Selain lucu dan menggemaskan, rupanya ada beberapa fakta unik bayi baru lahir yang jarang diketahui oleh orang tua, lho. Agar Bunda dan Ayah tidak kaget dan bingung, mari simak penjelasannya di artikel ini.
Setelah berdiam di dalam rahim selama kurang lebih 9 bulan, bayi baru lahir butuh waktu untuk beradaptasi dengan dunia luar. Dalam proses adaptasi ini, Bunda dan Ayah mungkin menemukan beberapa keunikan tersendiri pada diri Si Kecil, mulai dari kulitnya yang kering dan berkerak, hingga perubahan warna tinja atau feses.
5 Fakta Unik pada Bayi yang Baru Lahir
Bayi baru lahir memang memiliki banyak keunikan. Namun, bukan berarti semua hal yang tidak biasa darinya merupakan tanda buruk, ya. Berikut ini adalah beberapa fakta unik bayi baru lahir yang perlu Bunda dan Ayah ketahui:
1. Kulit kering atau berkerak
Kulit kering serta mengelupas adalah hal yang wajar dialami oleh bayi baru lahir. Pasalnya, selama 9 bulan di kandungan kulitnya dilembapkan oleh cairan ketuban. Sementara, ketika lahir, kulitnya tidak lagi dilembapkan oleh cairan tersebut dan mulai terpapar udara, sehingga dapat menjadi kering dan sering mengelupas.
Meski begitu, kondisi ini biasanya akan menghilang dengan sendirinya dalam 1 bulan. Untuk membantu melembapkan kulit Si Kecil, Bunda bisa mengoleskan losion pelembap khusus bayi. Pastikan juga Bunda rutin menyusui Si Kecil agar kulitnya terhidrasi dengan baik.
Bila Si Kecil mengalami kulit berkerak di kepalanya yang menyerupai ketombe, Bunda bisa mengoleskan baby oil ke kepalanya dan diamkan beberapa menit agar meresap. Selanjutnya, bersihkan kerak ini perlahan dengan sisir bergigi lembut.
2. Warna feses dan frekuensi BAB berubah-ubah
Feses pertama bayi umumnya berwarna hitam kehijauan dan hal ini normal. Feses ini disebut dengan mekonium. Seiring dengan pemberian ASI, warna feses akan berubah mulai dari hijau hingga kuning. Perubahan ini umum terjadi, sehingga Bunda tidak perlu khawatir.
Ketika Si Kecil mulai mendapatkan MPASI, fesesnya pun akan berubah lagi menyerupai orang dewasa, yaitu kuning kecokelatan hingga cokelat gelap.
Selain dari segi warna, frekuensi BAB bayi juga belum jelas. Ia bisa saja BAB sebanyak 3 kali atau lebih per hari. Namun, bisa juga lebih jarang, misalnya hanya sekali sehari atau sekali dalam seminggu.
Keunikan-keunikan ini terjadi karena lambung bayi masih kecil dan pencernaannya sedang berkembang. Namun, bila Si Kecil mengeluarkan feses yang sangat berair dengan frekuensi lebih dari 5 kali sehari, Bunda perlu waspada dan segera membawanya ke dokter, karena mungkin saja bayi terkena diare.
3. Payudara menonjol dan penis ereksi
Sebagian bayi laki-laki dan perempuan dapat memiliki payudara yang tampak menonjol atau mungkin mengeluarkan air susu. Melihat hal ini tentu Bunda khawatir, bukan?
Sebenarnya, kedua hal tersebut adalah hal normal yang bisa terjadi karena pengaruh paparan hormon estrogen dari Bunda sewaktu hamil. Walaupun terlihat lebih menonjol, tak perlu menekannya secara berlebihan. Umumnya, dalam beberapa minggu, kondisi payudara Si Kecil akan membaik seperti seharusnya.
Selain payudara menonjol, sebagian bayi perempuan juga bisa mengeluarkan flek darah dari kemaluannya. Hal ini bisa disebabkan oleh pengaruh paparan hormon, tetapi pada beberapa kasus juga mengindikasikan adanya kondisi stres selama di kandungan, terutama pada trimester akhir atau menjelang persalinan.
Jika terjadi terus-menerus, jangan abaikan kondisi tersebut dan segera bawa Si Kecil ke dokter.
Sedangkan, pada bayi laki-laki, penisnya bisa saja mengalami ereksi sebelum ia buang air kecil. Bunda tidak perlu panik, jika berlangsung sementara dan Si Kecil tidak tampak kesakitan, umumnya hal ini tidak perlu dikhawatirkan.
Akan tetapi, jika Si Kecil tampak kesakitan dan ereksinya berkepanjangan, Bunda harus segera membawanya ke dokter untuk diperiksa dan diberikan penanganan yang tepat.
4. Kemaluan bengkak
Kemaluan bayi laki-laki (penis dan testis) maupun perempuan (labia dan vagina) dapat membengkak setelah dilahirkan. Kondisi ini dapat terjadi karena pengaruh hormon selama kehamilan, penumpukan cairan selama dalam rahim, serta cedera jaringan yang terjadi saat tubuh bayi dilahirkan.
Meski begitu, pembengkakan ini akan menghilang dalam beberapa hari seiring Si Kecil buang air kecil. Bila bengkak tidak menghilang setelah 3 bulan, Bunda sebaiknya membawa Si Kecil ke dokter agar bisa mendapatkan penanganan yang tepat.
5. Menangis tanpa air mata
Menangis adalah cara bayi berkomunikasi dengan orang tuanya. Namun, pada bayi baru lahir, mungkin saja tangisan tersebut tidak selalu disertai dengan air mata.
Kondisi ini terjadi karena kelenjar air mata Si Kecil belum berkembang sempurna dan hanya cukup untuk melembapkan matanya saja. Umumnya, bayi baru akan meneteskan air mata saat menangis ketika usianya 1–3 bulan.
Tak hanya itu, bayi pun belum bisa tertawa ketika baru lahir. Meski ia bisa membentuk lengkung senyum dengan bibirnya, Si Kecil umumnya baru bisa tertawa saat berusia 3–4 bulan.
Selain beragam fakta untuk bayi baru lahir di atas, Bunda dan Ayah juga mungkin saja menemukan Si Kecil kerap bersin, mengorok, bahkan tampak seperti juling pada masa-masa awal kehidupannya. Hal-hal tersebut termasuk cara bayi beradaptasi dengan lingkungan baru.
Meski begitu, bila Bunda merasa sangat khawatir atau melihat adanya gejala lain pada Si Kecil, misalnya demam, rewel yang tidak kunjung mereda, atau gangguan kesahatan, segera periksakan ia ke dokter.