Antihistamin adalah kelompok obat yang digunakan untuk meredakan gejala reaksi alergi, misalnya pada rhinitis atau biduran. Walaupun bisa meredakan gejala akibat reaksi alergi, antihistamin tidak bisa menyembuhkan alergi itu sendiri.

Pada saat tubuh terpapar zat pemicu alergi (alergen), histamin akan meningkat jumlahnya dan menyebabkan reaksi alergi. Antihistamin bekerja dengan cara menghambat kerja dan menurunkan jumlah histamin yang dikeluarkan oleh tubuh. Dengan begitu, gejala akibat reaksi alergi bisa mereda.

antihistamin-alodokter

Jenis antihistamin tertentu juga bisa menghambat sinyal saraf di otak yang mengendalikan respons mual atau muntah. Oleh karena itu, beberapa antihistamin dapat digunakan untuk meredakan mual dan muntah, terutama akibat mabuk perjalanan.

Jenis dan Merek Dagang Antihistamin

Berikut adalah jenis obat antihistamin yang dilengkapi dengan merek dagang, serta dosis yang disesuaikan dengan kondisi dan usia pasien:

Antihistamin Generasi Lama

Antihistamin generasi lama memiliki efek penenang (sedasi) yang lebih kuat daripada antihistamin generasi baru serta dapat melewati sawar darah otak. Oleh sebab itu, antihistamin generasi lama sering menyebabkan kantuk.

Antihistamin generasi lama mulai bekerja 30–60 menit setelah dikonsumsi. Efek obat ini bisa bertahan selama 4–6 jam. Berikut adalah jenis obat antihistamin generasi lama:

1. Chlorpheniramine

Bentuk obat: Tablet, kaplet, kapsul, sirop
Merek dagang: Brontusin, Ceteem, Chlorpheniramine Maleate, CTM, Demacolin, Etaflusin, Molexflu, Nalgestan, Orphen, Samcodin, Zacoldine

Untuk mengetahui dosis dan informasi lebih lanjut mengenai obat ini, silakan buka laman obat chlorpheniramine.

2. Cyproheptadine

Bentuk obat: Tablet, kaplet
Merek dagang: Cydifar, Erphachyp, Heptasan, Lexahist, Lycipron, Pronam, Pronicy

Untuk mengetahui dosis dan informasi lebih lanjut mengenai obat ini, silakan buka laman obat cyproheptadine.

3. Ketotifen

Bentuk obat: Tablet, sirop
Merek dagang: Ertifen, Intifen, Profilas, Tosma

Untuk mengetahui dosis dan informasi lebih lanjut mengenai obat ini, silakan buka laman obat ketotifen.

4. Promethazine

Bentuk obat: Tablet, sirop, krim
Merek dagang: Berlifed, Bufagan Expectoran, Erpha Allergil, Halfilyn, Halmezin, Hufallerzine Expectoran, Luxamet, Mucozine, Nufapreg, Omezin, Prome Promethazine

Untuk mengetahui dosis dan informasi lebih lanjut mengenai obat ini, silakan buka laman obat promethazine.

5. Triprolidine

Bentuk obat: Tablet, sirop
Merek dagang: Actifed, Comtusi, Crofed, Eflin, Lapifed, Neo Protifed, Oratifed, Protifed PE, Quantidex, Simfed, Tremenza, Trifedrin, Trofed, Zentra DM

Untuk mengetahui dosis dan informasi lebih lanjut mengenai obat ini, silakan buka laman obat triprolidine.

6. Brompheniramine

Bentuk obat: Sirop
Merek dagang: Alco Plus, Alco Plus DMP, Bromphenyl

Untuk mengetahui dosis dan informasi lebih lanjut mengenai obat ini, silakan buka laman obat brompheniramine.

7. Hydroxyzine

Bentuk obat: Tablet, sirop
Merek dagang: Bestalin

Untuk mengetahui dosis dan informasi lebih lanjut mengenai obat ini, silakan buka laman obat hydroxyzine.

