Untuk mendiagnosis disentri, dokter akan melakukan tanya jawab terkait gejala yang dialami, makanan yang dikonsumsi dan gaya hidup pasien, serta riwayat kesehatan pasien dan keluarganya.
Selanjutnya, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik, antara lain dengan mengukur suhu tubuh, detak jantung, tekanan darah, dan berat badan pasien. Dokter juga akan memeriksa tanda dehidrasi di kulit pasien dan menekan area perut untuk mendeteksi bagian yang nyeri.
Setelah itu, dokter akan melakukan pemeriksaan penunjang di bawah ini untuk menegakkan diagnosis:
- Pemeriksaan sampel feses di laboratorium, untuk mengetahui apakah disentri disebabkan oleh bakteri atau ameba
- Tes darah, untuk melihat tanda infeksi secara umum, anemia, dan memeriksa fungsi hati
- Pemeriksaan kekebalan antibiotik, untuk mengetahui jenis antibiotik yang cocok untuk pasien
- USG perut, untuk memeriksa komplikasi abses hati yang mungkin terjadi pada disentri ameba
Jika hasil pemeriksaan di atas meragukan, pemeriksaan tambahan seperti kolonoskopi dan biopsi usus dapat dilakukan. Dalam prosedur ini, dokter akan memasukkan selang yang dilengkapi kamera dan lampu (endoskop) melalui anus, untuk melihat kondisi usus dan mengambil sebagian kecil jaringan usus.