Dexaharsen adalah obat untuk meredakan peradangan pada berbagai kondisi, seperti radang sendi, alergi, asma, lupus, atau psoriasis. Dexaharsen tersedia dalam bentuk tablet dan suntik.
Dexaharsen mengandung bahan aktif dexamethasone yang termasuk dalam kelompok obat kortikosteroid. Dexamethasone mampu menghambat pelepasan zat kimia di dalam tubuh yang memicu timbulnya peradangan. Dengan kemampuan tersebut, obat ini bisa meredakan peradangan dan gejala yang menyertainya.
Dexamethasone juga dapat menekan respons sistem imun yang terlalu aktif. Oleh sebab itu, obat ini bisa digunakan dalam terapi imunosupresif untuk menangani penyakit autoimun.
Produk Dexaharsen
Dexaharsen merupakan obat resep yang tersedia dalam dua macam sediaan, yaitu:
Dexaharsen Tablet
Dexaharsen sediaan tablet terdiri dari dua varian, yaitu:
- Dexaharsen 0,5 mg dengan bahan aktif 0,5 mg dexamethasone.
- Dexaharsen 0,75 mg dengan bahan aktif 0,75 mg dexamethasone.
Dexaharsen sediaan tablet hadir dalam kemasan strip isi 10 kaplet.
Dexaharsen Suntik
Dexaharsen sediaan suntik tersedia dalam dua varian, yaitu:
-
Dexaharsen ampul
Satu ampul Dexaharsen berisi 1 ml cairan suntik yang mengandung 4 mg dexamethasone.
-
Dexaharsen vial
Satu vial Dexaharsen berisi 10 ml cairan suntik yang mengandung 5 mg dexamethasone.
Apa Itu Dexaharsen
Bahan aktif | Dexamethasone |
Golongan | Obat resep |
Kategori | Kortikosteroid |
Manfaat | Meredakan peradangan |
Dikonsumsi oleh | Dewasa dan anak-anak |
Dexamethasone di dalam Dexaharsen untuk ibu hamil dan menyusui | Kategori C: Studi pada binatang percobaan dan manusia telah memperlihatkan adanya efek samping terhadap janin, tetapi belum ada studi terkontrol pada ibu hamil. |
Obat ini hanya boleh digunakan jika besarnya manfaat yang diharapkan melebihi besarnya risiko terhadap janin. | |
Belum diketahui apakah dexamethasone yang terkandung dalam Dexaharsen terserap ke dalam ASI atau tidak. Bila Anda sedang menyusui, jangan menggunakan obat ini tanpa seizin dokter. | |
Bentuk obat | Tablet dan suntik |
Peringatan Sebelum Menggunakan Dexaharsen
Dexaharsen tidak boleh digunakan sembarangan dan harus sesuai dengan resep dokter. Berikut ini adalah hal-hal yang perlu Anda perhatikan sebelum menjalani pengobatan dengan Dexaharsen:
- Beri tahu dokter tentang riwayat alergi yang dimiliki. Dexaharsen tidak boleh digunakan oleh orang yang alergi terhadap dexamethasone atau obat golongan kortikosteroid lain.
- Beri tahu dokter jika pernah atau sedang menderita penyakit infeksi tertentu, seperti infeksi jamur, tuberkulosis, herpes, malaria, atau cacingan. Beri tahu juga jika Anda kontak erat dengan penderita cacar atau campak.
- Beri tahu dokter jika Anda pernah atau sedang menderita penyakit liver, penyakit ginjal, tukak lambung, penyakit tiroid, radang usus, epilepsi, myasthenia gravis, depresi, diabetes, hipertensi, osteoporosis, glaukoma, atau katarak.
- Beri tahu dokter jika memiliki riwayat penyakit jantung, seperti gagal jantung, atau baru saja mengalami serangan jantung.
- Jangan mengonsumsi minuman beralkohol selama menjalani pengobatan dengan dexamethasone, karena dapat meningkatkan risiko terjadinya perdarahan lambung.
- Informasikan kepada dokter jika sedang hamil, berencana untuk hamil, atau sedang menyusui.
- Hindari kontak erat dengan penderita infeksi yang mudah menular, seperti flu, cacar air, atau campak, jika menggunakan Dexaharsen dalam jangka panjang. Dexamethasone di dalam Dexaharsen bisa melemahkan sistem kekebalan tubuh dan meningkatkan risiko Anda terserang infeksi.
- Konsultasikan dengan dokter sebelum menjalani vaksinasi apa pun selama menggunakan Dexaharsen.
- Konsultasikan dengan dokter perihal penggunaan Dexaharsen jika sedang menggunakan obat lain, termasuk suplemen dan produk herbal. Tujuannya adalah untuk menghindari interaksi obat yang tidak diinginkan.
- Beri tahu dokter bahwa Anda sedang menggunakan Dexaharsen sebelum menjalani tindakan medis apa pun.
- Segera ke dokter jika mengalami reaksi alergi obat atau efek samping serius setelah mengonsumsi Dexaharsen.
Dosis dan Aturan Pakai Dexaharsen
Dosis Dexaharsen yang diberikan dokter kepada tiap pasien tergantung pada sediaan obat dan kondisi yang ditangani. Berikut adalah rincian dosis Dexaharsen berdasarkan sediaan obatnya:
Dexaharsen tablet
- Dewasa: 0,75–9 mg per hari, 2–4 kali sehari atau tergantung berat-ringannya penyakit. Dosis bisa ditingkatkan atau diturunkan dari rentang tersebut sesuai dengan respons pasien.