8. Diphenhydramine

Bentuk obat: Tablet, sirop, krim, suntik, suppositoria
Merek dagang: Camidryl, Borraginol-N, Erphakaf Plus, Hufadryl Expectorant, New Astar, Ometidryl, Pyridryl Plus, Sedares, Siladex DMP, Sominal

Untuk mengetahui dosis dan informasi lebih lanjut mengenai obat ini, silakan buka laman obat dyphenhydramine.

9. Dexchlorpheniramine

Bentuk obat: Tablet, kaplet, sirop
Merek dagang: Bufacaryl, Colergis, Dextaco, Dextamine, Etadexta, Grafachlor, Hufadexta-M, Iafed, Mexon, Meclovel, Ocuson, Omegtamine, Proxona, Soldextam, Trodex

Untuk mengetahui dosis dan informasi lebih lanjut mengenai obat ini, silakan buka laman obat dexchlorpheniramine.

10. Doxylamine

Bentuk obat: Sirop
Merek dagang: Dexmolex, Oradex, Siladex Cough & Cold, Vicks Formula 44

Untuk mengetahui dosis dan informasi lebih lanjut mengenai obat ini, silakan buka laman obat doxylamine.

11. Dimenhydrinate

Bentuk obat: Tablet, suspensi
Merek dagang: Antimab, Antimo anak, Antimo, Contramo, Dimenhydrinate, Dimetic, Dramamine, Mantino, Omedrinat, Ramadrinate

Untuk mengetahui dosis dan informasi lebih lanjut mengenai obat ini, silakan buka laman obat dimenhydrinate.

12. Mebhydrolin

Bentuk obat: Tablet, kaplet, kapsul, dan suspensi (sirop)
Merek dagang: Biolergy, Gabiten, Histapan, Interhistin, Katergi, Mebhydroline Napadisilate, Omecidal, Tralgi, Zoline

Untuk mengetahui dosis dan informasi lebih lanjut mengenai obat ini, silakan buka lama obat mebhydrolin.

Antihistamin Generasi Baru

Antihistamin generasi baru bekerja secara lebih efektif dan berinteraksi dengan lebih sedikit obat jika dibandingkan dengan antihistamin generasi lama. Obat ini tidak menyebabkan kantuk separah antihistamin generasi lama. Efek obat antihistamin generasi baru bisa bertahan sampai dengan 24 jam.

Berikut ini adalah jenis obat antihistamin generasi baru:

1. Cetirizine

Bentuk obat: Tablet, kaplet, sirop
Merek dagang: Cetinal, Cetirizine HCL, Cetirizine Hydrochloride, Cetymin, Estin, Falergi, Gentrizine, Histrine, Incidal-OD, Lerzin, Ritez FT, Simzen, Ritez, Tiriz, Xilergy, Zine

Untuk mengetahui dosis dan informasi lebih lanjut mengenai obat ini, silakan buka laman obat cetirizine.

2. Loratadine

Bentuk obat: Tablet, kaplet, sirop
Merek dagang: Allohex, Alloris, Delogista, Logista, Loratadine, Lorihis, Lotagen, Prohistin, Simdes, Soneryl, Winatin

Untuk mengetahui dosis dan informasi lebih lanjut mengenai obat ini, silakan buka laman obat loratadine.

3. Levocetirizine

Bentuk obat: Tablet, kaplet
Merek dagang: Avocel, Histrine Levo, Levocetirizine Dihydrochloride, L-Falergi, Simzal, Xybat, Xyzal

Untuk mengetahui dosis dan informasi lebih lanjut mengenai obat ini, silakan buka laman obat levocetirizine.

4. Fexofenadine

Bentuk obat: Tablet, kaplet
Merek dagang: Fexodenadine HCL, Fexofen OD, Fexomin, Sanolergic, Telfast

Untuk mengetahui dosis dan informasi lebih lanjut mengenai obat ini, silakan buka laman obat fexofenadine.

