Farsifen adalah obat yang bermanfaat untuk meredakan demam dan nyeri. Kondisi yang bisa diobati dengan obat ini antara lain sakit kepala, nyeri otot, nyeri gigi, nyeri haid, atau nyeri pascaoperasi.

Farsifen memiliki kandungan utama ibuprofen, yang mengurangi peradangan dan rasa sakit dengan cara menghambat pembentukan prostaglandin. Prostaglandin adalah zat alami dalam tubuh yang memicu timbulnya peradangan dan gejalanya, seperti nyeri, demam, kemerahan, dan bengkak.

Farsifen - Alodokter

Jenis dan Kandungan Farsifen

Ada tiga jenis Farsifen yang beredar di Indonesia, yaitu:

1. Farsifen Kaplet

Farsifen Kaplet hanya mengandung satu bahan utama, yaitu ibuprofen. Farsifen Kaplet terbagi dalam 2 varian, yaitu Farsifen Kaplet 200 mg yang dijual sebagai obat bebas terbatas, dan Farsifen Kaplet 400 mg yang dijual sebagai obat resep.

2. Farsifen Forte

Sama seperti Farsifen Kaplet, kandungan utama Farsifen Forte adalah ibuprofen. Akan tetapi, Farsifen Forte berbentuk suspensi dengan kandungan ibuprofen 200 mg di dalam setiap 5 ml suspensi. Obat ini dijual sebagai obat bebas terbatas.

3. Farsifen Plus

Selain mengandung ibuprofen 200 mg, Farsifen Plus juga mengandung paracetamol 350 mg dan kafein 50 mg. Kandungan kafein di dalam obat ini dapat meningkatkan efektivitas ibuprofen dan paracetamol dalam meredakan nyeri.

Oleh karena itu, Farsifen Plus bisa digunakan untuk mengatasi nyeri yang tidak teratasi dengan Farsifen Kaplet atau Farsifen Forte. Obat ini berbentuk kaplet dan dijual sebagai obat bebas terbatas.

Apa Itu Farsifen

Bahan aktif Farsifen Kaplet dan Farsifen Forte: ibuprofen
Farsifen Plus: ibuprofen, paracetamol, kafein
Golongan Obat bebas terbatas dan obat resep
Kategori Obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS), antipretik, dan analgesik
Manfaat Meredakan demam, nyeri, dan peradangan
Dikonsumsi oleh Dewasa dan anak-anak
Farsifen untuk ibu hamil dan menyusui Pada trimester 1 dan 2 kehamilan
Kategori C: Studi pada binatang percobaan memperlihatkan adanya efek samping dari ibuprofen terhadap janin, tetapi belum ada studi terkontrol pada ibu hamil.
Obat ini hanya boleh digunakan jika besarnya manfaat yang diharapkan melebihi besarnya risiko terhadap janin.
Pada trimester 3 dan menjelang persalinan
Kategori D: Ada bukti bahwa kandungan ibuprofen berisiko terhadap janin manusia, tetapi besarnya manfaat yang diperoleh mungkin lebih besar daripada risikonya, misalnya untuk mengatasi situasi yang mengancam jiwa.
Farsifen untuk ibu hamil dan menyusui Kandungan ibuprofen di dalam Farsifen serta paracetamol dan kafein di dalam Farsifen Plus dapat terserap ke dalam ASI.
Bila Anda sedang menyusui, jangan menggunakan obat ini tanpa seizin dokter.
Bentuk obat Kaplet, suspensi

Peringatan sebelum Menggunakan Farsifen

Farsifen tidak boleh digunakan sembarangan. Ada beberapa hal yang harus Anda perhatikan sebelum menggunakan obat ini, yaitu:

  • Jangan menggunakan farsifen jika memiliki alergi terhadap kandungan obat ini. Beri tahu dokter riwayat alergi yang Anda miliki.
  • Jangan menggunakan Farsifen jika Anda pernah atau sedang menderita tukak lambung atau ulkus duodenum yang parah, polip hidung, atau angioedema.
  • Jangan memberikan obat ini kepada anak-anak usia <1 tahun atau anak dengan berat badan <7 kg.
  • Jangan menggunakan Farsifen Plus jika Anda pernah atau sedang menderita aritmia, gangguan kecemasan, atau penyakit liver yang parah.
  • Konsultasikan ke dokter mengenai penggunaan Farsifen jika Anda pernah atau sedang menderita gangguan ginjal, gagal jantung, hipertensi, edema, gangguan pembekuan darah, asma, atau lupus.
  • Konsultasikan ke dokter mengenai penggunaan Farsifen Plus jika Anda sensitif terhadap kafein atau menderita defisiensi G6PD, kecanduan alkohol, epilepsi, malnutrisi, dehidrasi, gangguan ginjal, atau gangguan hati.
  • Diskusikan dengan dokter mengenai penggunaan Farsifen Plus jika Anda pernah atau sedang mengalami kejang, penyakit asam lambung (GERD), atau penyakit jantung.
  • Konsultasikan ke dokter mengenai penggunaan Farsifen jika Anda sedang hamil, menyusui, atau merencanakan kehamilan. Jangan gunakan obat ini bila sedang berada pada trimester ketiga kehamilan.
  • Informasikan kepada dokter jika Anda sedang mengonsumsi obat, suplemen, atau produk herbal tertentu. Hal ini untuk mengantisipasi terjadinya interaksi obat.
  • Beri tahu dokter bahwa Anda sedang menggunakan Farsifen Plus jika Anda direncanakan untuk menjalani operasi, termasuk operasi gigi.
  • Segera temui dokter jika Anda mengalami efek samping serius atau reaksi alergi obat setelah menggunakan Farsifen.