- Anak-anak: ditentukan oleh dokter berdasarkan berat badan.
Dexaharsen suntik
Dexaharsen suntik biasanya digunakan dalam pengobatan penyakit autoimun, seperti rheumatoid arthritis, spondilitis ankilosa, dan lupus. Obat ini juga digunakan dalam penanganan kondisi darurat, seperti alergi berat atau syok anafilaksis.
Cara Menggunakan Dexaharsen dengan Benar
Dexaharsen jenis suntik akan diberikan langsung oleh dokter atau petugas medis di bawah pengawasan dokter. Obat ini disuntikkan ke dalam pembuluh darah atau ke dalam otot pasien.
Jika Anda diresepkan Dexaharsen sediaan tablet, gunakan obat ini sesuai anjuran dokter dan petunjuk penggunaan yang tertera pada kemasan obat. Jangan mengurangi atau menambah dosis yang dikonsumsi kecuali atas saran dari dokter.
Konsumsilah Dexaharsen tablet bersama makanan atau susu untuk mencegah timbulnya sakit perut. Telan tablet Dexaharsen secara utuh dengan bantuan air putih. Jangan membelah atau menggerus obat kecuali diperbolehkan oleh dokter.
Konsumsilah Dexaharsen tablet pada waktu yang sama setiap harinya agar pengobatan efektif. Jika lupa minum obat ini, segera konsumsi begitu teringat. Namun, bila sudah dekat dengan jadwal konsumsi berikutnya, abaikan dan jangan menggandakan dosis.
Jangan menghentikan pengobatan tanpa persetujuan dokter, terutama jika Anda sudah minum Dexaharsen dalam jangka panjang. Hal ini dapat memperburuk kondisi yang sedang diobati atau menyebabkan sindrom putus obat, yang bisa ditandai dengan lemas, kantuk, sakit kepala, atau pusing.
Pada anak-anak, penggunaan obat yang mengandung dexamethasone dalam jangka panjang dapat menyebabkan gangguan pertumbuhan. Oleh karena itu, dexamethasone tidak boleh digunakan kecuali atas petunjuk dari dokter.
Pemeriksaan tumbuh kembang anak secara berkala juga sangat penting untuk dilakukan. Pastikan untuk membawa anak Anda kontrol sesuai jadwal yang ditentukan dokter.
Simpan Dexaharsen di tempat bersuhu ruangan, kering, dan terhindar dari sinar matahari langsung, serta jauh dari jangkauan anak-anak.
Interaksi Dexaharsen dengan Obat Lain
Dexamethasone yang terkandung dalam Dexaharsen dapat menimbulkan interaksi jika digunakan bersama obat-obat tertentu. Efek yang bisa terjadi antara lain:
- Penurunan efektivitas dexamethasone jika digunakan bersama phenytoin, rifampicin, carbamazepine, atau obat golongan barbiturat
- Peningkatan risiko terjadinya efek samping dexamethasone jika digunakan bersama erythromycin, ketoconazole, atau ritonavir
- Peningkatan risiko terjadinya kadar kalium rendah (hipokalemia) apabila digunakan dengan kortikosteroid lain atau obat golongan diuretik
- Peningkatan risiko terjadinya perdarahan jika digunakan bersama obat pengencer darah, seperti warfarin
- Penurunan efektivitas vaksin atau peningkatan risiko terjadinya infeksi dari vaksin
Untuk mencegah terjadinya efek interaksi yang tidak diinginkan, konsultasikan dengan dokter sebelum menggunakan Dexaharsen bersama obat-obat lain.
Efek Samping dan Bahaya Dexaharsen
Mengingat Dexaharsen mengandung dexamethasone, efek samping yang bisa timbul setelah menggunakan obat ini adalah:
- Sakit maag
- Rasa panas di dada (heartburn)
- Sakit kepala
- Gangguan tidur, seperti insomnia
- Nafsu makan meningkat
Sementara itu, penggunaan Dexaharsen jenis suntik bisa menyebabkan nyeri, kemerahan, atau bengkak di area yang disuntikkan obat.
Periksakan diri ke dokter jika keluhan di atas tidak membaik atau makin berat. Segera ke dokter apabila Anda mengalami reaksi alergi setelah mengonsumsi Dexaharsen, atau muncul efek samping serius berikut ini:
- Gejala infeksi, seperti demam atau sakit tenggorokan yang tidak kunjung reda
- Nyeri sendi, tulang, atau otot
- Detak jantung tidak teratur (aritmia)
- Gangguan penglihatan, seperti pandangan buram, penyempitan lapang pandang, atau melihat lingkaran di sekitar sumber cahaya
- Berat badan naik drastis secara tiba-tiba
- Bengkak di wajah, kaki, atau pergelangan kaki
- Perubahan suasana hati atau perilaku yang tidak wajar
- Perubahan siklus menstruasi
- Memar atau perdarahan tanpa sebab yang jelas, termasuk di saluran cerna
- Peningkatan kadar gula darah (hiperglikemia), yang bisa ditandai dengan sangat haus, nafas bau buah, atau frekuensi buang air kecil meningkat
- Pankreatitis, yang bisa ditandai dengan nyeri perut parah yang menjalar ke punggung