Eperisone adalah obat untuk mengatasi ketegangan otot atau melemaskan otot yang kaku sehingga dapat meredakan nyeri otot. Eperisone tidak boleh digunakan sembarangan dan harus dikonsumsi sesuai resep dokter.
Tegang pada otot bisa disebabkan oleh aktivitas fisik yang berlebihan, kurangnya peregangan, dehidrasi, ketidakseimbangan elektrolit, atau gangguan sirkulasi darah. Bisa juga karena penyakit tertentu, seperti cedera tulang belakang, sarat terjepit, penyakit ginjal, atau spondilosis servikal.
Eperisone bekerja dengan cara melemaskan otot rangka, mengurangi kekuatan kontraksi otot, dan otot polos pembuluh darah. Obat muscle relaxant (pelemas otot) ini juga berguna untuk meningkatkan sirkulasi darah dan menekan refleks nyeri. Dengan begitu, rasa sakit dan tegang pada otot bisa berkurang.
Merek dagang eperisone: Eperisone Hydrochloride, Myori, Gasogal, Myonep, Myonal, Myoman, Myonep, Forres, Relaxon, Rizonax, Myobat, Plexion, Simnal, Epesone, Eperisone HCl, Forelax, Eprinoc, Perilax, Estalex, Esprigen, Permyo
Apa Itu Eperisone
Golongan | Obat resep |
Kategori | Muscle relaxant |
Manfaat | Membantu mengurangi rasa sakit, kaku dan tegang akibat kejang otot |
Dikonsumsi oleh | Dewasa |
Eperisone untuk ibu hamil dan menyusui | Kategori N: Belum dikategorikan.Keamanan eperisone untuk ibu hamil belum diketahui secara pasti. Obat ini sebaiknya hanya digunakan sesuai anjuran dokter, jika manfaat yang diharapkan melebihi besarnya risiko.Obat ini tidak boleh dikonsumsi oleh ibu menyusui. |
Bentuk obat | Tablet salut selaput |
Peringatan Sebelum Mengonsumsi Eperisone
Perhatikan beberapa hal berikut sebelum mengonsumsi eperisone:
- Jangan mengonsumsi eperisone jika Anda alergi terhadap obat ini. Beri tahu dokter tentang riwayat alergi yang Anda miliki.
- Jangan mengemudikan kendaraan atau melakukan aktivitas yang membutuhkan kewaspadaan setelah mengonsumsi eperisone, karena obat ini dapat menyebabkan rasa kantuk, lemas, atau pusing.
- Jangan memberikan eperisone pada anak-anak tanpa berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter.
- Beri tahu dokter jika Anda pernah atau sedang menderita penyakit hati.
- Beri tahu dokter jika Anda sedang menggunakan obat lain, termasuk suplemen dan produk herbal, untuk mengantisipasi interaksi obat.
- Beri tahu dokter jika Anda sedang hamil, menyusui, atau merencanakan kehamilan.
- Segera temui dokter jika terjadi reaksi alergi obat atau overdosis setelah mengonsumsi eperisone.
Dosis dan Aturan Pakai Eperisone
Dosis eperisone untuk mengatasi spasme atau ketegangan otot pada orang dewasa adalah 50 mg, 3 kali sehari.
Cara Mengonsumsi Eperisone dengan Benar
Ikuti anjuran dokter dan baca petunjuk penggunaan yang tertera pada kemasan sebelum mengonsumsi eperisone. Jangan menambah dosis atau menggunakan eperisone dalam kurun waktu yang lebih lama daripada yang diresepkan dokter.
Eperisone tablet perlu dikonsumsi setelah makan. Telan tablet dengan utuh, dan jangan mengunyah atau menggigitnya.
Pastikan untuk mengonsumsi eperisone pada waktu yang sama setiap harinya. Bila lupa mengonsumsi eperisone, segera minum obat ini jika jeda dengan jadwal berikutnya belum terlalu dekat. Jika sudah dekat, abaikan dan jangan menggandakan dosis.
Simpan eperisone di tempat kering, sejuk, dan terhindar dari sinar matahari langsung. Jauhkan obat ini dari jangkauan anak-anak.
Interaksi Eperisone dengan Obat Lain
Eperisone dapat berinteraksi dengan obat-obatan tertentu, salah satunya adalah methocarbamol. Penggunaan kedua obat tersebut secara bersamaan dapat meningkatkan risiko terjadinya penglihatan buram.
Untuk mencegah kemungkinan terjadinya efek interaksi yang tidak diinginkan, selalu konsultasikan dengan dokter sebelum Anda menggunakan obat apa pun bersama dengan eperisone.
Efek Samping dan Bahaya Eperisone
Efek samping yang mungkin timbul setelah mengonsumsi eperisone adalah:
- Anemia
- Kantuk
- Lemas
- Pusing atau rasa seperti melayang
- Sakit kepala
- Ruam
- Gatal-gatal
- Nafsu makan menurun
- Mual
- Muntah
- Cegukan
- Kembung
- Sakit perut
- Sembelit atau konstipasi
- Diare
- Tremor
- Jantung berdebar
Konsultasikan ke dokter jika efek samping tersebut tidak kunjung membaik atau justru memburuk. Segera temui dokter jika terjadi reaksi alergi obat atau efek samping yang serius, seperti retensi urine, demam, kulit merah, gatal, dan melepuh, mata bengkak, atau sariawan.