Makanan cepat saji sering kali menjadi pilihan menu makan di tengah aktivitas yang padat. Meski praktis dan punya rasa yang lezat, konsumsi makanan cepat saji secara berlebihan bisa meningkatkan risiko terkena berbagai masalah kesehatan.
Makanan cepat saji umumnya memiliki rasa yang nikmat, mudah didapat, dan mengenyangkan. Tak heran jika banyak orang yang menyukai jenis makanan ini, bahkan bisa mengonsumsinya hampir setiap hari.
Namun, di balik rasanya yang nikmat, ada berbagai risiko penyakit yang bisa terjadi karena mengonsumsi makanan cepat saji secara berlebihan.
Gangguan Kesehatan Akibat Konsumsi Makanan Cepat Saji
Berikut ini adalah beberapa gangguan kesehatan akibat terlalu sering mengonsumsi makanan cepat saji:
1. Pertambahan berat badan
Makanan cepat saji mengandung kalori yang cukup tinggi, tetapi rendah serat. Hal ini berisiko menyebabkan peningkatan berat badan, terutama bila dikonsumsi secara berlebihan dan dalam jangka waktu panjang.
Selain itu, makanan cepat saji juga diolah dengan gula tambahan dan mengandung lemak jenuh yang berkontribusi dalam pertambahan berat badan hingga memicu obesitas.
2. Kekurangan gizi
Kalori, lemak, gula, dan karbohidrat merupakan kandungan yang paling banyak ditemukan di dalam makanan cepat saji. Sayangnya, jenis makanan ini hampir tidak mengandung vitamin dan mineral. Konsumsi makanan ini saja tentu tidak dapat memenuhi asupan nutrisi sehari-hari.
Pada anak-anak, efek kekurangan gizi dapat menghambat tumbuh kembangnya. Oleh karena itu, batasi konsumsi makanan cepat saji dan perbanyak konsumsi makanan bergizi untuk mencegah malnutrisi.
3. Gangguan pencernaan
Sebagian besar makanan cepat saji mengandung sedikit, bahkan tanpa serat. Tidak terpenuhinya kebutuhan serat dalam tubuh dapat memicu terjadinya gangguan pencernaan, misalnya sembelit.
Kandungan garam yang tinggi di dalam makanan cepat saji juga dapat membuat perut terasa kembung atau begah setelah makan.
4. Gangguan fungsi otak
Sebuah studi mengungkapkan bahwa makanan cepat saji mengandung zat yang dapat memengaruhi perkembangan saraf selama masa remaja, sehingga menghambat proses belajar dan menerima materi.
Penelitian lain juga menyebutkan bahwa kandungan kalori yang tinggi pada makanan cepat saji dapat meningkatkan risiko terjadinya demensia pada orang lanjut usia, terutama bila dikonsumsi secara berlebihan.
5. Diabetes
Konsumsi makanan cepat saji dipercaya dapat meningkatkan risiko diabetes tipe 2. Jenis makanan ini memiliki kandungan karbohidrat yang tinggi yang akan dilepaskan menjadi glukosa ke dalam darah. Akibatnya, kadar gula dalam darah akan meningkat.
Bila dikonsumsi dalam jangka panjang, hal ini dapat mengganggu kerja hormon insulin dan meningkatkan risiko terjadinya diabetes.
6. Penyakit jantung
Penyebab utama penyakit jantung dan stroke adalah konsumsi makanan tinggi kolesterol. Makanan cepat saji merupakan salah satu sumber lemak jenuh yang dapat meningkatkan kadar kolesterol jahat (LDL).
Selain itu, makanan cepat saji memiliki kandungan garam yang melebihi batas konsumsi harian Anda, sehingga dapat meningkatkan tekanan darah dan beban kerja jantung. Agar lebih sehat, Anda bisa mencoba menjalani diet garam.
7. Gangguan pernapasan
Sebelumnya telah disebutkan bahwa konsumsi makanan cepat saji secara berlebih dapat meningkatkan berat badan. Seseorang yang memiliki berat badan berlebih berisiko mengalami gangguan pernapasan, termasuk sesak napas dan asma.
Berat badan yang berlebih juga dapat memberikan tekanan pada jantung dan paru-paru. Hal ini dapat terlihat ketika seseorang mengalami sesak napas meski hanya berjalan, menaiki tangga, atau berolahraga.
8. Gigi mudah rusak
Kandungan karbohidrat dan gula dalam makanan cepat saji dapat meningkatkan produksi asam di mulut. Meningkatnya produksi asam ini bisa merusak enamel gigi. Kondisi ini memungkinkan bakteri bertahan di mulut dan menyebabkan gigi berlubang.
9. Kanker
Konsumsi makanan tidak sehat, termasuk makanan cepat saji, secara berlebihan dapat meningkatkan risiko terjadinya kanker. Jenis makan ini dapat memicu rusaknya sel-sel sehat dalam tubuh yang lambat laun dapat berkembang menjadi sel kanker.
Selain menyebabkan berbagai masalah kesehatan di atas, konsumsi makanan cepat saji juga bisa berdampak pada kulit, salah satu dampaknya adalah membuat kulit mudah berjerawat. Oleh karena itu, jenis makanan ini sebaiknya dihindari untuk mencegah munculnya jerawat.
Tips Mengurangi Konsumsi Makanan Cepat Saji
Makanan cepat saji memiliki efek adiktif, sehingga memicu keinginan untuk mengonsumsinya secara berulang. Untuk mencegah berbagai efek negatif akibat makanan cepat saji, berikut ini adalah beberapa tips yang bisa Anda lakukan:
Rencanakan menu makanan
Untuk menghindari konsumsi makanan cepat saji, Anda dapat membuat perencanaan dengan membuat daftar menu makan maupun camilan sehat setiap minggunya. Pastikan Anda tetap memperhatikan kecukupan nutrisi setiap harinya.
Dengan demikian, dorongan untuk membeli makanan cepat saji saat lapar akan berkurang. Pilihlah menu makanan yang dilengkapi dengan sayuran dan buah-buahan untuk memenuhi asupan serat per hari.
Kurangi porsi
Restoran yang menjual makanan cepat saji biasanya menyediakan berbagai pilihan menu beserta jumlah porsi atau ukuran. Jika biasanya Anda membeli dengan porsi normal atau porsi lebih besar, sebaiknya diganti dengan porsi kecil atau porsi untuk anak-anak.
Cara tersebut dipercaya efektif mengurangi jumlah kalori yang harus Anda konsumsi dari makanan cepat saji.
Cari makanan pengganti
Beberapa restoran makanan cepat saji menyediakan menu pilihan lain, seperti salad sayur, salad buah, nasi, hingga keripik kentang panggang. Bila Anda berencana makan di restoran makanan cepat saji, sebaiknya Anda memilih restoran yang menyediakan pilihan menu tersebut.
Hal ini lebih baik daripada Anda memilih makanan, seperti kentang goreng atau hamburger, yang memiliki kandungan kalori tinggi.
Penting untuk membatasi konsumsi makanan cepat saji agar terhindar dari berbagai masalah kesehatan. Namun, bukan berarti Anda tidak boleh mengonsumsinya sama sekali. Anda masih diperbolehkan makan makanan cepat saji hanya sesekali dan tentunya dengan memerhatikan tips di atas.
Jika Anda memiliki risiko terjadinya penyakit hipertensi, diabetes, maupun penyakit kronis lainnya, sebaiknya konsultasikan ke dokter. Dengan demikian, dokter dapat membantu Anda menentukan menu makanan sehat sebagai pengganti menu makanan cepat saji, yang sesuai kondisi kesehatan Anda.