Antijamur adalah kelompok obat yang bermanfaat untuk mengatasi infeksi jamur. Obat antijamur atau antifungi ini tersedia dalam berbagai bentuk sediaan, mulai dari tablet, krim, salep, suntik, hingga sampo.
Obat antijamur dapat bekerja dengan membunuh atau menghambat perkembangan sel jamur. Obat golongan ini umumnya menarget dinding sel atau membran sel jamur yang dibutuhkan jamur untuk memperbanyak diri dan bertahan hidup. Obat antijamur juga kerap digunakan sebagai obat panu.
Peringatan Sebelum Menggunakan Antijamur
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan sebelum menggunakan antijamur, antara lain:
- Jangan menggunakan obat-obatan antijamur jika Anda memiliki riwayat alergi terhadap obat ini.
- Beri tahu dokter jika memiliki riwayat penyakit jantung, gangguan hati, sistem imun yang lemah, atau gangguan ginjal.
- Gunakan antijamur oles hanya di bagian yang dianjurkan. Hindari menyentuh bagian mata, hidung, dan mulut, saat menggunakan obat antijamur oles.
- Beberapa jenis antijamur yang digunakan pada organ intim bisa merusak kondom atau diafragma dan mengurangi efektivitasnya. Hindari penggunaannya secara bersamaan.
- Jangan menggunakan antijamur vaginal jika Anda mengalami nyeri perut, demam, atau keputihan yang berbau tidak sedap.
- Beri tahu dokter jika sedang menggunakan obat-obatan lain, termasuk obat herbal dan suplemen, untuk mengantisipasi interaksi obat.
- Beri tahu dokter jika Anda sedang hamil, menyusui, atau merencanakan kehamilan.
- Segera temui dokter jika Anda mengalami reaksi alergi obat atau overdosis setelah menggunakan obat antijamur.
Efek Samping dan Bahaya Antijamur
Antijamur dapat menyebabkan beberapa efek samping yang berbeda-beda, tergantung bentuk sediaan obat antijamur yang digunakan. Berikut adalah penjelasannya:
Antijamur oles dan intravaginal
Obat antijamur oles dan intravaginal dapat menimbulkan beberapa efek samping pada area yang diobati. Efek samping tersebut berupa:
- Iritasi
- Sensasi terbakar
- Gatal
- Kemerahan
Antijamur oral dan intravena
Efek samping yang dapat muncul akibat antijamur obat minum dan intravena antara lain:
- Rasa tidak nyaman di mulut akibat penggunaan antijamur tetes mulut
- Mual
- Muntah
- Nyeri perut
- Nyeri sendi atau otot
- Sulit tidur
- Diare
- Sakit kepala
- Tidak nafsu makan
- Urine berwarna gelap
- Penyakit kuning
Selain efek samping yang telah disebutkan di atas, penggunaan antijamur juga bisa menimbulkan reaksi alergi obat, yang ditandai dengan munculnya ruam disertai gatal di kulit, bengkak di bibir atau kelopak mata, dan kesulitan bernapas.
Segera ke dokter jika Anda mengalami reaksi alergi setelah mengonsumsi obat antijamur.
Jenis, Merek Dagang, dan Dosis Obat Antijamur
Obat antijamur umumnya digunakan dengan resep dokter, tetapi ada beberapa obat antijamur yang dijual bebas dan bisa diperoleh tanpa resep dokter. Berikut ini adalah penjelasan dan pembagian jenis obat antijamur:
Azole
Obat ini merupakan antijamur berspektrum luas sehingga dapat membunuh berbagai jenis jamur. Antijamur golongan azole bekerja dengan cara merusak membran sel jamur. Jika membran sel jamur rusak, sel tersebut akan mati. Contoh obat ini adalah:
1. Itraconazole
Bentuk obat: Kapsul
Merek dagang: Fungitrazol, Forcanox, Itzol, Itraconazole, Nufatrac, Sporacid, Sporanox, Spyrocon, Trachon, Tracor
Untuk mengetahui informasi lengkap mengenai obat ini, silakan kunjungi laman obat itraconazole.
2. Ketoconazole
Bentuk obat: Tablet
Merek dagang: Fungoral tablet, Fungasol tablet, Formyco tablet, Interzol tablet, Solinfec tablet, Zoralin tablet
Untuk mengetahui informasi lengkap mengenai obat ini, silakan kunjungi laman obat ketoconazole.
Bentuk obat: krim, cairan obat luar
A-Be Lotion, Dandrufin, Dermaral, Erazol, Fungoral Krim, Fungasol, Formyco krim, Hufazole, Infungi, Interzol Krim, Ketomed, Mycoral, Nizoral, Nizogen, Solinfec Krim, Sporex, Zoralin Krim
Untuk mengetahui informasi lengkap mengenai obat ini, silakan kunjungi laman obat ketoconazole topikal.