Dosis dan Aturan Pakai Farsifen

Berikut ini adalah dosis Farsifen untuk meredakan nyeri dan peradangan berdasarkan usia pasien, jenis, dan kandungan obat:

Farsifen Kaplet

Farsifen 200 mg

  • Dewasa: 1–2 kaplet dikonsumsi 3–4 kali sehari.

Farsifen 400 mg

  • Dewasa: Dosis umum 1-2 kaplet dikonsumsi 3–4 kali sehari. Dosis maksimal 8 tablet perhari. Farsifen 400 mg digunakan untuk mengatasi nyeri dan peradangan sedang hingga berat. Penentuan dosis harus ditentukan oleh dokter berdasarkan kondisi pasien

Farsifen Forte

  • Dewasa dan anak usia >8 tahun: 5 ml dikonsumsi 3–4 kali sehari.
  • Anak usia 3–7 tahun: 2,5 ml dikonsumsi 3–4 kali sehari.

Farsifen Plus

  • Dewasa dan anak usia >12 tahun: 1 kaplet dikonsumsi 3–4 kali sehari.

Cara Menggunakan Farsifen dengan Benar

Selalu ikuti anjuran dokter dan bacalah informasi yang terdapat pada kemasan obat sebelum menggunakan Farsifen. Agar manfaatnya maksimal, ikuti cara penggunaan Farsifen yang benar di bawah ini:

  • Konsumsilah Farsifen setelah makan untuk menghindari iritasi lambung. Telan Farsifen Kaplet atau Farsifen Plus secara utuh dengan bantuan air putih.
  • Untuk mengonsumsi Farsifen Forte, gunakan sendok takar yang tersedia di dalam kemasan agar dosisnya tepat. Jangan menggunakan sendok makan atau alat takar lain karena dosisnya bisa tidak akurat. 
  • Jika Anda lupa mengonsumsi Farsifen, segera minum obat ini begitu teringat. Namun, jika jeda dengan waktu konsumsi berikutnya sudah dekat, abaikan dosis yang terlewat dan jangan menggandakan dosis selanjutnya.
  • Simpan Farsifen di tempat bersuhu ruangan, kering, dan terhindar dari cahaya matahari langsung. Jauhkan Farsifen dari jangkauan anak-anak.

Interaksi Farsifen dengan Obat Lain

Kandungan ibuprofen di dalam Farsifen dapat menimbulkan sejumlah efek interaksi, antara lain:

  • Peningkatan risiko terjadinya efek samping lithium
  • Penurunan efek obat antihipertensi
  • Peningkatan efek samping obat antibioitik aminoglikosida, seperti gentamicin
  • Penurunan efek obat aspirin pada terapi untuk penyakit jantung koroner atau stroke iskemik
  • Peningkatan risiko terjadinya perdarahan jika digunakan bersama obat pengencer darah, seperti warfarin

Sementara itu, paracetamol dan kafein di dalam Farsifen Plus dapat menyebabkan interaksi obat berupa:

  • Penurunan efektivitas Farsifen Plus jika digunakan bersama cholestyramine
  • Peningkatan penyerapan paracetamol jika digunakan dengan domperidone dan metoclopramide
  • Peningkatan risiko terjadinya efek samping paracetamol jika digunakan dengan probenecid dan isoniazid
  • Peningkatan risiko terjadinya efek samping chloramphenicol
  • Peningkatan risiko terjadinya jantung berdebar digunakan bersama dengan phenylpropanolamine
  • Penurunan efektivitas obat tidur atau obat penghambat beta, seperti atenolol
  • Peningkatan risiko terjadinya efek samping pada jantung jika digunakan dengan ephedrine

Agar aman, diskusikan dengan dokter jika hendak menggunakan Farsifen bersama obat, suplemen, atau produk herbal apa pun.

Efek Samping dan Bahaya Farsifen

Beberapa efek samping yang mungkin muncul setelah menggunakan Farsifen adalah:

Hubungi dokter secara online jika efek ini tidak membaik untuk mendapatkan pengobatan atau saran perawatan. 

Segera cari bantuan medis jika Anda mengalami gejala serius di bawah ini:

  • Nyeri perut yang tidak kunjung hilang
  • Tinja berwarna hitam seperti aspal
  • Muntah berwarna hitam seperti bubuk kopi
  • Nyeri dada yang menjalar ke lengan atau dagu, napas pendek, dan keringat dingin
  • Pembengkakan, terutama di kaki, dan berat badan naik drastis
  • Linglung, kelemahan pada satu sisi tubuh, dan kesulitan berbicara
  • Gangguan penglihatan yang terjadi secara tiba-tiba
  • Sakit kepala yang tidak kunjung hilang, telinga berdenging
  • Gangguan hati, yang bisa ditandai dengan mual, nyeri perut atas, hilang nafsu makan, penyakit kuning, urine berwarna gelap, atau tinja berwarna abu-abu
  • Anemia, yang bisa ditandai dengan kulit pucat, lemas dan lesu, napas pendek, detak jantung cepat, atau sulit berkonsentrasi
  • Gangguan ginjal, yang bisa ditandai dengan frekuensi buang air kecil berkurang atau tidak buang air kecil sama sekali, dan nyeri atau sulit buang air kecil
  • Diare, muntah, detak jantung cepat (palpitasi), atau nyeri dada