Banyak orang yang tidak menyadari dirinya menderita buta warna, terutama anak-anak. Untuk memastikan kelainan dalam penglihatan ini, tes buta warna perlu dilakukan.
Buta warna merupakan salah satu gangguan penglihatan. Penderitanya tidak dapat melihat beberapa warna dengan jelas dan akurat. Mereka mungkin merasa kesulitan untuk membedakan beberapa warna, contohnya merah-hijau, merah-kuning-hijau, atau biru-kuning, yang dikenal dengan buta warna parsial.
Selain kesulitan membedakan warna tertentu, sebagian penderita buta warna juga ada yang tidak bisa mengenali warna sama sekali atau buta warna total.
Oleh karena itu, tes buta warna dapat digunakan untuk mendeteksi apakah seseorang menderita buta warna atau tidak.
Selain dilakukan sebagai bagian dari pemeriksaan mata rutin, tes buta warna juga biasanya diperlukan sebagai bagian dari pemeriksaan kesehatan sebelum seseorang melamar kerja atau kuliah di bidang tertentu.
Berbagai Penyebab Buta Warna
Kebanyakan orang mengalami buta warna karena kelainan genetik atau faktor keturunan dari orang tua. Selain itu, kondisi ini juga bisa disebabkan oleh:
- Cedera
- Paparan zat kimia
- Kerusakan saraf optik
- Kerusakan fungsi bagian otak yang memproses informasi warna
- Penyakit tertentu, seperti katarak, glaukoma, diabetes, atau multiple sclerosis
- Pertambahan usia
Memahami Beragam Jenis Tes Buta Warna
Dalam dunia pekerjaan, tes buta warna penting digunakan untuk menyaring pelamar di bidang pekerjaan yang mementingkan kemampuan persepsi warna, seperti profesi penegak hukum, militer, teknik, atau elektronik, hingga kedokteran.
Contoh tes buta warna yang bisa dilakukan adalah:
1. Tes Ishihara
Ini adalah tes yang paling umum digunakan untuk memeriksa buta warna. Sayangnya, tes Ishihara hanya bisa mendeteksi buta warna merah-hijau.
Tes buta warna Ishihara dilakukan dengan menggunakan kartu yang menampilkan lingkaran yang terdiri dari banyak titik dengan warna dan ukuran berbeda atau angka tertentu.
2. Tes warna Cambridge
Tes buta warna ini sama seperti tes Ishihara. Bedanya pasien akan diminta untuk melihat ke layar komputer. Saat menjalani tes buta warna ini, pasien akan diminta untuk mengidentifikasi huruf "C" yang warnanya berbeda dengan warna di sekitarnya.
3. Tes penyusunan
Pada tes ini, pasien diminta untuk menyusun objek berdasarkan gradasi warna yang sedikit berbeda. Contohnya adalah menyusun balok dari gradasi warna biru tua-biru-biru muda.
4. Anomaloscope
Untuk melakukan tes buta warna ini dibutuhkan alat mirip mikroskop. Melalui lensa alat tersebut, pasien diminta untuk melihat lingkaran yang dibagi menjadi 2 warna, setengah kuning terang dan setengahnya lagi merah dan hijau.
Pasien akan diminta menekan tombol pada alat ini sampai seluruh warna dalam lingkaran berubah menjadi sama. Sama seperti tes Ishihara, anomaloscope hanya bisa mendiagnosis buta warna merah-hijau.
5. Tes Farnsworth-Munsell
Tes buta warna ini menggunakan banyak lingkaran dengan berbagai gradasi dari warna yang sama, sama seperti tes penyusunan. Tujuannya adalah untuk memastikan apakah pasien dapat membedakan perubahan warna yang sangat tipis.
Itulah beragam jenis tes buta warna yang perlu Anda ketahui. Jika Anda merasa memiliki masalah dalam melihat atau mengenali warna, berkonsultasilah dengan dokter spesialis mata untuk melakukan tes buta warna di rumah sakit.