Sebagian orang tua mungkin merasa khawatir jika membiarkan bayi mereka tidur sendirian di kamarnya. Padahal, sebenarnya bayi sudah bisa diajarkan untuk tidur sendiri, lho. Salah satu cara yang bisa Bunda dan Ayah lakukan untuk melatih Si Kecil tidur sendiri adalah dengan menerapkan metode Ferber.
Saat melakukan metode Ferber, bayi akan dilatih untuk tidur sendiri saat ia merasa mengantuk dan untuk tidur kembali jika ia terbangun di tengah tidurnya. Metode ini pertama kali dicetuskan oleh seorang dokter spesialis anak bernama Richard Ferber.
Selain dapat membuat bayi mampu tidur sendiri, menerapkan metode Ferber juga diyakini dapat membuat bayi bisa tidur lebih nyenyak, mudah tidur kembali jika terbangun, dan memiliki pola tidur yang teratur.
Di samping itu, menjalankan metode ini juga bisa membantu Bunda untuk bisa beristirahat lebih lama dan lebih berkualitas. Dengan begitu, Bunda bisa terhindar dari kelelahan dan stres.
Begini Cara Menerapkan Metode Ferber
Bunda sudah bisa menerapkan metode Ferber saat Si Kecil berusia 6 bulan. Pada usia ini, bayi dinilai sudah siap secara fisik dan mental untuk tidur sendiri di kamarnya. Selain itu, karena sudah mulai mengonsumsi MPASI, Si Kecil juga tidak akan memerlukan makanan di tengah malam seperti saat ia masih menerima ASI eksklusif.
Saat menjalani metode Ferber, Bunda harus bisa membiarkan Si Kecil untuk berusaha tidur sendiri di kamarnya dan menenangkan dirinya saat ia terbangun di tengah malam. Dengan kata lain, saat ia ingin mulai tidur atau terbangun dan memanggil Bunda dengan menangis, Bunda tidak boleh langsung mendatanginya.
Namun, ini bukan berarti Bunda benar-benar membiarkan Si Kecil menangis sendirian sampai pagi hari, ya. Ada beberapa aturan dan tata cara yang harus Bunda ketahui saat akan menerapkan metode Ferber ini kepada Si Kecil. yaitu:
1. Buat jadwal dan ritual tidur yang teratur
Tetapkan waktu tidur yang sama setiap hari dan terapkan rutinitas sebelum tidur untuk Si Kecil, misalnya membacakan buku, menyanyikan lagu, atau memberinya pijatan lembut pada punggung, lengan, atau tungkainya. Pastikan juga ia sudah mengenakan pakaian tidur yang nyaman dan popok yang baru.
2. Letakkan bayi pada tempat tidurnya
Setelah melakukan rutinitas sebelum tidur, letakkan Si Kecil pada boks tidurnya. Matikan lampu utama kamarnya dan buat kamar senyaman dan setenang mungkin. Setelah ia tenang dan sudah nyaman, barulah Bunda boleh meninggalkannya sendirian di kamarnya.
3. Jangan langsung menghampiri bayi saat ia menangis
Ketika Si Kecil menangis, tunggu dulu beberapa saat sebelum melihat keadaannya. Pada malam pertama metode ini diterapkan, biarkan Si Kecil menangis selama 3–5 menit sebelum menghampirinya.
4. Batasi waktu kunjungan dan kontak dengan anak
Saat menghampirinya, tenangkan Si Kecil dengan cara menepuk-nepuk lembut tubuhnya atau membisikkan kata-kata yang bisa membuatnya lebih tenang, misalnya “Bobok lagi, yuk. Ada Bunda di sini.”
Perlu diingat, selama menjalani metode ini, Bunda tidak boleh menggendong, menyusuinya, atau menyalakan lampu kamar segera saat ia menangis. Selain itu, Bunda juga harus membatasi waktu yang Bunda habiskan di kamar Si Kecil, yaitu sekitar 1–2 menit.
Sebagai orang tua, Bunda mungkin akan terasa berat atau tidak tega melakukannya. Namun, tetaplah konsisten ya, Bun. Semua demi kebaikan Si Kecil.
5. Tambah selang waktu mengunjungi tiap anak menangis
Jika setelah ditinggal Si Kecil menangis lagi, biarkan Si Kecil menangis lebih lama daripada sebelumnya. Bunda bisa menambah lamanya sekitar 2–3 menit secara bertahap.
Terapkan langkah-langkah yang sama di malam-malam berikutnya. Namun, tambahkan secara bertahap waktu Bunda menunggu saat Si Kecil menangis sehingga lebih lama daripada malam sebelumnya. Umumnya, bayi akan mulai terbiasa tidur sendiri tanpa menangis di hari ke-5 atau ke-7 sejak metode ini diterapkan.
Metode Ferber perlu dilakukan secara konsisten dan rutin. Masa 3 hari pertama bisa terasa sangat berat bagi Bunda karena rasa tidak tega meninggalkan Si Kecil. Namun, usahakan untuk menahan diri ya, Bun, supaya Si Kecil bisa belajar tidur sendiri.
Meski begitu, beda cerita bila Si Kecil sedang sakit atau dalam perjalanan panjang sehingga jadwal tidurnya jadi berubah. Di saat seperti ini, Si Kecil membutuhkan Bunda untuk selalu berada di dekatnya. Jika setelah itu pola tidur Si Kecil berubah lagi, kemungkinan Bunda harus mengulang metode ini dari awal.
Walau sudah terbukti efektif, metode Ferber belum tentu bisa diterapkan pada semua anak. Jika setelah 7 hari pola tidur Si Kecil tidak membaik atau malah memburuk, bisa saja metode ini tidak cocok untuknya. Bila ini terjadi, Bunda bisa berkonsultasi ke dokter mengenai pola tidur Si Kecil dan metode yang sebaiknya diterapkan.