Albumin adalah obat untuk mengatasi rendahnya kadar albumin dalam darah (hipoalbuminemia). Albumin juga digunakan untuk menangani gangguan aliran darah parah (syok) akibat cedera atau luka bakar berat. Obat ini umumnya tersedia dalam bentuk cairan infus.

Albumin merupakan protein utama di dalam darah manusia yang berfungsi untuk menjaga keseimbangan cairan di dalam dan luar pembuluh darah. Kadar normal albumin dalam darah adalah 3,5−5 g/dL.

albumin

Secara alami, albumin diproduksi oleh hati. Namun, pada kondisi tertentu, seperti sakit kritis, sepsis, luka bakar luas, atau penyakit hati yang parah, produksi atau fungsi albumin bisa terganggu.

Kurangnya kadar albumin dalam darah bisa mengakibatkan pembengkakan pada jantung dan seluruh tubuh, serta penumpukan cairan di dalam paru-paru.

Oleh karena itu, pemberian infus albumin terkadang diperlukan untuk meningkatkan kadar albumin di dalam darah. Dengan begitu, keseimbangan cairan di dalam tubuh akan membaik sehingga pasien bisa pulih.

Infus ini juga digunakan dalam pengobatan gagal hati akut, penyakit kuning pada bayi baru lahir (hiperbilirubinemia neonatal), atau sindrom gangguan pernapasan akut (ARDS).

Merek dagang albumin: Albuminar, Albusmin, Albunorm, G-Bumin, Human Albumin 20% Behring, Octalbin

Apa Itu Albumin

Golongan Obat resep
Kategori Cairan infus
Manfaat Menangani syok hipovolemik dan hipoalbuminemia
Digunakan oleh Dewasa dan anak-anak
Albumin untuk ibu hamil dan menyusui Kategori C: Studi pada binatang percobaan memperlihatkan adanya efek samping terhadap janin, tetapi belum ada studi terkontrol pada ibu hamil.
Obat hanya boleh digunakan jika besarnya manfaat yang diharapkan melebihi besarnya risiko terhadap janin.
Belum diketahui apakah albumin terserap ke dalam ASI atau tidak. Bila Anda sedang menyusui, jangan menggunakan obat ini tanpa persetujuan dokter.
Bentuk obat Infus

Peringatan Sebelum Menggunakan Albumin

Albumin hanya boleh digunakan sesuai resep dokter. Berikut adalah beberapa hal yang perlu Anda perhatikan sebelum menggunakan albumin:

  • Beri tahu dokter tentang riwayat alergi yang Anda miliki. Infus albumin tidak boleh diberikan kepada orang yang alergi terhadap lateks atau setiap kandungan yang ada di dalam infus ini.
  • Beri tahu dokter jika Anda sedang atau pernah menderita anemia berat, gagal jantung, hipertensi, hemofilia, edema paru, varises esofagus, penyakit ginjal, sulit buang air kecil, atau cedera kepala.
  • Beri tahu dokter jika Anda sedang hamil, menyusui, atau merencanakan kehamilan.
  • Beri tahu dokter jika Anda sedang menggunakan obat lain, termasuk suplemen, atau produk herbal, untuk mengantisipasi terjadinya interaksi antarobat.
  • Segera ke dokter jika Anda mengalami reaksi alergi obat selama menjalani pengobatan dengan albumin.

Dosis dan Aturan Pakai Albumin

Dokter akan menyesuaikan dosis dan lama pengobatan dengan kondisi, respons, dan usia pasien. Berikut adalah pembagian dosis albumin berdasarkan tujuan penggunaannya:

Tujuan: Mengatasi berkurangnya darah atau cairan tubuh secara drastis (hipovolemia)

  • Dewasa: Dosis awal berupa albumin 5% 12,5–25 gram. Dosis dapat diberikan kembali setelah 15–30 menit jika diperlukan. Selama pemberian infus albumin, dokter akan memantau respon dan kondisi pasien.
  • Anak-anak: Albumin 5% sebanyak 0,5–1 gram/kg berat badan (kgBB), diberikan selama 5–10 menit.

Tujuan: Mengobati hipoalbuminemia

  • Dewasa: Dosis awal berupa albumin 20−25% sebanyak 12,5–25 gram. Dosis maksimal 2 gram/kgBB per hari.

Tujuan: Menangani hiperbilirubinemia pada bayi baru lahir

  • Bayi baru lahir: Albumin 20−25% sebanyak 1 gram/kgBB, yang diberikan sebelum transfusi tukar.

Tujuan: Mengatasi sindrom gangguan pernapasan akut (ARDS)

  • Dewasa: Albumin 25% sebanyak 25 gram tiap 8 jam diberikan dengan infus selama 30 menit. Pengobatan dilakukan selama 3 hari.

Tujuan: Mencegah terjadinya kekurangan volume cairan tubuh setelah dilakukan pengeluaran cairan dari perut untuk mengatasi asites akibat sirosis hati

  • Dewasa: Albumin 20−25% sebanyak 8 gram untuk setiap 1.000 ml cairan yang dikeluarkan.

Tujuan: Mengobati ovarian hyperstimulation syndrome

  • Dewasa: Albumin 20−25% sebanyak 50–100 gram, diberikan minimal selama 4 jam. Dosis dapat diberikan kembali setelah 4–12 jam jika diperlukan.

Cara Menggunakan Albumin dengan Benar

Albumin hanya boleh diberikan oleh dokter atau petugas medis dalam pengawasan dokter di rumah sakit. Cairan albumin akan disuntikkan ke pembuluh darah melalui infus.

Dokter juga akan memeriksa dan memantau pernapasan, denyut nadi, tekanan darah, kadar elektrolit, dan fungsi ginjal, selama Anda menjalani pengobatan dengan albumin.

Selalu cukupi asupan air putih untuk menurunkan risiko terjadinya dehidrasi dan gangguan fungsi ginjal selama menjalani pengobatan dengan albumin.

Interaksi Albumin dengan Obat Lain

Belum diketahui efek interaksi yang bisa terjadi jika albumin digunakan bersama dengan obat-obatan lain. Agar aman, selalu beri tahu dokter mengenai obat, suplemen, atau produk herbal yang sedang Anda gunakan.

Efek Samping dan Bahaya Albumin

Efek samping yang dapat timbul ketika menerima pengobatan dengan albumin adalah:

  • Mual atau muntah
  • Demam atau menggigil
  • Rasa panas di sekitar wajah, leher, atau dada (flushing)
  • Denyut jantung cepat
  • Ruam kulit

Periksakan diri ke dokter jika efek samping di atas tidak kunjung reda atau makin parah. Segera temui dokter jika Anda mengalami reaksi alergi obat atau efek samping yang lebih serius, seperti:

  • Sakit kepala
  • Kulit pucat atau berkeringat
  • Linglung
  • Nyeri dada, sesak napas, batuk dengan dahak yang berbusa
  • Detak jantung tidak teratur
  • Pusing yang sangat berat hingga terasa akan pingsan
  • Pembengkakan di wajah, tungkai, atau kaki