Cilostazol adalah obat untuk mengobati gejala klaudikasio intermiten, yaitu nyeri di tungkai bawah saat berjalan akibat sirkulasi darah yang tidak lancar. Obat ini hanya boleh digunakan dengan resep dokter.
Cilostazol bekerja dengan cara menghambat keping darah (trombosit) agar tidak saling menempel danmenyebabkan penyumbatan aliran darah. Selain itu, obat ini juga memperlebar pembuluh darah di kaki sehingga membantu memperlancar aliran darah dan sirkulasi oksigen pada sel tubuh.
Merek dagang cilostazol: Aggravan, Antiplat 50, Cilostazol, Citaz, Citaz 100, Naletal – 50, Naletal – 100, Pletaal, Pletaal SR, Stazol,
Apa Itu Cilostazol
Golongan | Obat resep |
Kategori | Antiplatelet dan vasodilator |
Manfaat | Mengatasi klaudikasio intermiten |
Dikonsumsi oleh | Dewasa |
Cilostazol untuk ibu hamil dan menyusui |
Kategori C: Studi pada binatang percobaan memperlihatkan adanya efek samping terhadap janin, tetapi belum ada studi terkontrol pada wanita hamil.
Obat hanya boleh digunakan jika besarnya manfaat yang diharapkan melebihi besarnya risiko terhadap janin. Belum diketahui apakah cilostazol dapat terserap ke dalam ASI atau tidak. Bila Anda sedang menyusui, jangan menggunakan obat ini tanpa berkonsultasi dulu dengan dokter. |
Bentuk obat | Tablet dan kapsul lepas lambat |
Peringatan Sebelum Mengonsumsi Cilostazol
Cilostazol tidak boleh digunakan sembarangan. Berikut ini adalah hal-hal yang perlu Anda perhatikan sebelum mengonsumsi cilostazol:
- Jangan mengonsumsi cilostazol jika Anda alergi terhadap obat ini. Selalu beri tahu dokter tentang riwayat alergi yang Anda miliki.
- Beri tahu dokter jika Anda pernah atau sedang mengalami gagal jantung, angina pektoris atau serangan jantung, aritmia, atau kelainan pada hasil EKG. Beri tahu juga jika Anda baru menjalani operasi jantung dalam 6 bulan terakhir.
- Beri tahu dokter jika Anda sedang atau pernah menderita hipertensi, retinopati diabetik, penyakit hati, penyakit ginjal, stroke hemoragik, atau kelainan darah, seperti hemofilia atau trombositopenia.
- Beri tahu dokter jika Anda pernah atau sedang mengalami perdarahan serius atau perdarahan yang aktif, misalnya perdarahan di saluran pencernaan atau mata.
- Jangan mengonsumsi minuman beralkohol selama menjalani pengobatan dengan cilostazol karena dapat meningkatkan risiko perdarahan di lambung.
- Jangan langsung mengemudikan kendaraan atau melakukan kegiatan yang memerlukan kewaspadaan setelah mengonsumsi cilostazol, karena obat ini dapat menyebabkan pusing.
- Beri tahu dokter jika Anda sedang hamil, menyusui, atau merencanakan kehamilan.
- Beri tahu dokter jika Anda sedang menggunakan obat lain, terutama obat golongan antikoagulan atau antiplatelet lainnya, suplemen, dan produk herbal tertentu, untuk mengantisipasi interaksi obat.
- Informasikan kepada dokter bahwa Anda sedang mengonsumsi citostazol jika Anda direncanakan untuk menjalani operasi atau prosedur medis tertentu selama pengobatan, termasuk operasi gigi.
- Konsultasikan dengan dokter perihal penggunaan cilostazol pada lansia, karena risiko terjadinya efek samping lebih besar.
- Beri tahu dokter jika Anda memiliki kebiasaan merokok dan kesulitan berhenti merokok, karena merokok dapat menurunkan efektivitas cilostazol.
- Segera temui dokter jika Anda mengalami reaksi alergi obat, efek samping yang serius, atau overdosis setelah mengonsumsi cilostazol.
Dosis dan Aturan Pakai Cilostazol
Dosis umum cilostazol yang akan diberikan dokter untuk mengobati gejala klaudikasio intermiten adalah 100 mg, 2 kali sehari. Pengobatan dapat dilakukan hingga maksimal 3 bulan.