5. Desloratadine

Bentuk obat: Tablet, sirop
Merek dagang: Aerius, Aleros, Delogista, Delosdin, Desdin, Desfumed, Deslo, Desloratadine, Deslotine, Destavell, Simdes

Untuk mengetahui dosis dan informasi lebih lanjut mengenai obat ini, silakan buka laman obat desloratadine.

6. Olopatadine

Bentuk obat: Tetes mata
Merek dagang: Lergio, Olopatadine HCl, Patacen, Pazeo

Untuk mengetahui dosis dan informasi lebih lanjut mengenai obat ini, silakan buka laman obat olopatadine.

7. Azelastine

Bentuk obat: Semprot hidung, tetes mata
Merek dagang: Dymista, Azelastin-Comod

Untuk mengetahui dosis dan informasi lebih lanjut mengenai obat ini, silakan buka laman obat:

8. Bepotastine

Bentuk obat: Tablet
Merek dagang:
Talion

Untuk mengetahui dosis dan informasi lebih lanjut mengenai obat ini, silakan buka laman obat bepotastine.

9. Pemirolast

Bentuk obat: Tetes mata
Merek dagang: 
Alegysal

Untuk mengetahui dosis dan informasi lebih lanjut mengenai obat ini, silakan buka laman obat pemirolast.

Selain itu, ada jenis antihistamin yang secara spesifik menghambat ikatan reseptor histamin 1 dan sering ditemukan dalam bentuk sediaan obat oles, yaitu isothipendyl. Obat ini sering digunakan untuk meredakan gejala alergi pada kulit, seperti gatal atau biduran.

10. Rupatadine

Bentuk obat: Tablet

Merek dagang: Rupafin

Untuk mengetahui dosis dan informasi lebih lanjut mengenai obat ini, silakan buka laman obat rupatadine.

Peringatan sebelum Menggunakan Antihistamin

Ada beberapa hal yang harus Anda perhatikan sebelum menggunakan antihistamin, yaitu:

  • Jangan menggunakan antihistamin jika memiliki alergi terhadap obat ini. Selalu beri tahu dokter tentang riwayat alergi yang Anda miliki.
  • Beri tahu dokter jika Anda pernah atau sedang menderita porfiria, diabetes, penyakit jantung, pembesaran prostat, penyakit tiroid, tekanan darah tinggi, penyakit ginjal, penyakit hati, sulit buang air kecil, epilepsi, atau glaukoma.
  • Jangan langsung berkendara atau melakukan aktivitas lain yang memerlukan kewaspadaan setelah mengonsumsi antihistamin, karena obat ini dapat menyebabkan pusing dan kantuk.
  • Hindari mengonsumsi minuman beralkohol selama Anda menjalani pengobatan dengan antihistamin, karena dapat meningkatkan risiko terjadinya efek samping.
  • Beri tahu dokter jika Anda sedang hamil, menyusui, atau merencanakan kehamilan.
  • Beri tahu dokter jika Anda sedang mengonsumsi obat, suplemen, atau produk herbal tertentu, untuk mengantisipasi terjadinya interaksi antarobat.
  • Segera temui dokter jika terjadi reaksi alergi obat, efek samping yang serius, atau overdosis, setelah menggunakan antihistamin.

Efek Samping dan Bahaya Antihistamin

Ada efek samping yang dapat terjadi setelah menggunakan antihistamin, di antaranya:

  • Kantuk
  • Sakit kepala
  • Pusing
  • Pandangan kabur
  • Mual atau muntah
  • Linglung
  • Gelisah dan tidak bisa diam, terutama pada anak-anak
  • Sakit perut
  • Sulit buang air kecil
  • Mulut kering

Lakukan pemeriksaan ke dokter jika efek samping di atas tidak kunjung membaik atau makin berat. Segera temui dokter jika Anda mengalami reaksi alergi obat setelah menggunakan obat antihistamin.