Evolocumab adalah obat untuk membantu menurunkan kadar kolesterol jahat (LDL) dan lemak darah (trigliserida) dalam darah. Obat ini dapat menjaga kadar kolesterol tetap normal sehingga menurunkan risiko terjadinya serangan jantung atau stroke.
Evolocumab bekerja meningkatkan jumlah reseptor LDL di liver. Dengan begitu, jumlah LDL atau kolesterol jahat yang diserap oleh liver akan meningkat dan kolesterol di dalam darah pun akan berkurang.
Evolocumab digunakan untuk mengatasi kolesterol tinggi (hiperkolesterolemia) yang tidak efektif ditangani dengan obat lain. Evolocumab juga bisa dimanfaatkan dalam pengobatan hiperkolesterolemia familial, yaitu jenis hiperkolesterolemia yang diturunkan dari orang tua.
Evolocumab juga digunakan untuk kondisi mixed dyslipidaemia, yaitu peningkatan kadar LDL dan trigliserida yang disertai dengan rendahnya kadar kolesterol baik (HDL).
Merek dagang evolocumab: Repatha
Apa Itu Evolocumab
Golongan | Obat resep |
Kategori | PCSK9 Inhibitor |
Manfaat | Menurunkan kadar kolesterol jahat (LDL) dan trigliserida |
Digunakan oleh | Dewasa dan anak usia ≥12 tahun |
Evolocumab untuk ibu hamil | Kategori B: Studi pada binatang percobaan tidak memperlihatkan adanya risiko terhadap janin, tetapi belum ada studi terkontrol pada ibu hamil. |
Obat ini kemungkinan aman digunakan pada trimester pertama. Namun, tetap konsultasikan dengan dokter jika Anda akan menggunakan obat ini selama masa kehamilan. | |
Evolocumab untuk ibu menyusui | Evolocumab umumnya aman digunakan oleh ibu menyusui karena obat ini tidak berefek pada produksi ASI dan kesehatan bayi yang menyusu. |
Bentuk obat | Suntik |
Peringatan Sebelum Menggunakan Evolocumab
Berikut ini adalah beberapa hal yang perlu Anda perhatikan sebelum menggunakan evolocumab:
- Jangan menggunakan evolocumab jika Anda alergi terhadap obat ini. Beri tahu dokter mengenai semua riwayat alergi Anda.
- Beri tahu dokter jika Anda pernah atau sedang menderita penyakit hati atau penyakit ginjal.
- Informasikan kepada dokter jika Anda memiliki alergi karet atau lateks. Penutup jarum pada alat suntik pre-filled mungkin mengandung lateks atau karet yang dapat menyebabkan reaksi alergi.
- Diskusikan dengan dokter terkait penggunaan obat ini jika Anda sedang hamil, mungkin hamil, merencanakan kehamilan, atau sedang menyusui.
- Beri tahu dokter jika Anda sedang menggunakan obat lain, termasuk suplemen dan produk herbal, untuk menghindari interaksi obat yang tidak diinginkan.
- Informasikan kepada dokter bahwa Anda sedang menggunakan evolocumab jika direncanakan untuk menjalani tindakan medis apa pun, termasuk operasi gigi.
- Segera temui dokter jika mengalami reaksi alergi obat setelah menggunakan evolocumab.
Dosis dan Aturan Pakai Evolocumab
Evolocumab akan diberikan lewat suntikan ke bawah kulit (subkutan/sc) oleh dokter atau petugas medis di bawah pengawasan dokter. Obat ini dapat digunakan sebagai obat tunggal atau digunakan bersama obat-obatan lain, seperti golongan statin.
Berikut ini adalah dosis umum penggunaan evolocumab berdasarkan kondisi pasien:
Kondisi: kadar kolesterol tinggi, hiperkolesterolemia familial tipe ringan (heterozygous), mixed dyslipidaemia
- Dewasa: 140 mg tiap 2 minggu sekali atau 420 mg sebulan sekali, digunakan sebagai pengobatan tunggal atau dikombinasikan dengan obat lain.
Kondisi: hiperkolesterolemia familial tipe berat (homozygous)
- Dewasa dan anak usia ≥12 tahun: Dosis awal 420 mg tiap bulan. Dosis dapat ditingkatkan setelah 12 minggu menjadi 420 mg, 2 minggu sekali. Terapi dilakukan bersama obat penurun kolesterol lain.
Cara Menggunakan Evolocumab dengan Benar
Evolocumab diberikan langsung oleh dokter atau petugas medis dalam pengawasan dokter. Obat ini diberikan melalui suntikan ke bawah kulit (subkutan/SC). Berikut adalah cara menggunakan evolocumab dengan benar:
- Ikuti jadwal pemberian obat yang diberikan oleh dokter.
- Jika dosis 2 mingguan terlambat diberikan selama 7 hari, abaikan dosis yang terlewat dan lanjutkan jadwal semula.
- Jika dosis 1 bulan sekali terlambat diberikan selama 7 hari, segera dapatkan dosis yang terlewat dan mulai jadwal baru berdasarkan suntikan terbaru yang didapatkan.
- Jangan berhenti menjalani pengobatan meskipun gejala sudah dirasa membaik, kecuali jika disarankan oleh dokter.
- Terapkan pola hidup sehat selama menggunakan obat ini, seperti batasi konsumsi makanan tinggi kolesterol, tidak merokok, dan berolahraga secara teratur. Dengan begitu, hasil pengobatan bisa lebih maksimal.
- Pastikan untuk kontrol sesuai dengan jadwal yang diberikan dokter. Hal ini agar efektivitas atau efek samping obat yang mungkin terjadi bisa terpantau.
Jika sudah dilatih dokter untuk menggunakan obat ini secara mandiri, Anda atau keluarga dapat memberikan suntikan sendiri di rumah. Namun, perhatikan hal-hal berikut:
- Gunakan obat ini sesuai dengan yang diarahkan oleh dokter. Jangan menggunakan obat lebih atau kurang dari dosis yang telah ditentukan.
- Suntikkan obat ke bawah kulit di area paha, lengan atas, atau perut.
- Jangan lupa mengganti posisi suntikan, setidaknya 4 cm dari tempat sebelumnya, setiap kali menyuntikkan dosis terbaru.
- Jangan menyuntikkan obat di dekat pusar.
- Jangan berhenti menjalani pengobatan meskipun keluhan sudah dirasa membaik, kecuali jika disarankan oleh dokter.
- Jika bingung atau ragu mengenai apa pun terkait obat ini, tanyakan kepada dokter.
- Simpan obat di dalam kulkas (2–80C) selama belum dipakai.
Interaksi Evolocumab dengan Obat Lain
Belum diketahui secara pasti interaksi yang bisa terjadi jika evolocumab digunakan bersama dengan obat lain. Untuk mengantisipasi interaksi obat, beri tahu dokter semua obat, suplemen, atau produk herbal yang sedang Anda gunakan bersama dengan evolocumab.
Efek Samping dan Bahaya Evolocumab
Beberapa efek samping yang bisa terjadi setelah menggunakan evolocumab adalah:
- Gejala flu, seperti hidung meler, sakit tenggorokan, batuk, atau demam
- Mual
- Diare
- Nyeri pada punggung, sendi, atau otot
- Kemerahan, nyeri, atau memar di area bekas suntikan
Temui dokter jika Anda mengalami efek samping di atas. Segera cari pertolongan medis jika Anda mengalami reaksi alergi obat, yang bisa ditandai dengan bengkak di bibir atau kelopak mata, ruam, kulit gatal, atau sulit bernapas setelah menggunakan evolocumab.