Cara Mengonsumsi Cilostazol dengan Benar
Ikuti anjuran dokter dan baca informasi yang tertera pada kemasan obat sebelum mengonsumsi cilostazol. Jangan menambahkan atau mengurangi dosis tanpa berkonsultasi dulu dengan dokter.
Cilostazol sebaiknya dikonsumsi saat perut kosong, idealnya 30 menit sebelum makan atau 2 jam sesudah makan pagi atau malam. Telan cilostazol tablet atau kapsul lepas lambat secara utuh dengan bantuan segelas air putih. Jangan mengeluarkan isi kapsul lepas lambat sebelum meminumnya.
Pastikan ada jarak waktu yang cukup antara satu dosis dengan dosis berikutnya. Usahakan untuk mengonsumsi cilostazol pada jam yang sama setiap harinya agar pengobatan maksimal.
Bila Anda lupa mengonsumsi cilostazol, segera konsumsi obat ini begitu teringat jika jeda dengan jadwal konsumsi berikutnya belum terlalu dekat. Jika sudah dekat, abaikan dan jangan menggandakan dosis di waktu konsumsi selanjutnya.
Perlu diketahui, cilostazol hanya untuk mengatasi gejala klaudikasio intermiten, tetapi tidak menyembuhkan kondisi tersebut. Jangan berhenti mengonsumsi cilostazol walaupun keluhan Anda sudah terasa membaik di 2–4 minggu pertama.
Pastikan untuk melakukan kontrol sesuai dengan jadwal yang diberikan oleh dokter. Guna memantau efektivitas atau efek samping obat, Anda mungkin akan diminta untuk melakukan tes darah secara rutin.
Jika keluhan Anda masih belum membaik setelah 3 bulan mengonsumsi cilostazol, konsultasikan dengan dokter. Dokter mungkin akan mempertimbangkan metode pengobatan yang lain untuk kondisi Anda.
Simpan Colestazol dalam wadah tertutup, pada suhu ruangan, di tempat yang kering, dan terhindar dari sinar matahari. Jauhkan obat ini dari jangkauan anak-anak.
Interaksi Cilostazol dengan Obat Lain
Interaksi yang bisa terjadi jika cilostazol digunakan bersamaan dengan obat-obatan tertentu adalah:
- Peningkatan risiko terjadinya perdarahan jika digunakan bersama obat antiplatelet atau antikoagulan lainnya, seperti aspirin, warfarin, atau apixaban
- Peningkatan risiko terjadinya efek samping jika digunakan bersama erythromycin, diltiazem, ticlopidine, omeprazole, atau obat antijamur golongan azole, seperti fluconazole, ketonazole, atau itraconazole
- Peningkatan risiko terjadinya efek samping dari obat golongan statin, seperti simvastatin dan atorvastatin, cisapride, pimozide, atau obat golongan alkaloid ergot, seperti ergotamine
Selain itu, jika cilostazol dikonsumsi bersama grapefruit atau produk olahannya, bisa terjadi peningkatan kadar dan efek cilostazol. Hal ini bisa meningkatkan risiko terjadinya efek samping. Hindari konsumsi makanan atau minuman yang mengandung grapefruit selama menjalani pengobatan dengan cilosatazol.
Efek Samping dan Bahaya Cilostazol
Berikut ini adalah beberapa efek samping yang dapat terjadi setelah mengonsumsi cilostazol:
- Sakit kepala
- Pusing
- Pilek
- Diare atau BAB yang tidak normal
- Jantung berdebar
Lakukan pemeriksaan ke dokter jika efek samping tersebut tidak kunjung membaik atau bertambah parah. Segera temui dokter jika terjadi reaksi alergi obat atau efek samping yang lebih serius, seperti:
- Tangan dan kaki bengkak
- Mudah memar, perdarahan, atau munculnya bintik-bintik berwarna merah atau ungu di kulit
- Tinja hitam atau berdarah
- Muntah berwarna hitam atau terlihat seperti bubuk kopi
- Penyakit infeksi, yang ditandai dengan demam, menggigil, sariawan, atau sakit tenggorokan
- Nyeri dada atau detak jantung tidak teratur
- Gangguan penglihatan yang tiba-tiba
- Lemah pada satu sisi tubuh
- Kesulitan berbicara
- Kebingungan
- Pusing seperti akan pingsan