangkauan anak-anak.
Interaksi Xanax dengan Obat Lain
Berikut ini adalah sejumlah efek interaksi antarobat yang mungkin terjadi jika kandungan alprazolam yang terdapat dalam Xanax dikonsumsi bersama dengan obat lain:
- Peningkatan kadar alprazolam di dalam darah sehingga meningkatkan risiko terjadinya efek samping jika digunakan dengan obat antijamur, seperti ketoconazole atau itraconazole
- Peningkatan risiko terjadinya efek samping berupa gangguan pernapasan berat hingga koma, jika digunakan dengan obat golongan opioid, seperti hydrocodone atau tramadol
- Penurunan efektivitas alprazolam jika digunakan dengan phenytoin atau carbamazepine
- Peningkatan risiko terjadinya efek samping digoxin
- Peningkatan risiko terjadinya efek samping Xanax jika digunakan bersama dengan fluvoxamine, fluoxetine, pil KB, diltiazem, atau obat antibiotik golongan makrolid, seperti erythromycin atau clarithromycin
Xanax juga bisa berinteraksi dengan makanan atau minuman. Hindari mengonsumsi Xanax bersama grapefruit atau makanan maupun minuman yang mengandung buah tersebut, karena berisiko menimbulkan efek samping Xanax.
Untuk mencegah terjadinya interaksi di atas, selalu konsultasikan dengan dokter sebelum mengonsumsi Xanax bersama dengan obat lain.
Efek Samping dan Bahaya Xanax
Ada beberapa efek samping yang dapat muncul setelah mengonsumsi Xanax, di antaranya:
- Kantuk
- Pusing
- Gairah seksual meningkat atau menurun
- Ngiler atau justru mulut kering
- Mual
- Sembelit
- Penglihatan kabur
- Lelah dan lemas
- Sakit kepala
- Tangan atau kaki gemetar
- Berat badan naik atau justru turun
- Hilang nafsu makan
- Sulit tidur
- Iritasi kulit
Lakukan pemeriksaan ke dokter jika keluhan tersebut tidak kunjung mereda atau justru memberat. Segera ke dokter jika Anda mengalami reaksi alergi obat atau mengalami efek samping yang lebih serius, seperti:
- Napas lemah dan dangkal
- Perasaan melayang serasa ingin pingsan
- Penyakit kuning
- Pandangan ganda
- Kejang
- Gangguan mental, seperti halusinasi atau muncul pikiran untuk bunuh diri
- Penurunan kesadaran hingga koma