Bentuk obat: sampo
Merk dagang: Erazol sampo
Untuk mengetahui informasi lengkap mengenai obat ini, silakan kunjungi laman obat ketoconazole topikal.
Bentuk obat: sampo
3. Clotrimazole
Bentuk obat: Krim, cairan obat luar, tablet vagina
Merek dagang: Baycuten-N, Bernesten, Cotristen, Canesten, Canesten Dex, Demy, Erphamazol, Fungiderm, Hufaderm, Heltiskin, Medisten, Neo Ultrasiline
Untuk mengetahui informasi lengkap mengenai obat ini, silakan kunjungi laman obat clotrimazole.
4. Econazole
Bentuk obat: Krim
Merek dagang: Econazine
Untuk mengetahui informasi lengkap mengenai obat ini, silakan kunjungi laman obat econazole
5. Fluconazole
Bentuk obat: Tablet, kapsul, infus, suntik
Merek dagang: Candipar, Cryptal, Diflucan, FCZ, Fluconazole, Flucoral, Fludis, Fluxar, Govazol, Kifluzol, Quazol, Zemyc
Untuk mengetahui informasi lengkap mengenai obat ini, silakan kunjungi laman obat fluconazole.
6. Miconazole
Bentuk obat: Salep, bedak, krim, gel
Merek dagang: Altadis, Benoson M, Daktarin, Daktazol, Fungares, Funtas, Kalpanax, Kanesol, Locoriz, Miconazole Nitrate, Micoskin, Mikazol, Mikoz, Mycorine, Mycozol, Vaslone, Zolacort, Zolagel
Untuk mengetahui informasi lengkap mengenai obat ini, silakan kunjungi laman obat miconazole.
7. Tioconazole
Bentuk obat: Krim
Merek dagang: Trosyd, Prodermal
Untuk mengetahui informasi lengkap mengenai obat ini, silakan kunjungi laman obat tioconazole.
8. Voriconazole
Bentuk obat: Tablet, suntik
Merek dagang: Vfend, Vorica
Untuk mengetahui informasi lengkap mengenai obat ini, silakan kunjungi laman obat voriconazole.
Echinocandin
Obat antijamur ini bekerja dengan cara merusak dinding sel jamur. Jika dinding sel jamur rusak, maka sel tersebut akan mati. Contoh obat ini adalah:
1. Anidulafungin
Bentuk obat: Suntik
Merek dagang: Ecalta
Untuk mengetahui informasi lengkap mengenai obat ini, silakan kunjungi laman obat anidulafungin.
2. Micafungin
Bentuk obat: Suntik
Merek dagang: Mycamine, Micacura
Untuk mengetahui informasi lengkap mengenai obat ini, silakan kunjungi laman obat micafungin.
Polyene
Antijamur golongan polyene dikenal juga sebagai obat antimikotik. Obat ini bekerja dengan cara merusak membran sel jamur sehingga sel tersebut mati. Contoh obat antijamur polyene adalah:
1. Nystatin
Bentuk obat: Salep, suspensi, tablet, tablet vagina
Merek dagang: Candistin, Cazetin, Constantia, Enystin, Mycostatin, Nymiko, Nystin, Fladystin, Flagystatin
Untuk mengetahui informasi lengkap mengenai obat ini, silakan kunjungi laman obat:
2. Amphotericin B
Bentuk obat: Salep mata
Merek dagang: Fungicid
Selain bentuk salep mata, obat ini juga tersedia dalam bentuk obat minum dan suntik. Untuk mengetahui informasi lengkap mengenai obat ini, silakan kunjungi laman obat amphotericin B.
Golongan lain
Selain yang telah disebutkan di atas, ada beberapa obat antijamur lain yang tidak digolongkan tetapi juga dapat membunuh jamur. Contoh obat ini adalah:
1. Griseofulvin
Bentuk obat: Tablet, kaplet
Merek dagang: Fulcin, Fungistop, Gricin, Grivin Forte, Griseofulvin, Mycostop, Omefulvin, Rexavin
Untuk mengetahui informasi lengkap mengenai obat ini, silakan kunjungi laman obat griseofulvin.
2. Terbinafine
Bentuk obat: Krim, tablet
Merek dagang: Farmasil, Haterbin, Interbi, Meccaderma, Terbinafine HCl, Termisil
Untuk mengetahui informasi lengkap mengenai obat ini, silakan kunjungi laman obat terbinafine.
3. Naftifine
Bentuk obat: Krim, gel
Merek dagang: Exoderil, Naftin
Untuk mengetahui informasi lengkap mengenai obat ini, silakan kunjungi laman obat naftifine.
4. Clioquinol
Bentuk obat: Krim
Merek dagang: Visancort
Untuk mengetahui informasi lengkap mengenai obat ini, silakan kunjungi laman obat clioquinol.