Penanganan batuk dilakukan berdasarkan penyebabnya. Metode pengobatan yang dapat dilakukan antara lain:
Penanganan Mandiri
Batuk umumnya disebabkan oleh infeksi virus ringan di saluran pernapasan atas. Kondisi tersebut biasanya akan sembuh dengan sendirinya. Meski begitu, pasien bisa melakukan beberapa langkah berikut untuk mengurangi rasa tidak nyaman akibat batuk:
-
Mengonsumsi madu
Mengonsumsi madu dapat membantu meredakan batuk. Namun, penting untuk diingat, madu tidak boleh diberikan pada bayi usia di bawah 1 tahun karena berisiko menyebabkan botulisme. -
Mengonsumsi jeruk nipis dan kecap
Mengonsumsi jeruk nipis dan kecap dapat meredakan batuk. Hal ini dikarenakan terdapat beberapa kandungan di jeruk nipis, seperti vitamin C dan senyawa antioksidan yang efektif mengatasi peradangan penyebab batuk. Selain itu, kecap berperan untuk menetralisir rasa asam pada jeruk nipis ketika dikonsumsi. -
Minum banyak air putih
Minum banyak air putih dapat membantu mengencerkan dahak di dalam tenggorokan. Selain air putih, Anda juga bisa mengonsumsi minuman hangat, seperti teh yang ditambah lemon atau jahe. -
Beristirahat yang cukup
Istirahat yang cukup dapat membantu meningkatkan energi dan memulihkan tubuh. Selain itu, hindari bepergian dan jangan melakukan aktivitas berat jika mengalami batuk disertai dengan demam. -
Menggunakan pelembap udara
Menggunakan pelembap udara (humidifier) dapat membantu mengurangi hidung tersumbat dan meredakan iritasi di tenggorokan akibat batuk yang terus-menerus. -
Meninggikan kepala
Meninggikan kepala dengan bantal tambahan saat tidur dapat membantu mengurangi rasa tidak nyaman akibat batuk. -
Berkumur
Berkumur dengan air garam hangat dapat membantu menghilangkan dahak dan melegakan tenggorokan.
Obat-obatan
Selain penanganan mandiri, konsumsi obat batuk yang dijual bebas dapat membantu meredakan batuk dan mengencerkan dahak. Obat yang digunakan bisa jenis obat pengurang batuk kering (antitusif), seperti codeine; obat pengencer dahak (ekspektoran), seperti guaifenesin; atau pemecah dahak (mukolitik), misalnya ambroxol atau acetylcystein.
Obat-obatan batuk mempunyai berbagai bentuk sediaan, seperti kapsul, tablet, kaplet, sirup dan emulsi. Selain itu, mengonsumsi tablet isap untuk tenggorokan juga bisa membantu meredakan batuk.
Jika batuk disebabkan oleh infeksi bakteri di paru-paru, dokter dapat meresepkan antibiotik. Pada pasien dengan batuk akibat TBC, dokter akan meresepkan obat TBC yang harus diminum rutin selama 6−9 bulan.
Namun, perlu diperhatikan bahwa pemberian obat batuk yang dijual bebas pada anak usia di bawah 6 tahun tidak dianjurkan. Anak usia 6–12 tahun hanya boleh mengonsumsi obat batuk yang diresepkan oleh dokter.
Selain itu, pemilihan obat batuk untuk ibu hamil dan ibu menyusui juga membutuhkan perhatian khusus. Hal ini karena beberapa obat batuk bebas dapat menyebabkan efek samping pada janin atau bayi yang sedang menyusu, serta menurunkan produksi ASI.
Metode Lain
Metode lain untuk mengatasi batuk akan disesuaikan dengan penyakit atau kondisi pasien, misalnya:
- Menggunakan obat hirup kortikosteroid untuk mengurangi peradangan di saluran pernapasan akibat asma
- Menghindari hal-hal yang dapat memicu alergi (alergen), serta mengonsumsi antihistamin untuk mengatasi batuk akibat alergi
- Mengonsumsi antibiotik untuk mengatasi batuk akibat infeksi bakteri
- Mengonsumsi obat penghambat pompa proton (proton pump inhibitors) dan antasida untuk menetralkan asam lambung pada GERD
- Menggunakan obat pelebar bronkus (bronkodilator) untuk mengatasi PPOK, seperti salbutamol atau salmeterol
Perlu diingat bahwa selain obat batuk yang dijual bebas, semua obat pereda batuk harus dikonsumsi sesuai saran dan pengawasan dokter.